medcom.id, Bangkok: Seorang aktivis politik yang memprotes kudeta di Thailand dengan melakukan aksi mogok makan melayangkan gugatan pada pemimpin junta militer Prayuth Chan-Ocha dan beberapa pejabat lainnya. Mereka dinilai mencemarkan dan mengkhianati monarki di Thailand.
Chalad Vorachat, mantan letnan angkatan laut Thailand, menuding pemberlakuan junta militer oleh Prayuth Chan-ocha tidak memiliki landasan kuat.
"Untuk menerapkan hukum militer, sebuah negara harus sedang berada dalam keadaan perang atau ada konflik serius. Izin juga harus didapatkan dari perdana menteri dan raja," tutur Chalad pada sejumlah awak media di luar pengadilan kriminal di Bangkok, Selasa (10/6/2014).
"Namun militer Thailand mengabaikan hal tersebut dan merebut kekuasaan negara," tambah dia seperti dilansir Reuters.
Sejak mengambil alih kekuasaan melalui kudeta pada 22 Mei, militer Thailand memperkuat cengkeramannya di wilayah utara dan timur laut, yang selama ini dikenal sebagai basis loyalis keluarga miliarder Shinawarta.
Beberapa stasiun radio yang digerakkan grup Baju Merah juga telah digerebek, para aktivisnya ditangkap dan rencana unjuk rasa digagalkan pasukan militer.
Di Provinsi Chiang Mai dan Chiang Rai, sedikitnya 20 koordinator Baju Merah ditangkap. Sebagian besar dari mereka telah dibebaskan, namun militer telah berhasil meredam pergerakan grup tersebut dan mengganggu komunikasi jaringan mereka.
medcom.id, Bangkok: Seorang aktivis politik yang memprotes kudeta di Thailand dengan melakukan aksi mogok makan melayangkan gugatan pada pemimpin junta militer Prayuth Chan-Ocha dan beberapa pejabat lainnya. Mereka dinilai mencemarkan dan mengkhianati monarki di Thailand.
Chalad Vorachat, mantan letnan angkatan laut Thailand, menuding pemberlakuan junta militer oleh Prayuth Chan-ocha tidak memiliki landasan kuat.
"Untuk menerapkan hukum militer, sebuah negara harus sedang berada dalam keadaan perang atau ada konflik serius. Izin juga harus didapatkan dari perdana menteri dan raja," tutur Chalad pada sejumlah awak media di luar pengadilan kriminal di Bangkok, Selasa (10/6/2014).
"Namun militer Thailand mengabaikan hal tersebut dan merebut kekuasaan negara," tambah dia seperti dilansir
Reuters.
Sejak mengambil alih kekuasaan melalui kudeta pada 22 Mei, militer Thailand memperkuat cengkeramannya di wilayah utara dan timur laut, yang selama ini dikenal sebagai basis loyalis keluarga miliarder Shinawarta.
Beberapa stasiun radio yang digerakkan grup Baju Merah juga telah digerebek, para aktivisnya ditangkap dan rencana unjuk rasa digagalkan pasukan militer.
Di Provinsi Chiang Mai dan Chiang Rai, sedikitnya 20 koordinator Baju Merah ditangkap. Sebagian besar dari mereka telah dibebaskan, namun militer telah berhasil meredam pergerakan grup tersebut dan mengganggu komunikasi jaringan mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(WIL)