Kapal selam KRI Nanggala-402 saat perayaan HUT TNI 2014 di Surabaya, Jawa Timur. Foto: Medcom.id/Yogi Bayu Aji
Kapal selam KRI Nanggala-402 saat perayaan HUT TNI 2014 di Surabaya, Jawa Timur. Foto: Medcom.id/Yogi Bayu Aji

Kesenyapan Kapal Selam Membuat Sulit Dicari Ketika Hilang

Fachri Audhia Hafiez • 25 April 2021 13:58
Jakarta: Kapal selam dibentuk untuk beroperasi senyap di bawah laut. Faktor tersebut membuat KRI Nanggala-402 sulit ditemukan ketika dinyatakan hilang.
 
"Karena senyap tidak diketahui ketika dia (kapal selam) menghilang. Kesenyapan itu (semakin) susah nyarinya ada di mana," ujar mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais) TNI Laksda (Purn) Soleman Ponto dalam program Crosscheck #FromHome by Medcom.id bertajuk 'Mengungkap Sebab Malapetaka KRI Nanggala', Minggu, 25 April 2021.
 
Menurut dia, ketika kapal mulai menyelam, tidak ada laporan lagi yang bakal disampaikan. Deteksi keberadaan posisi kapal juga dihilangkan. Laporan hanya disampaikan pada jam tertentu. Saat digunakan latihan, waktu untuk melaporkan posisi kapal juga harus disepakati.

"(Kapal selam) melaporkan diri lagi biasanya kalau di Angkatan Laut (AL) itu jam delapan pagi dan jam delapan malam dia laporan," jelas Ponto.
 
Baca: Jokowi: Awak Nanggala-402 Patriot Penjaga Kedaulatan Negara
 
Pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie juga menyampaikan sulitnya menyelamatkan awak kapal selam ketika mengalami kecelakaan di bawah laut. Kedalaman laut menjadi faktor utama.
 
"Kalau pun bisa ditolong, itu susah sekali. Kapal penjemput awak itu enggak mudah menghadapi arus. Apalagi ditolong pun ada risiko arus," jelas Connie.
 
Pencarian KRI Nanggala-402 di perairan utara Bali telah dinaikkan fasenya dari submiss (hilang posisi) menjadi subsunk (surut, tenggelam, atau karam). Kapal selam buatan Jerman pada 1978 itu membawa 53 prajurit terbaik TNI AL.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan