Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menggelar latihan mitigasi tsunami Indian Ocean Wave Exercise (IOWave) 2020. Pelatihan ini dilakukan dalam rangka merespons sistem peringatan dini dan kesiapsiagaan menghadapi bencana tsunami.
Pelaksanaan IOWave telah disepakati dengan tiga skenario, yaitu di Sunda Trench (Indonesia), Andaman Trench (India), dan Makran Trench (Iran). "Indonesia hanya berpartisipasi dalam skenario Sunda Trench, khususnya di selatan Pulau Jawa dengan gempa bumi magnitudo 9,1 kedalaman 10 km (kilometer)," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, Jakarta, Selasa, 6 Oktober 2020.
Kegiatan dua tahunan yang diselenggarakan Intergovernmental Coordination Group/Indian Ocean Tsunami Warning Mitigation System (ICG/IOTWMS)-UNESCO ini dilakukan serentak di berbagai negara sepanjang Samudra Hindia. Berbeda dari pelaksanaan pada 2019, IOWave tahun ini disesuaikan dengan kondisi pandemi covid-19 sehingga dilaksanakan melalui virtual table top exercise.
Baca: Lumajang Diguncang Gempa Magnitudo 5
Menurut Rahmat, IOWave sangat penting dilaksanakan untuk mengevaluasi rantai peringatan dini tsunami dan kesinambungan prosedur operasional standar, serta keterlibatan banyak pihak.
Sementara itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menekankan pentingnya melaksanakan geladi evakuasi, mengingat berdasarkan data BMKG terjadi lonjakan kejadian gempa dalam beberapa tahun terakhir.
"Kejadian gempa bumi sebelum 2017 rata-rata 4.000-6.000 kali dalam setahun, yang dirasakan atau kekuatannya lebih dari 5 sekitar 200 (kali). Namun, setelah 2017 meningkat menjadi lebih dari 7.000 kali dalam setahun. Bahkan 2018 tercatat 11.920 kali kejadian gempa. Ini sebuah lonjakan," jelas Dwikorita.
Menurut dia, hal tersebut perlu diwaspadai. Sebab, sebagian besar tsunami yang terjadi di dunia dipicu oleh gempa.
Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menggelar latihan
mitigasi tsunami
Indian Ocean Wave Exercise (IOWave) 2020. Pelatihan ini dilakukan dalam rangka merespons sistem peringatan dini dan kesiapsiagaan menghadapi bencana tsunami.
Pelaksanaan IOWave telah disepakati dengan tiga skenario, yaitu di Sunda
Trench (Indonesia), Andaman
Trench (India), dan Makran
Trench (Iran). "Indonesia hanya berpartisipasi dalam skenario Sunda Trench, khususnya di selatan Pulau Jawa dengan
gempa bumi magnitudo 9,1 kedalaman 10 km (kilometer)," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, Jakarta, Selasa, 6 Oktober 2020.
Kegiatan dua tahunan yang diselenggarakan
Intergovernmental Coordination Group/Indian Ocean Tsunami Warning Mitigation System (ICG/IOTWMS)-UNESCO ini dilakukan serentak di berbagai negara sepanjang Samudra Hindia. Berbeda dari pelaksanaan pada 2019, IOWave tahun ini disesuaikan dengan kondisi pandemi covid-19 sehingga dilaksanakan melalui virtual
table top exercise.
Baca: Lumajang Diguncang Gempa Magnitudo 5
Menurut Rahmat, IOWave sangat penting dilaksanakan untuk mengevaluasi rantai peringatan dini tsunami dan kesinambungan prosedur operasional standar, serta keterlibatan banyak pihak.
Sementara itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menekankan pentingnya melaksanakan geladi evakuasi, mengingat berdasarkan data BMKG terjadi lonjakan kejadian gempa dalam beberapa tahun terakhir.
"Kejadian gempa bumi sebelum 2017 rata-rata 4.000-6.000 kali dalam setahun, yang dirasakan atau kekuatannya lebih dari 5 sekitar 200 (kali). Namun, setelah 2017 meningkat menjadi lebih dari 7.000 kali dalam setahun. Bahkan 2018 tercatat 11.920 kali kejadian gempa. Ini sebuah lonjakan," jelas Dwikorita.
Menurut dia, hal tersebut perlu diwaspadai. Sebab, sebagian besar tsunami yang terjadi di dunia dipicu oleh gempa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)