medcom.id, Banjarmasin: Ditemukannya puing-puing pesawat serta jenazah korban pesawat AirAsia QZ8501 membuat proses operasi search and rescue (pencarian dan penyelamatan) dilakukan secara besar-besaran.
Di Kalimantan Selatan, sebuah kapal milik Mabes Polri diinstruksikan untuk melakukan penyisiran di wilayah perairan Selatan Karimata, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
Kapal Kutilang 5005 ini pada Rabu (31/12/2014) kemarin, telah melakukan penyisiran di perairan wilayah antara Provinsi Kalimantan Selatan hingga Kalimantan Tengah. Penyisiran sepanjang wilayah selatan Pulau Kalimantan ini dilakukan untuk membantu proses operasi atas musibah jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 yang ditemukan di perairan Pangkalan Bun.
Dengan menurunkan 24 personel, penyisiran ini berharap menemukan serpihan dari pesawat yang telah terhembus ombak ke tepi laut, atau jenazah korban. Namun disayangkan setelah memasuki perairan Kapuas, Kalimantan Tengah, angin berubah dengan cepat, sehingga membuat proses penyisiran menjadi terhambat.
Selain hujan yang cukup deras, gelombang setinggi 2,5 meter akhirnya menjadikan proses penyisiran dihentikan. Sehingga Komandan Kapal Kutilang milik Polri mengambil instruksi untuk balik arah ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
"Bisa dibayangkan bagaimana kondisi daerah perairan Pangkalan Bun, dimana potensi search and rescue bekerja untuk menemukan korban yang sampai saat ini masih banyak belum diketahui," ujar Komandan Kapal Kutilang 5005 AKP Hari Suriadi.
medcom.id, Banjarmasin: Ditemukannya puing-puing pesawat serta jenazah korban pesawat AirAsia QZ8501 membuat proses operasi
search and rescue (pencarian dan penyelamatan) dilakukan secara besar-besaran.
Di Kalimantan Selatan, sebuah kapal milik Mabes Polri diinstruksikan untuk melakukan penyisiran di wilayah perairan Selatan Karimata, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
Kapal Kutilang 5005 ini pada Rabu (31/12/2014) kemarin, telah melakukan penyisiran di perairan wilayah antara Provinsi Kalimantan Selatan hingga Kalimantan Tengah. Penyisiran sepanjang wilayah selatan Pulau Kalimantan ini dilakukan untuk membantu proses operasi atas musibah jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 yang ditemukan di perairan Pangkalan Bun.
Dengan menurunkan 24 personel, penyisiran ini berharap menemukan serpihan dari pesawat yang telah terhembus ombak ke tepi laut, atau jenazah korban. Namun disayangkan setelah memasuki perairan Kapuas, Kalimantan Tengah, angin berubah dengan cepat, sehingga membuat proses penyisiran menjadi terhambat.
Selain hujan yang cukup deras, gelombang setinggi 2,5 meter akhirnya menjadikan proses penyisiran dihentikan. Sehingga Komandan Kapal Kutilang milik Polri mengambil instruksi untuk balik arah ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
"Bisa dibayangkan bagaimana kondisi daerah perairan Pangkalan Bun, dimana potensi search and rescue bekerja untuk menemukan korban yang sampai saat ini masih banyak belum diketahui," ujar Komandan Kapal Kutilang 5005 AKP Hari Suriadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LAL)