medcom.id, Jakarta: Senjata dan amunisi yang tertahan di gudang UNEX Area Kargo Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) adalah milik Korps Brimob Polri. Korps Bhayangkara mengklaim impor senjata dan amunisi tersebut sudah sesuai prosedur.
"Saya nyatakan bahwa barang yang ada di bandara Soekarno Hatta adalah betul milik Polri, barang yang sah semuanya sesuai prosedur," kata Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto di gedung Humas Polri, Jakarta, Sabtu 30 September 2017.
Setyo menjelaskan, 280 senjata jenis Arsenal Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) kal 40x46 mm dibeli melalui pihak ketiga, yakni PT Mustika Duta Mas. Namun Setyo enggan merinci proses pengadaan hingga pelelangannya.
"Semuanya sudah sesuai dengan prosedur, mulai dari perencanaan proses lelang. Kemudian proses berikutnya di-review Staf Irwasum dan BPKP. Pengadaan dan pembelian di (oleh) pihak ketiga dan (termasuk) proses masuk ke Indonesia," ujarnya.
Selain senjata, Polri juga mengimpor amunisi jenis Ammunition Castior 40mm, 40x46mm round RLV-HEFJ sebanyak 5.932 butir. Amunisi itu dikemas dalam 71 box. 70 box diisi 84 butir sedangkan 1 box diisi 52 butir.
Namun, jenderal bintang dua ini membantah jika semua senjata dan amunisi ditahan oleh pihak TNI. Berdasarkan prosedurnya, senjata dan amunisi tersebut harus dikarantina terlebih dahulu dan kemudian diproses oleh Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI.
"Dikarantina kemudian diproses BAIS TNI. Apabila dalam pengecekan tidak sesuai maka dapat di-repost kembali," kilah Setyo.
Mantan Wakabaintelkam Polri itu mengaku sudah membeli senjata dan amunisi sebelumnya. Pembelian itu dilakukan pada 2015 dan 2016 lalu.
"Untuk barang sejenis, ini yang ketiga kali. Tahun 2015 dan 2016 juga pernah masuk," pungkas Setyo.
medcom.id, Jakarta: Senjata dan amunisi yang tertahan di gudang UNEX Area Kargo Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) adalah milik Korps Brimob Polri. Korps Bhayangkara mengklaim impor senjata dan amunisi tersebut sudah sesuai prosedur.
"Saya nyatakan bahwa barang yang ada di bandara Soekarno Hatta adalah betul milik Polri, barang yang sah semuanya sesuai prosedur," kata Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto di gedung Humas Polri, Jakarta, Sabtu 30 September 2017.
Setyo menjelaskan, 280 senjata jenis Arsenal Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) kal 40x46 mm dibeli melalui pihak ketiga, yakni PT Mustika Duta Mas. Namun Setyo enggan merinci proses pengadaan hingga pelelangannya.
"Semuanya sudah sesuai dengan prosedur, mulai dari perencanaan proses lelang. Kemudian proses berikutnya di-
review Staf Irwasum dan BPKP. Pengadaan dan pembelian di (oleh) pihak ketiga dan (termasuk) proses masuk ke Indonesia," ujarnya.
Selain senjata, Polri juga mengimpor amunisi jenis Ammunition Castior 40mm, 40x46mm round RLV-HEFJ sebanyak 5.932 butir. Amunisi itu dikemas dalam 71 box. 70 box diisi 84 butir sedangkan 1 box diisi 52 butir.
Namun, jenderal bintang dua ini membantah jika semua senjata dan amunisi ditahan oleh pihak TNI. Berdasarkan prosedurnya, senjata dan amunisi tersebut harus dikarantina terlebih dahulu dan kemudian diproses oleh Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI.
"Dikarantina kemudian diproses BAIS TNI. Apabila dalam pengecekan tidak sesuai maka dapat di-
repost kembali," kilah Setyo.
Mantan Wakabaintelkam Polri itu mengaku sudah membeli senjata dan amunisi sebelumnya. Pembelian itu dilakukan pada 2015 dan 2016 lalu.
"Untuk barang sejenis, ini yang ketiga kali. Tahun 2015 dan 2016 juga pernah masuk," pungkas Setyo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)