medcom.id, Jakarta : Warga Negara Indonesia (WNI) yang nekat pergi ke Irak dan Suriah untuk gabung ISIS kebanyakan memiliki masalah keluarga. Minimnya kemampuan mengatasi masalah, membuat mereka putus asa dan menganggap masuk ISIS adalah solusi untuk jihad berserah diri kepada Tuhan.
Kepala Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Neneng Haryani mengatakan, pihaknya merehabilitasi 162 WNI eks ISIS. Dari pengakuan mereka, pergi ke Irak dan Suriah untuk berjihad. Namun, setelah didalami oleh tim assesment dan psikolog, ada latar belakang masalah keluarga.
Baca: UU Lama belum Jangkau Gerakan WNI di Suriah
"Kita dalami, ternyata ada yang karena anaknya sakit, rasa malu, putus asa, perseteruan keluarga. Inilah cara yang mereka anggap berserah diri (gabung ISIS)," kata Neneng kepada Metrotvnews.com, Rabu 16 Agustus 2017.
Dengan pergi ke Irak dan Suriah, mereka berharap segala permasalahannya tuntas. Dengan doktrin berserah diri ke jalan Allah melalui jihad. Doktrin inilah yang perlu diluruskan melalui proses deradikalisasi.
Baca: Polri Wajib Monitor WNI dari Suriah
Menurut Neneng, tidak mudah meluruskan faham mereka. Mereka enggan bersosialisasi dengan orang lain yang dianggap tidak sefaham dengannya. "Awalnya mereka tidak mau menjawab salam dari kita," kata Neneng.
Dalam proses deradikalisasi, para WNI eks ISIS ini akan dibekali wawasan kebangsaan dan pemahaman agama yang lurus. Dalam hal ini Kemensos melibatkan tokoh agama yang sudah pernah berada di Irak dan Suriah.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/4KZEZMYk" frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>
medcom.id, Jakarta : Warga Negara Indonesia (WNI) yang nekat pergi ke Irak dan Suriah untuk gabung ISIS kebanyakan memiliki masalah keluarga. Minimnya kemampuan mengatasi masalah, membuat mereka putus asa dan menganggap masuk ISIS adalah solusi untuk jihad berserah diri kepada Tuhan.
Kepala Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Neneng Haryani mengatakan, pihaknya merehabilitasi 162 WNI eks ISIS. Dari pengakuan mereka, pergi ke Irak dan Suriah untuk berjihad. Namun, setelah didalami oleh tim assesment dan psikolog, ada latar belakang masalah keluarga.
Baca:
UU Lama belum Jangkau Gerakan WNI di Suriah
"Kita dalami, ternyata ada yang karena anaknya sakit, rasa malu, putus asa, perseteruan keluarga. Inilah cara yang mereka anggap berserah diri (gabung ISIS)," kata Neneng kepada
Metrotvnews.com, Rabu 16 Agustus 2017.
Dengan pergi ke Irak dan Suriah, mereka berharap segala permasalahannya tuntas. Dengan doktrin berserah diri ke jalan Allah melalui jihad. Doktrin inilah yang perlu diluruskan melalui proses deradikalisasi.
Baca:
Polri Wajib Monitor WNI dari Suriah
Menurut Neneng, tidak mudah meluruskan faham mereka. Mereka enggan bersosialisasi dengan orang lain yang dianggap tidak sefaham dengannya. "Awalnya mereka tidak mau menjawab salam dari kita," kata Neneng.
Dalam proses deradikalisasi, para WNI eks ISIS ini akan dibekali wawasan kebangsaan dan pemahaman agama yang lurus. Dalam hal ini Kemensos melibatkan tokoh agama yang sudah pernah berada di Irak dan Suriah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)