Ilustrasi. Medcom.id
Ilustrasi. Medcom.id

Dikabarkan Tolak Laporan Jurnalis Korban Pelecehan di KRL, Ini Respons Polsek Tebet

Ficky Ramadhan • 19 Juli 2024 13:39
Jakarta: Polsek Tebet merespons kabar penolakan laporan yang dilayangkan jurnalis perempuan polisi terkait dugaan pelecehan di KRL Commuter Line rute Jakarta-Bogor. Kapolsek Tebet Kompol Murodih mengatakan pihaknya menyarankan korban membuat laporan polisi di Polres Metro Jakarta Selatan atau Polda Metro Jaya, bukan di Polsek Tebet.
 
"Kami terima (jurnalis perempuan itu), bukan enggak diterima kan ada komunikasi di sini. Kemudian karena memang arahnya ke pelecehan seksual, kami coba arahkan ke Polda atau mungkin bisa ke Polres yang memang itu ada ranahnya di sana, PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak)," kata Murodih kepada wartawan, Jumat, 19 Juli 2024.
 
Korban, kata Murodih, bersama petugas KRL mendatangi Mapolsek Tebet pada Selasa malam, 16 Juli 2024, usai kejadian. Mereka bertemu dengan sejumlah anggotanya yang sedang piket.

"Ke Renakta Polda, diarahin dari anggota kami. Anggota arahin ke Polda mungkin karena ke Polda jauh, mungkin nih ya, dia ke Polres, karena kan di Polres ada PPA," ujar dia.
 
Baca Juga: Laporan Jurnalis Perempuan jadi Korban Pelecehan di KRL Tak Direspon Polisi, PWI Jaya: Menyedihkan

Sebelumnya, jurnalis magang di Konteks.co.id mengalami kejadian tidak mengenakan di Commuter Line rute Jakarta-Bogor sepulang bertugas.
 
"Selasa 16 Juli 2024 sekitar jam 20.15 WIB, saya naik KA dari arah Stasiun Duren Kalibata menuju Jakarta Kota. Saya duduk sendiri bermain HP dan memasang earphone, saya tidak memperhatikan sekeliling," kata korban.
 
"Ternyata saat kereta melaju dari Stasiun Manggarai menuju ke Cikini, seorang petugas KAI yang sudah selesai bertugas dan memakai jaket bangkit dan berdiri sambil bilang ke saya, 'Mbak, itu divideoin mba sama bapak ini'. Sambil menunjuk ke seorang pria separuh baya," sambung dia.
 
Dia lantas kaget dan bingung yang ternyata di seberangnya seorang bapak yang diketahui berusia 52 tahun sedang memegang handphone dan memvideokan dirinya.
 
"Dari perdebatan antara petugas KA Komuter dengan pria tersebut, si bapak mengelak ada video saya di HP-nya. Saya mencoba untuk bertanya, "Coba saya lihat galeri bapak, apa benar bapak videokan saya?" Bapak itu langsung gemetar," ucap dia.
 
Setelah dicek, ternyata memang ada video dirinya. "Bukan hanya satu video, melainkan ada tujuh video dengan rentang durasi 3-7 menit," ujar dia.
 
Setelah mendapatkan bukti, beberapa petugas KAI dan sekuriti pun membantu mengamankan pelaku dan juga korban di Stasiun Jakarta Kota.
 
"Saat berada di kantor sekuriti dan mengecek HP, kami semua melihat di HP bapak itu ternyata tidak hanya saya saja yang menjadi korban, tetapi banyak juga video korban lainnya. Lebih menjijikan lagi, di memori HP tersebut terdapat 300 lebih video porno," tutur dia.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan