Jakarta: Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani, menyebut Indonesia tak percaya diri menempatkan PMI di berbagai negara. Skema Government to Government yang dilakukan Indonesia selama ini hanya dengan Korea, Jepang dan Jerman.
Dia mengusulkan agar dibuka penempatan PMI di 19 negara lainnya, seperti skema Special Placement Program to Taiwan (SP2T). Namun, kata dia, program SP2T yang tidak dipungut biaya sepeser pun itu, jumlah peminatnya sedikit.
"Kenapa jumlahnya sedikit? Jangan-jangan kesalahan di BP2MI? Jangan-jangan ada oknum di BP2MI yang 'biarlah program yang gak ada biayanya, kempesin saja, kecilin saja agar program yang banyak yang berbiaya. Sama dengan G to G, G to G itu hanya tiga negara, Korea, Jerman dan Jepang. Makanya saya masuk saya usulkan, tambah dong 19 negara," kata Benny, dalam sambutannya saat pelepasan PMI di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin, 4 Maret 2024.
SP2T adalah terobosan baru dalam penempatan PMI melalui Direct Hiring Service Centre (DHSC) Taiwan. Dia menegaskan program ini tanpa biaya apa pun.
"Sedang coba melobi, pendekatan dengan negara lain agar SP2T tidak hanya G to G, tetapi SP2T bisa dimanfaatkan di negara-negara lain," kata Benny.
Benny menilai ada oknum yang hanya ingin membuat pengusaha-pengusaha senang, termasuk pembuat kebijakan. Menurut dia, mindset kebijakan di masa lalu hanya ingin menyenangkan pengusaha.
"Kok negara tidak percaya diri untuk membuka negara seluas-luasnya? BP2MI mewakili negara. Kenapa kita sebagai negara tidak confident, yang ditempatkan negara itu pasti lebih baik. Kenapa sih swasta dibuka ke 80 negara tapi untuk G to G, dikunci, hanya tiga negara," ujar dia.
Jakarta: Kepala Badan Pelindungan
Pekerja Migran Indonesia (
BP2MI), Benny Rhamdani, menyebut Indonesia tak percaya diri menempatkan
PMI di berbagai negara. Skema
Government to Government yang dilakukan Indonesia selama ini hanya dengan Korea, Jepang dan Jerman.
Dia mengusulkan agar dibuka penempatan PMI di 19 negara lainnya, seperti skema
Special Placement Program to Taiwan (SP2T). Namun, kata dia, program SP2T yang tidak dipungut biaya sepeser pun itu, jumlah peminatnya sedikit.
"Kenapa jumlahnya sedikit? Jangan-jangan kesalahan di BP2MI? Jangan-jangan ada oknum di BP2MI yang 'biarlah program yang gak ada biayanya, kempesin saja, kecilin saja agar program yang banyak yang berbiaya. Sama dengan G to G, G to G itu hanya tiga negara, Korea, Jerman dan Jepang. Makanya saya masuk saya usulkan, tambah dong 19 negara," kata Benny, dalam sambutannya saat pelepasan PMI di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin, 4 Maret 2024.
SP2T adalah terobosan baru dalam penempatan PMI melalui
Direct Hiring Service Centre (DHSC) Taiwan. Dia menegaskan program ini tanpa biaya apa pun.
"Sedang coba melobi, pendekatan dengan negara lain agar SP2T tidak hanya G to G, tetapi SP2T bisa dimanfaatkan di negara-negara lain," kata Benny.
Benny menilai ada oknum yang hanya ingin membuat pengusaha-pengusaha senang, termasuk pembuat kebijakan. Menurut dia, mindset kebijakan di masa lalu hanya ingin menyenangkan pengusaha.
"Kok negara tidak percaya diri untuk membuka negara seluas-luasnya? BP2MI mewakili negara. Kenapa kita sebagai negara tidak confident, yang ditempatkan negara itu pasti lebih baik. Kenapa sih swasta dibuka ke 80 negara tapi untuk G to G, dikunci, hanya tiga negara," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(AZF)