Jakarta: Kualitas udara di Jakarta pada Sabtu, 29 Juni 2024, pagi, masuk kategori tidak sehat. Kota metropolitan ini bahkan menempati peringkat ketiga sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia.
Berdasarkan situs pemantau kualitas udara IQAir yang dipantau pada Sabtu pukul 10.51 WIB, Indeks Kualitas Udara (AQI) di DKI Jakarta berada pada angka 166. Sementara partikel halus PM2,5 berada di angka 75 mikrogram per meter kubik.
Konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini bahkan mencapai 13,1 kali lipat dari nilai pedoman kualitas udara tahunan WHO. Dengan kondisi tersebut, IQAir merekomendasikan warga Jakarta menghindari aktivitas di luar ruangan.
Adapun kategori tidak sehat merujuk pada kualitas udara yang bersifat merugikan pada manusia maupun kelompok hewan yang sensitif. Kualitas udara dalam kategori tidak sehat juga bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan dan nilai estetika.
Kualitas udara di Jakarta. Foto: IQAir
Selain Jakarta, Kota Medan juga masuk dalam daftar 10 kota dengan kualitas udara terburuk di dunia. Kota tersebut menempati peringkat ke-10 dan masuk kategori tidak sehat untuk grup sensitif.
Sementara itu, peringkat pertama kota dengan kualitas udara terburuk ditempati oleh Delhi, India. Indeks Kualitas Udara (AQI) di Delhi berada pada angka 189 dengan partikel halus PM2,5 berada di angka 81 mikrogram per meter kubik.
Peringkat kedua adalah Kinshasa, Republik Demokratik Kongo dengan Indeks Kualitas Udara (AQI) berada pada angka 187 dan partikel halus PM2,5 berada di angka 107 mikrogram per meter kubik. Konsentrasi PM2.5 tersebut 21,4 kali lipat dari nilai pedoman kualitas udara tahunan WHO.
Masih dari data yang sama, kota dengan kualitas udara terburuk di dunia urutan keempat yakni Tashkent, Uzbekistan di angka 153 dan urutan kelima yaitu Lahore, Pakistan dengan angka 152.
10 kota dengan kualitas udara terburuk di dunia. Foto: IQAir
Jakarta:
Kualitas udara di
Jakarta pada Sabtu, 29 Juni 2024, pagi, masuk kategori tidak sehat. Kota metropolitan ini bahkan menempati peringkat ketiga sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia.
Berdasarkan situs pemantau kualitas udara IQAir yang dipantau pada Sabtu pukul 10.51 WIB, Indeks Kualitas Udara (AQI) di DKI Jakarta berada pada angka 166. Sementara partikel halus PM2,5 berada di angka 75 mikrogram per meter kubik.
Konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini bahkan mencapai 13,1 kali lipat dari nilai pedoman kualitas udara tahunan WHO. Dengan kondisi tersebut, IQAir merekomendasikan warga Jakarta menghindari aktivitas di luar ruangan.
Adapun kategori tidak sehat merujuk pada kualitas udara yang bersifat merugikan pada manusia maupun kelompok hewan yang sensitif. Kualitas udara dalam kategori tidak sehat juga bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan dan nilai estetika.
Kualitas udara di Jakarta. Foto: IQAir
Selain Jakarta, Kota Medan juga masuk dalam daftar 10 kota dengan kualitas udara terburuk di dunia. Kota tersebut menempati peringkat ke-10 dan masuk kategori tidak sehat untuk grup sensitif.
Sementara itu, peringkat pertama kota dengan kualitas udara terburuk ditempati oleh Delhi, India. Indeks Kualitas Udara (AQI) di Delhi berada pada angka 189 dengan partikel halus PM2,5 berada di angka 81 mikrogram per meter kubik.
Peringkat kedua adalah Kinshasa, Republik Demokratik Kongo dengan Indeks Kualitas Udara (AQI) berada pada angka 187 dan partikel halus PM2,5 berada di angka 107 mikrogram per meter kubik. Konsentrasi PM2.5 tersebut 21,4 kali lipat dari nilai pedoman kualitas udara tahunan WHO.
Masih dari data yang sama, kota dengan kualitas udara terburuk di dunia urutan keempat yakni Tashkent, Uzbekistan di angka 153 dan urutan kelima yaitu Lahore, Pakistan dengan angka 152.
10 kota dengan kualitas udara terburuk di dunia. Foto: IQAir
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WAN)