Ilustrasi
Ilustrasi

Demam Sunscreen Jepang di Indonesia: Feel Enak vs Proteksi Maksimal, Mana yang Menang?

Medcom • 05 Desember 2025 10:32
Jakarta: Di balik kemasan bening dan tekstur ringan, ada sains lembut yang bikin kita betah pakai tiap hari. Kalau kamu merasa makin banyak teman yang tiba-tiba jadi "tim sunscreen Jepang", kamu tidak sendirian. Di timeline, dari review harian sampai obrolan santai, sunscreen Jepang disebut-sebut karena satu hal yang simpel: rasanya enak dipakai.
 
Watery gel, milk yang cepat meresap, hingga essence yang hampir tak terasa — semuanya dirancang supaya kita mau reapply tanpa mikir dua kali. Nama-nama kreator yang suka bahas budaya dan beauty Jepang, termasuk Miharu Julie, sering ikut memantik rasa penasaran itu. Kalau kamu butuh rute cepat mengikuti update-nya, biasanya warganet membagikan link alternatif untuk memudahkan.
 

Kenapa Tekstur Jadi Bintang

Di iklim lembap seperti Indonesia, kita minta dua hal dari sunscreen: tidak lengket dan tidak berat. Sunscreen Jepang biasanya menang di sini. Banyak formulanya mengandalkan alkohol kosmetik yang cepat menguap, polimer "film former" yang membuat lapisan tipis tak terasa, plus partikel penyerap minyak agar finish-nya halus. Hasilnya? Nyaman di kulit, makeup lebih nempel, dan keringat tidak bikin wajah licin.
 
Tetapi kenyamanan saja tidak cukup. Kita tetap butuh proteksi stabil dari UVA/UVB, terutama UVA panjang (PA) yang diam-diam mempercepat penuaan dan hiperpigmentasi. Di sinilah perbandingan filternya menarik.
 

Filter UV: Bedanya Apa?

• Filter organik modern (kimia) seperti Uvinul A Plus, Tinosorb S, atau Uvinul T 150 terkenal efektif dan relatif minim white cast. Banyak sunscreen Asia, termasuk Jepang, memakai kombinasi filter modern dan klasik (octinoxate, avobenzone yang distabilkan) untuk menutup spektrum UV secara luas.

• Filter mineral (fisik) seperti zinc oxide dan titanium dioxide cenderung lebih "aman" untuk kulit super sensitif, tapi berpotensi meninggalkan white cast — kecuali jika dipakai dalam bentuk mikronized/nano dan dibantu pigmen penyatu warna.
 
Sunscreen Jepang sering bermain di filter organik yang terasa "invisible" di kulit, itulah kenapa "feel enak" sangat menonjol. Sementara beberapa produk Barat/Eropa menonjolkan klaim uji standar ketat (water resistant 40/80 menit, proteksi UVA/PPD terukur), meski belakangan banyak brand Jepang juga mencantumkan PA++++ dan uji tahan air. Intinya: bukan soal siapa lebih "benar", tetapi bagaimana formula menyatu dengan kebiasaan harianmu.
 

No White Cast: Mitos vs Realita

Kenapa no white cast? Karena dominasi filter organik, finishing watery, dan penggunaan partikel difuser cahaya. Hasilnya rata di kulit medium–gelap tanpa abu-abu.
 
Kapan white cast masih muncul? Pada sunscreen mineral murni atau hybrid dengan persentase mineral tinggi. Warna kulit dengan melanin lebih banyak bisa tampak keabuan jika pigmennya tidak diimbangi. Tips kecil: cari versi tinted/gelap atau formula hybrid yang "blurring", atau lapis tipis lalu reapply bertahap.
 

Performa di Iklim Lembap Indonesia

• Keringat dan sebum: Polimer film dan silica membantu "mengunci" filter di permukaan, jadi tidak gampang luntur saat wajah lembap. Namun bila kamu banyak berkeringat atau berhijab seharian, reapply tetap krusial.
 
• Aktivitas outdoor: Cari label water resistant atau waterproof. Banyak sunscreen Jepang punya ikon uji keringat/air, meski standarnya bisa berbeda dari label AS/EU. Praktiknya, gunakan jumlah cukup (dua jari untuk wajah-leher), tunggu kering, dan reapply tiap 2–3 jam.
 
• Kulit berjerawat/sensitif: Pilih yang bebas fragrance kuat, alkoholnya tidak bikin perih, dan perhatikan sensasi tingling. Patch test dulu. Kalau super reaktif, coba mineral modern yang ditint agar tidak abu-abu.
 

Feel Enak vs Proteksi Maksimal: Harus Pilih Salah Satu?

Sebenarnya tidak. Konsepnya sederhana: proteksi maksimal yang tidak dipakai konsisten tetap kalah dari proteksi cukup yang dipakai tiap hari. Jika tekstur ringan bikin kamu rajin reapply, itu sudah kemenangan besar. Kuncinya:
  • Pastikan SPF 50+/PA++++ untuk pemakaian harian di Indonesia.
  • Cek klaim water resistance jika banyak outdoor/sport.
  • Gunakan jumlah yang cukup dan ulangi. Feel membantu konsistensi.
  • Sesuaikan dengan rutinitas: butuh under makeup? Pilih finish semi-matte; kulit kering? Essence atau milk yang lebih emollient.

Peran Komunitas dan Referensi Pop

Kalau kamu suka menelusuri tren Jepang — dari skincare, musik, sampai street food — kamu mungkin sering menemukan rekomendasi produk bertebaran di sebuah situs populer bertema Jepang.
 
Nama-nama yang akrab di telinga seperti Miharu Julie sering hadir di percakapan online seputar budaya pop dan pilihan sehari-hari, termasuk sunscreen yang "berasa Jepang banget": praktis, efisien, dan enak dipakai. Kita tidak selalu butuh daftar panjang bahan aktif; kadang, testimoni ringan dan kebiasaan reapply yang konsisten justru lebih menentukan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(yyy)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan