Ilustrasi. medcom.id
Ilustrasi. medcom.id

Mengenal Metode Hisab dan Rukyatul Hilal dalam Penentuan Awal Ramadan

Adri Prima • 28 Februari 2024 16:42
Jakarta: Di Indonesia, untuk menentukan hari pertama Ramadan, terdapat dua metode yakni hisab (perhitungan) dan rukyatul hilal.
 
Maka dari itu, terkadang terjadi perbedaan hasil metode perhitungan dari beberapa lembaga seperti Muhammadiyah yang menggunakan metode hisab dan Nadhlatul Ulama yang memakai metode rukyatul hilal.

Metode hisab


Metode hisab digunakan oleh Muhammadiyah untuk menentukan awal Ramadan. 
 
Para ulama tersebut menentukan awal Ramadan menggunakan perhitungan astronomi dan matematis untuk menghitung posisi bulan guna mengetahui awal bulan Hijriah.

Metode hisab dilakukan berdasarkan perhitungan gerak matahari dan bulan di Surat Ar Rahman ayat 5 serta surat Yunus ayat 5. 
 
Surat Ar Rahman ayat 5
 
Mengenal Metode Hisab dan Rukyatul Hilal dalam Penentuan Awal Ramadan
 
Ashshamsu walqamaru bihusbaan
 
Artinya: "Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan"
 
Surat Yunus ayat 5
 
Mengenal Metode Hisab dan Rukyatul Hilal dalam Penentuan Awal Ramadan
 
Artinya: "Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan demikian itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui."
 
Metode hisab dianggap lebih praktis dan diklaim akurat, namun tetap ada sejumlah kriteria yang harus dipenuhi.
 
Kriteria pertama yaitu terjadi ijtimaj. Kriteria kedua adalah ketika ijtimaj terjadi sebelum matahari terbenam. Kriteria yang ketiga yaitu piringan atas bulan posisinya di ufuk ketika saat matahari terbenam. Bila ketiga unsur itu terpenuhi, maka ulama bisa menentukan awal Ramadan.

Metode Rukyatul Hilal


Rukyatul hilal adalah kegiatan merukyah atau mengamati hilal (bulan sabit pada fase awal bulan baru) secara langsung. Metode ini umumnya digunakan oleh para ulama Nadhatul Ulama (NU), yakni dengan mata telanjang dan bantuan teleskop. 
 
Metode ini berdasarkan Surat Al Baqarah ayat 189:
 
Mengenal Metode Hisab dan Rukyatul Hilal dalam Penentuan Awal Ramadan
 
Yas'aluunaka 'anil ahillati qul hiya mawaaqiitu linnaasi wal Hajj; wa laisal birru bi an taatul buyuuta min zuhuurihaa wa laakinnal birra manit taqoo; waatul buyuuta min abwaa bihaa; wattaqullaaha la'allakum tuflihuun
 
Artinya: "Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang bulan sabit. Katakanlah, "Itu adalah (penunjuk) waktu bagi manusia dan (ibadah) haji…"
 
Melihat hilal biasa dilakukan setelah matahari terbenam pada malam ke-30 dari bulan yang sedang berjalan. Artinya, jika malam ini hilal terlihat, maka besok adalah tanggal 1 bulan baru. 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(PRI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan