medcom.id, Jakarta: Tak hanya dikenal sebagai ahli survei dan konsultan politik, Denny Januar Ali, juga punya perhatian terhadap manajemen haji. Pascatragedi Mina pada 24 September lalu, Denny mengusulkan tiga cara agar ke depan jemaah haji bisa khusuk beribadah tanpa khawatir akan terjadi peristiwa mematikan.
"Selaku negara yang paling banyak umat Muslimnya, pemerintah Indonesia perlu melobi pemerintah Arab Saudi agar mereformasi manajemen penyelenggaraan haji melalui tiga cara yang out of the box," kata Denny memulai keterangan pers yang diterima Minggu (27/9/2015).
Pertama, ia mengusulkan agar pemerintah Arab Saudi menambah jumlah hari yang sah untuk berhaji. Selama ini diyakini hari yang sah berhaji hanya lima hari efektif, yakni dari 9 hingga 13 Dzulhijjah.
"Apa jadinya jika 1,5 juta calon haji menumpuk di lima hari itu? Apa jadinya jika yang menumpuk di lima hari itu bertambah dari 1,5 juta ke 3 juta, 5 juta, atau bahkan 10 juta? Ini hal yang tak terhindari karena populasi Muslim dunia juga semakin bertambah," kata Denny.
Ia mengusulkan agar kalender haji menjadi 60 hari. Mengutip intelektual Islam, Masdar Masudi, perluasan hari haji sah. "Ini akan menjadi solusi sangat ampuh untuk mengurangi konsentrasi massa di satu titik dan di satu waktu," kata pendiri Lingkaran Survei Indonesia itu.
Kedua, mengubah arsitektur Mina. Dia melihat umumnya kecelakaan yang menewaskan ratusan calon haji terjadi di Mina. Sejak 1980, sudah terjadi delapan kali tragedi yang menelan lebih dari seratus nyawa.
"Harus ada reformasi arsitektural yang akhirnya bisa membantu area Mina lebih aman untuk massa yang berdesakan," katanya.
Ketiga, modernisasi manajemen haji. Denny menyarankan agar pemerintah Arab Saudi menata kembali manajemen haji, baik dari jumlah, standar operasinal prosedur dalam bekerja, hingga kualitas sumber daya manusianya.
"Saatnya pemerintah Arab Saudi mengundang ahli manajemen tingkat dunia untuk membantu membuatkan SOP manajemen haji," katanya.
Khusus untuk prosesi di Mina, Denny mengusulkan agar pemerintah Arab Saudi melibatkan manajemen multinasional. "Yang bisa ikut membantu arus massa di sana, tak hanya aparat Saudi, tapi juga kerja sama dengan staf berpengalaman dari berbagai negara," ujar dia.
medcom.id, Jakarta: Tak hanya dikenal sebagai ahli survei dan konsultan politik, Denny Januar Ali, juga punya perhatian terhadap manajemen haji. Pascatragedi Mina pada 24 September lalu, Denny mengusulkan tiga cara agar ke depan jemaah haji bisa khusuk beribadah tanpa khawatir akan terjadi peristiwa mematikan.
"Selaku negara yang paling banyak umat Muslimnya, pemerintah Indonesia perlu melobi pemerintah Arab Saudi agar mereformasi manajemen penyelenggaraan haji melalui tiga cara yang out of the box," kata Denny memulai keterangan pers yang diterima Minggu (27/9/2015).
Pertama, ia mengusulkan agar pemerintah Arab Saudi menambah jumlah hari yang sah untuk berhaji. Selama ini diyakini hari yang sah berhaji hanya lima hari efektif, yakni dari 9 hingga 13 Dzulhijjah.
"Apa jadinya jika 1,5 juta calon haji menumpuk di lima hari itu? Apa jadinya jika yang menumpuk di lima hari itu bertambah dari 1,5 juta ke 3 juta, 5 juta, atau bahkan 10 juta? Ini hal yang tak terhindari karena populasi Muslim dunia juga semakin bertambah," kata Denny.
Ia mengusulkan agar kalender haji menjadi 60 hari. Mengutip intelektual Islam, Masdar Masudi, perluasan hari haji sah. "Ini akan menjadi solusi sangat ampuh untuk mengurangi konsentrasi massa di satu titik dan di satu waktu," kata pendiri Lingkaran Survei Indonesia itu.
Kedua, mengubah arsitektur Mina. Dia melihat umumnya kecelakaan yang menewaskan ratusan calon haji terjadi di Mina. Sejak 1980, sudah terjadi delapan kali tragedi yang menelan lebih dari seratus nyawa.
"Harus ada reformasi arsitektural yang akhirnya bisa membantu area Mina lebih aman untuk massa yang berdesakan," katanya.
Ketiga, modernisasi manajemen haji. Denny menyarankan agar pemerintah Arab Saudi menata kembali manajemen haji, baik dari jumlah, standar operasinal prosedur dalam bekerja, hingga kualitas sumber daya manusianya.
"Saatnya pemerintah Arab Saudi mengundang ahli manajemen tingkat dunia untuk membantu membuatkan SOP manajemen haji," katanya.
Khusus untuk prosesi di Mina, Denny mengusulkan agar pemerintah Arab Saudi melibatkan manajemen multinasional. "Yang bisa ikut membantu arus massa di sana, tak hanya aparat Saudi, tapi juga kerja sama dengan staf berpengalaman dari berbagai negara," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)