Ilustrasi. Medcom.id/M Rizal.
Ilustrasi. Medcom.id/M Rizal.

Rokok Elektrik Dinilai Lebih Aman Ketimbang Tembakau

03 Mei 2019 02:47
Jakarta: Beberapa penelitian telah mencari solusi untuk mengurangi bahaya rokok tembakau. Salah satunya artikel pengamat dan praktisi kesehatan dunia Robert H. Shmerling yang mengulas studi dari National Institute for Health Research (NIHR) Health Technology Assessment Programme yang dipimpin Peter Hajek.
 
Dalam artikelnya, Shmerling menilai rokok elektrik dan vape atau yang juga dikenal sebagai Electronic Nicotine Delivery Systems (ENDS) lebih aman untuk berhenti serta mengurangi jejak beracun yang disebabkan oleh rokok tembakau. Rokok elektrik dan vape dianggap mampu mengurangi secara drastis masalah batuk yang kerap timbul perokok konvensional.
 
"ENDS bisa menjadi pilihan yang layak bagi para perokok untuk mengurangi bahaya yang ditimbulkan dari aktivitas merokok yang sulit dihentikan bagi banyak perokok," tulis Shmerling dalam artikelnya, Jakarta, Kamis, 2 Mei 2019.

Penelitian itu diyakini memperkuat anggapan produk tembakau alternatif seperti ENDS bisa melindungi perokok aktif dan pasif dari bahaya merokok. Namun butuh pendekatan kesehatan masyarakat yang lebih terbuka terhadap teknologi dan inovasi baru untuk mengadopsi produk tembakau alternatif secara menyeluruh.
 
Menyoal bahaya asap rokok, dokter spesialis paru-paru Rumah Sakit MRCCC Siloam Hospital Semanggi Sita Laksmi Andarini menyebutkan bahwa asap rokok berbahaya bagi kesehatan perokok aktif dan pasif sekaligus. Keduanya punya risiko kesehatan kanker yang sama atas asap rokok tembakau.
 
"Perokok aktif akan menghirup asap rokok dalam saluran pernapasan mereka, akan tetapi di sisi lain perokok pasif menghirup sisa residu asap rokok bahkan dengan partikel yang lebih kecil dimana hal tersebut dapat langsung masuk pada pembuluh darah dan jaringan tubuh lainnya. Hal ini dapat meningkatkan risiko penyakit sistemik bagi para perokok pasif," jelas dia.
 
Kencana Indrishwari salah satunya. Sebagai perokok pasif lantaran sehari-harinya berada di lingkungan perokok, kehidupannya hampir terenggut akibat asap rokok yang telah berdampak pada jantungnya.
 
"Setelah 10 tahun terpapar dengan asap rokok, barulah saya sadar bahwa asap rokok merupakan penyebab dari seluruh masalah kesehatan saya," ungkap Kencana.
 
Sejak saat itu Kencana aktif berkampanye untuk perlindungan perokok pasif, terutama wanita. Ia membangun Jaringan Perempuan Peduli Pengendalian Tembakau (JP3T) dan Aliansi Masyarakat Korban Rokok Indonesia (AMKRI), grup yang ada di belakang kampanye #MelawanRokok.
 
Jejak beracun asap rokok meluas, tak hanya perokok pasif (second-hand smokers), risiko kesehatan juga bisa menyerang orang yang terpapar dari gas beracun dan partikel-partikel lainnya yang tertinggal lama dari aktivititas rokok pada permukaan-permukaan tertentu seperti dinding rumah (third-hand smoker).
 
Berdasarkan studi yang dilakukan Universitas San Diego pada 2011 lalu, ditemukan bahwa penghuni nonperokok yang tinggal di rumah perokok terdapat residu pada jari dari urin mereka. Partikel asap rokok ternyata masih dapat terhirup walau sudah tidak ada aktivitas rokok di dalam rumah tersebut.
 
Pemimpin utama studi ini, George Matt, meminta masyarakat untuk melindungi second-hand dan third-hand smoker dari dampak buruk asap rokok dan jejak partikelnya. Solusi terbaik adalah berhenti merokok.
 
Namun, bila hal tersebut sulit dilakukan, dia meminta semua pihak untuk dapat mencari cara lain. Salah satunya bisa dilakukan dengan produk-produk alternatif yang dapat membantu perokok untuk berhenti serta mengurangi jejak beracun yang disebabkan oleh merokok.
 
"Produk tembakau alternatif seperti rokok elektrik dan vape dapat memberikan bukti tambahan bagi pemerintah untuk melihat ENDS sebagai solusi alternatif dalam mengurangi bahaya yang ditimbulkan dari aktivitas merokok," tutup dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan