Ilustrasi pesawat airasia--REUTERS/Edgar Su
Ilustrasi pesawat airasia--REUTERS/Edgar Su

Mana Ada Pilot Ikut Briefing Cuaca Sebelum Terbang?

K. Yudha Wirakusuma • 03 Januari 2015 15:46
Metrotvnews, Jakarta: Mantan Direktur utama PT Merpati Nusantara Sardjono Jhony Tjitrokusumo mengatakan bahwa tidak pernah ada seorang pilot yang akan lepas landas, mendapatkan briefing cuaca. Info cuaca sudah printout dari system yang digunakan maskapai.
 
"Mana ada pilot ikut briefing cuaca, sebelum terbang? Semua Airline di dunia pilotnya self briefing!. Info cuaca sudah printout dari system yang digunakan maskapai, sudah disiapkan saat persiapan terbang, jangan ngarang, lalu bilang salah pilot, karena tidak ikut briefing. Tidak ada prosedur itu. Dan tidak perlu ada," kata Mantan Direktur utama PT Merpati Nusantara Sardjono Jhony Tjitrokusumo, melalui BlackBerry Massanger, Sabtu (3/1/2014).
 
Bayangkan, lanjutnya, kalau semua penerbangan pilotnya di briefing cuaca oleh BMKG, mau antri di mana? Berapa orang yang briefing?. "Sudah dong...sabar, tunggu KNKT dengan hasilnya, jangan konyol apalagi yang tidak mengerti soal penerbangan," tuturnya.
 
Ambil pelajarannya nanti agar tragedi serupa tidak terulang. Ingat, jangan nampang di atas duka orang lain, duka keluarga korban. "Berdosa kalian nantinya. Maaf saya tidak tahan untuk broadcast ini, karena komentar dan analisa media sudah masuk area memalukan," tutupnya.

Sebelumnya diketahui  Menteri Perhubungan Ignasius Jonan memarahi seorang direktur AirAsia. Penyebabnya, sang direktur menilai pilot tidak perlu di-briefing soal cuaca sebelum terbang.
 
Cerita itu berawal saat Jonan inspeksi mendadak ke sejumlah kantor penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Jumat 2 Januari kemarin. Jonan ingin memastikan semua maskapai mematuhi standar prosedur penerbangan.
 
Pertama, Jonan mampir ke kantor AirAsia. Bekas Dirut PT Kereta Api Indonesia itu menyaksikan persiapan pilot sebelum terbang. Jonan menanyakan bagaimana cara pilot mendapat update informasi cuaca.
 
Salah seorang direktur Air Asia menjelaskan, selama ini pihaknya mendapat info cuaca dengan men-download dari website Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kemudian pilot memahami sendiri, tanpa penjelasan langsung dari flight operation officer (FOO).
 
"Itu (download-Red.) yang sudah berlaku secara internasional. Mengambil info cuaca secara fisik dari BMKG itu cara tradisional," kata direktur itu.
 
Jonan manggut-manggut. "Kalau itu cara tradisional, kenapa Anda masih ambil laporan cuaca BMKG jam tujuh, setelah pesawat Anda terbang?" tanya Jonan, merujuk pada kasus pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh pada Minggu 28 Desember lalu. "Itu ya karena tradisional saja Pak," jawab sang direktur. Jonan mengernyitkan kening. Dia tak suka dengan jawaban itu. "Kalau ada aturan Anda harus patuh, jangan coba-coba melawan. Bisa saya cabut izin Anda."
 
"Siap Pak, kami siap mengikuti semua regulasi dari Bapak," jawab direktur itu.
 
Jonan lalu bertanya pada seorang pilot senior AirAsia. "Anda lebih suka di-brief secara langsung oleh FOO atau membaca sendiri?" "Kami lebih suka di-brief langsung Pak," jawab pilot tersebut.
 
Jonan mengingatkan AirAsia agar melaksanakan briefing langsung kepada pilot yang akan terbang. Termasuk briefing tentang kondisi cuaca. "Kalau jumlah FOO kurang, ya harus tambah. Keselamatan memang mahal, tapi kalau celaka seperti kemarin, lebih mahal lagi. Nyawa manusia tidak ternilai harganya," jelas Jonan.
 
Dari AirAsia, Jonan melanjutkan sidak ke kantor maskapai Garuda Indonesia. Jonan menyaksikan FOO mem-briefing pilot yang akan terbang.
 
Menurut Dirut Garuda Arif Wibowo, Garuda sangat ketat melaksanakan standar operasional prosedur (SOP). Saat sidak ke kantor operasional Lion Air, Jonan juga menyimak pilot sedang di-briefing.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan