medcom.id, Kumai: Hari ketujuh proses evakuasi korban dan pesawat AirAsia QZ8501 terus dilakukan. Tak hanya Baruna Jaya milik BPPT, KN Jadayat milik Kementerian Perhubungan, turut melakukan proses evakuasi yang difokuskan pencarian badan pesawat serta kotak hitam (black box).
Direktur Kenavigasian A. Tonny Budiono dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan mengatakan, bahwa KN Jadayat akan menuju lokasi sektor khusus evakuasi di luar empat sektor yang ditentukan sebelumnya.
"Ini ke sektor khusus, diluar yang emapt sektor. Jadi dipersempit ruangnya," kata Tonny kepada Metrotvnews.com, di KN Jadayat, Kumai, Kotawaringin Barat, Kalimatan Tengah, Sabtu (3/1/2015).
Sambung Tonny, dalam kapal buatan tahun 2002 ini telah membawa tiga alat canggih serupa yakni, Multibeam Echo Sounder, Side Scan Sonar, dan Pingger Locator.
Tonny menguraikan, alat-alat tersebut digunakan portable. Nantinya di titik evakuasi, akan ditarik berbareng-barengan sehingga diharapkan bisa mendatangkan sinyal keberadaan badan pesawat nahas tersebut, termasuk kotak hitam.
Untuk mengoperasikan alat tersebut, tim KNKT Indonesia sebanyak dua orang turut serta dalam KN Jadayat. Sementara itu, tim KNKT Singapura sebanyak 11 orang membantu pencarian bangkai pesawat dan black box.
Tak hanya KN Jadayat, Kementerian menerjunkan 10 kapal lainnya. Dengan rincian, 7 kapal untuk navigasi dan 4 kapal untuk Kesatuan Penjagaan dan Pantai.
Sambung Tonny menuturkan, di KN Andromeda milik Menhub juga terpasang Infrared Sounder yang juga akan mendeteksi keberadaan bangkai pesawat.
Dia mengatakan, bahwa pencarian kali ini bukanlah yang pertama. Sebelumnya KN Jadayat juga telah melakukan pencarian. "Kita sudah berangkat kemarin, karena cuaca buruk kita balik lagi ke Kumai sekaligus survei logistik. Saat ini cuaca bagus, kita langsung go lagi. Mudah-mudahan, cuaca bagus begini sehari bisa kita temukan," jelasnya.
medcom.id, Kumai: Hari ketujuh proses evakuasi korban dan pesawat AirAsia QZ8501 terus dilakukan. Tak hanya Baruna Jaya milik BPPT, KN Jadayat milik Kementerian Perhubungan, turut melakukan proses evakuasi yang difokuskan pencarian badan pesawat serta kotak hitam (black box).
Direktur Kenavigasian A. Tonny Budiono dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan mengatakan, bahwa KN Jadayat akan menuju lokasi sektor khusus evakuasi di luar empat sektor yang ditentukan sebelumnya.
"Ini ke sektor khusus, diluar yang emapt sektor. Jadi dipersempit ruangnya," kata Tonny kepada Metrotvnews.com, di KN Jadayat, Kumai, Kotawaringin Barat, Kalimatan Tengah, Sabtu (3/1/2015).
Sambung Tonny, dalam kapal buatan tahun 2002 ini telah membawa tiga alat canggih serupa yakni, Multibeam Echo Sounder, Side Scan Sonar, dan Pingger Locator.
Tonny menguraikan, alat-alat tersebut digunakan portable. Nantinya di titik evakuasi, akan ditarik berbareng-barengan sehingga diharapkan bisa mendatangkan sinyal keberadaan badan pesawat nahas tersebut, termasuk kotak hitam.
Untuk mengoperasikan alat tersebut, tim KNKT Indonesia sebanyak dua orang turut serta dalam KN Jadayat. Sementara itu, tim KNKT Singapura sebanyak 11 orang membantu pencarian bangkai pesawat dan black box.
Tak hanya KN Jadayat, Kementerian menerjunkan 10 kapal lainnya. Dengan rincian, 7 kapal untuk navigasi dan 4 kapal untuk Kesatuan Penjagaan dan Pantai.
Sambung Tonny menuturkan, di KN Andromeda milik Menhub juga terpasang Infrared Sounder yang juga akan mendeteksi keberadaan bangkai pesawat.
Dia mengatakan, bahwa pencarian kali ini bukanlah yang pertama. Sebelumnya KN Jadayat juga telah melakukan pencarian. "Kita sudah berangkat kemarin, karena cuaca buruk kita balik lagi ke Kumai sekaligus survei logistik. Saat ini cuaca bagus, kita langsung go lagi. Mudah-mudahan, cuaca bagus begini sehari bisa kita temukan," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AND)