medcom.id, Jakarta: Sebanyak 60 unit komputer Rumah Sakit Dharmais terserang virus Ransomware WannaCry. Kepala Humas RS Dharmais Chaeruddin mengatakan, komputer yang terkena virus didominasi komputer pribadi.
"Kebanyakan yang kena komputer personal bukan komputer untuk melayani pasien," kata Chaeruddin saat ditemui di RS Dharmais, Jalan S Parman, Jakarta Barat, Selasa, 16 Mei 2017.
Chaeruddin menjelaskan, saat kejadian banyak komputer yang terhubung dengan jaringan internet. Virus Ransomware WannaCry kemudian mengunci seluruh data komputer.
Rumah sakit kanker nasional ini memiliki sekitar 600 unit komputer. Namun, Chaeruddin memastikan data pasien yang berada dalam komputer itu aman. "Data pasien sudah kami backup. Kami juga punya tiga komputer lain yang berisi data. Itu tidak apa-apa," tuturnya.
Ransomware adalah jenis malicious software atau malware yang menyerang komputer korban dengan cara mengunci komputer korban atau melakukan enkripsi semua data sehingga tak bisa diakses.
Untuk membukanya, korban harus membayar USD300 dalam bentuk mata uang virtual Bitcoin atau setara Rp4 juta.
Manajemen RS Dharmais sendiri menyatakan ogah membayar uang tebusan. Chaeruddin menuturkan rumah sakit pemerintah tak bisa menggunakan anggaran semena-mena. "Lagi pula kami memiliki backup data pasien," ujar dia.
medcom.id, Jakarta: Sebanyak 60 unit komputer Rumah Sakit Dharmais terserang virus
Ransomware WannaCry. Kepala Humas RS Dharmais Chaeruddin mengatakan, komputer yang terkena virus didominasi komputer pribadi.
"Kebanyakan yang kena komputer personal bukan komputer untuk melayani pasien," kata Chaeruddin saat ditemui di RS Dharmais, Jalan S Parman, Jakarta Barat, Selasa, 16 Mei 2017.
Chaeruddin menjelaskan, saat kejadian banyak komputer yang terhubung dengan jaringan internet. Virus
Ransomware WannaCry kemudian mengunci seluruh data komputer.
Rumah sakit kanker nasional ini memiliki sekitar 600 unit komputer. Namun, Chaeruddin memastikan data pasien yang berada dalam komputer itu aman. "Data pasien sudah kami
backup. Kami juga punya tiga komputer lain yang berisi data. Itu tidak apa-apa," tuturnya.
Ransomware adalah jenis
malicious software atau
malware yang menyerang komputer korban dengan cara mengunci komputer korban atau melakukan enkripsi semua data sehingga tak bisa diakses.
Untuk membukanya, korban harus membayar USD300 dalam bentuk mata uang virtual
Bitcoin atau setara Rp4 juta.
Manajemen RS Dharmais sendiri menyatakan ogah membayar uang tebusan. Chaeruddin menuturkan rumah sakit pemerintah tak bisa menggunakan anggaran semena-mena. "Lagi pula kami memiliki
backup data pasien," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)