"Tidak perlu menambah pasukan dan daerah teritorial militer seperti kodam, kodim, ataupun koramil (di empat DOB), menggunakan yang sudah ada saja. Kodam yang sudah ada saya kira sudah cukup, penduduknya juga sedikit," kata Cahyo saat dihubungi Media Indonesia, Sabtu, 24 Desember 2022.
Keempat DOB itu adalah Provinsi Papua Pegunungan, Provinsi Papua Selatan, Provinsi Papua Tengah, dan Provinsi Papua Barat Daya. Cahyo menyebut kehadiran tentara di Papua menjadi persoalan tersendiri. Menurut dia, militer justru menimbulkan trauma psikologis bagi penduduk Papua.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Dia meminta agar TNI di bawah kepemimpinan Laksamana Yudo Margono untuk memberdayakan pasukan yang sudah ada. Selain itu, Cahyo juga mengatakan tentara perlu mengubah citra agar bisa diterima orang asli Papua (OAP), contohnya tidak memamerkan senjata saat berpatroli.
"Perbanyak datang ke tokoh-tokoh masyarakat tanpa senjata. Tidak seperti sekarang, membawa bedil ke mana-mana, menjegat orang. Pos-pos tidak perlu dekat-dekat kampung, itu sama saja dengan memata-matai masyarakat," terang Cahyo.
Baca: Panglima TNI Diyakini Mampu Tanggulangi Separatisme Papua |
Dalam kepemimpinan Yudo sebagai Panglima TNI yang relatif singkat, Cahyo menilai konflik di Bumi Cenderawasih sulit selesai. Hal paling dasar yang bisa dilakukan Yudo, kata dia, dengan meneruskan program Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD untuk mengedepankan pendekatan humanis.
"Memperbanyak dialog, menghentikan pengiriman pasukan baik organik maupun nonorganik yang sudah ada, tidak menambah daerah teritorial militer. Itu saja sudah bagus," ujar dia.