Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut para korban gempa di Cianjur, Jawa Barat, rata-rata masih mengalami trauma. Itu sebabnya, banyak warga terdampak gempa masih enggan keluar dari pengungsian.
"Para pengungsi ini masih pada takut, trauma. Walaupun BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) sudah bilang tidak ada lagi gempa besar," ujar Kepala BNPB Suharyanto dalam konferensi pers yang dipantau secara virtual, Minggu, 27 November 2022.
Iya menyebutkan terdapat 27 ribu rumah rusak berat imbas gempa yang mengguncang pada 21 November 2022 itu. Jumlah ini belum termasuk rumah rusak ringan dan sedang.
"Rusak sedang 13.070 rumah, rusak ringan 22.124 rumah. Sehingga totalnya 62.628 rumah," ujar Suharyanto.
Subkoordinator Sub Substansi Fasilitasi Tanggap Darurat Kementerian Kesehatan Rakhmad Ramadhanjaya menyampaikan banyak pengungsi yang menderita berbagai penyakit di posko pengungsian. Antara lain, ISPA, gastritis, hipertensi, diare, dan diabetes.
"Tadi disampaikan terkait di pengungsian itu memang ada 5 jenis penyakit yang muncul," kata Rakhmad.
Rakhmad menyebut pengungsi yang menderita ISPA mencapai 600 orang. Kendati, tren ini menurun. "Tapi ini tetap perlu jadi perhatian. Sebelumnya itu 744 kasus. Sekarang sudah turun melandai," ujar Rakhmad.
Bupati Cianjur Herman Suherman menyampaikan saat ini korban gempa Cianjur sangat membutuhkan tenda-tenda kecil. Sebab, di tenda-tenda komunal sudah muncul berbagai penyakit yang dikhawatirkan akan menular.
"Saya cek di tenda-tenda komunal itu sudah muncul penyakit ISPA, panas, muncrut (diare). Saya khawatir kalau ini akan menjadi menyebar ke yang lainnya. Makanya tadi kami berharap untuk warga yang rumahnya masih utuh, masyarakat bisa kembali ke rumahnya. Untuk yang tidak utuh, sudah rusak sedang, kita siapkan tenda-tenda kecil itu," kata Herman.
Gempa maginitudo 5,6 melanda Cianjur pada 21 November 2022. Peristiwa itu menyebabkan banyak orang terluka dan memaksa setidaknya 1.120 keluarga yang terdiri atas 58.362 jiwa mengungsi. Hingga Minggu, 27 November 2022, tercatat 321 orang tewas.
Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut para korban
gempa di Cianjur, Jawa Barat, rata-rata masih mengalami trauma. Itu sebabnya, banyak warga terdampak gempa masih enggan keluar dari pengungsian.
"Para pengungsi ini masih pada takut, trauma. Walaupun BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) sudah bilang tidak ada lagi gempa besar," ujar Kepala BNPB Suharyanto dalam konferensi pers yang dipantau secara virtual, Minggu, 27 November 2022.
Iya menyebutkan terdapat 27 ribu rumah rusak berat imbas gempa yang mengguncang pada 21 November 2022 itu. Jumlah ini belum termasuk rumah rusak ringan dan sedang.
"Rusak sedang 13.070 rumah, rusak ringan 22.124 rumah. Sehingga totalnya 62.628 rumah," ujar Suharyanto.
Subkoordinator Sub Substansi Fasilitasi Tanggap Darurat Kementerian Kesehatan Rakhmad Ramadhanjaya menyampaikan banyak pengungsi yang menderita berbagai penyakit di posko pengungsian. Antara lain, ISPA, gastritis, hipertensi, diare, dan diabetes.
"Tadi disampaikan terkait di pengungsian itu memang ada 5 jenis penyakit yang muncul," kata Rakhmad.
Rakhmad menyebut pengungsi yang menderita ISPA mencapai 600 orang. Kendati, tren ini menurun. "Tapi ini tetap perlu jadi perhatian. Sebelumnya itu 744 kasus. Sekarang sudah turun melandai," ujar Rakhmad.
Bupati Cianjur Herman Suherman menyampaikan saat ini korban
gempa Cianjur sangat membutuhkan tenda-tenda kecil. Sebab, di tenda-tenda komunal sudah muncul berbagai penyakit yang dikhawatirkan akan menular.
"Saya cek di tenda-tenda komunal itu sudah muncul penyakit ISPA, panas, muncrut (diare). Saya khawatir kalau ini akan menjadi menyebar ke yang lainnya. Makanya tadi kami berharap untuk warga yang rumahnya masih utuh, masyarakat bisa kembali ke rumahnya. Untuk yang tidak utuh, sudah rusak sedang, kita siapkan tenda-tenda kecil itu," kata Herman.
Gempa maginitudo 5,6 melanda Cianjur pada 21 November 2022. Peristiwa itu menyebabkan banyak orang terluka dan memaksa setidaknya 1.120 keluarga yang terdiri atas 58.362 jiwa mengungsi. Hingga Minggu, 27 November 2022, tercatat 321 orang tewas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)