medcom.id, Pasuruan: Rumah bercat hijau dengan daun pintu warna cokelat dan berhalaman luas di Dusun Juri, Desa Tejowangi, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, itu didatangi tetangga maupun wartawan. Rumah milik Nuriyah, 79, tampak sepi dan tidak ada yang menghuni.
Sejak kabar 177 calon haji dari Indonesia ditahan di Filipina, para tetangga mulai menanyakan nasib Nuriyah. Keadaan Nuriyah baru diketahui cucunya, Uswatun Khasanah, yang menjadi staf pegawai di Balai Desa Tejowangi.
Uswatun mengungkapkan, ia mendapat informasi sekitar 14 orang dari Pasuran dan Sidoarjo berangkat menunaikan ibadah haji. Mereka berangkat pada 16 Agustus dengan rombongan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Arafah di Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan.
"Kebanyakan dari Kabupaten Pasuruan dari 14 orang itu. Lainnya berasal dari Pandaan, Bangil, dan Wonosunyo, Gempol serta Sidoarjo. Namun, sampai sekarang kami belum mendapatkan kabar karena tidak bisa berkomunikasi langsung," kata Uswatun, Selasa (23/8/2016).
Sebelum berangkat menunaikan ibadah haji, Nuriyah menggelar selamatan seminggu sebelumnya. Keluarga dan tetangga diundang untuk mendoakan keberangkatan Nuriyah.
Nuriyah pun mengikuti kegiatan manasik haji dan lainnya, sebagaimana jemaah haji biasanya. Namun, pihak keluarga sempat curiga saat Nuriyah sempat pergi selama sepekan bersama pengurus KBIH Arafah untuk mengurus proses mutasi paspor kewarganegaraan dari Indonesia ke Filipina.
Kecurigaan itu timbul karena mestinya Nuriyah pindah kewarganegaraan melalui proses administrasi dari desa hingga ke daerah dan keimigrasian. Namun, proses itu tidak dilaluinya.
"Waktu kecurigaan itu disampaikan kepada nenek, ia ngotot tetap percaya sepenuhnya kepada kiai yang menjadi pemimpin KBIH Arafah. Nenek menganggap kiai itu mengerti proses pemberangkatan calon haji. Biaya pemberangkatan Rp150 juta," ungkap Uswatun.
177 WNI calon haji ditangkap karena gunakan paspor FIlipina (Foto: Manila Bulletin)
Pada bagian lain, Kantor KBIH Arafah di Pandaan tampak sepi dan pintunya terkunci. Keluarga para calon haji yang difasilitasi KBIH tersebut mulai berdatangan untuk menanyakan nasib keluarga mereka.
Kepala Seksi Pelayanan Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pasuruan, Imron Muhadi menyebutkan KBIH Arafah terdaftar resmi di kantor Kementerian Agama. "Kami akan minta klarifikasi untuk masalah ini," ujar Imron.
Pada 19 Agustus, sekitar pukul 09.00 waktu setempat, petugas Imigrasi Bandara Internasional Manila, memberitahukan ke KBRI terkait adanya sejumlah penumpang Philippines Airlines jurusan Jeddah yang paspornya mencurigakan. Mereka rupanya 177 jemaah haji asal Indonesia.
Diduga, 177 warga Indonesia tersebut membayar USD6 ribu - USD10 ribu untuk berangkat haji dari kuota cadangan yang diberikan pemerintah Arab Saudi kepada Filipina. Saat ini, 177 warga Indonesia yang kedapatan memakai paspor Filipina untuk menunaikan ibadah haji masih diperiksa.
Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Selatan merilis delapan biro perjalanan yang bertanggung jawab atas pemberangkatan 70 calon jemaah haji asal daerah itu lewat Filipina. Ke delapan biro perjalanan itu ialah Batara Maiwa, PT Tazkiyah, PT Aulad Amin, KBIH Arafah, KBIH Arafah Pandaan, PT Aulad Amin Tours Makassar, Travel Syafwa Makassar, dan Travel Hade el Barde.
Dua dari delapan perusahaan itu membantah vonis tersebut. Bahkan, keduanya tetap membuka pendaftaran bagi jemaah calon haji dan umrah.
Tazkiyah Global Mandiri, yang berada di Jalan Andi Pangerang Pettarani, mengaku tahun ini memberangkatkan 107 jemaah calon haji langsung ke Jeddah.
"Kami tidak pernah memberangkatkan jemaah haji via Filipina. Kami akan minta kabar keterlibatan perusahaan ini diklarifikasi Kementerian Agama," ungkap Direktur Tazkiyah, Ahmad Yani Fachruddin.
Namun, ia mengakui jalur pemberangkatan haji via Filipina sudah beroperasi sejak empat tahun terakhir di Makassar. "Pengawasan dari Kemenag terhadap biro perjalanan haji dan umrah kurang."
Bantahan juga dilontarkan Syafwa Tour and Travel. Wahyu, petugas biro perjalanan, mengaku memberangkatkan calon haji sesuai kuota yang diberikan Kemenag.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian, saat berada di Makassar, kemarin, memastikan ke-177 calon haji yang batal berangkat dari Filipina sudah ditangani dengan baik. "Polri akan mendalami jaringan biro perjalanan yang memberangkatkan mereka,” kata Tito.
"Sementara itu, Kepala Kanwil Kementerian Agama Sulawesi Selatan Abdul Wahab Tahir menyatakan pihaknya belum memiliki data asal daerah jemaah calon haji dari Sulawesi Selatan yang terdampar di Filipina,” ujar Tito. "Dari Wajo saja ada 63 jemaah. Yang lain, kami masih menunggu data." (Media Indonesia)
medcom.id, Pasuruan: Rumah bercat hijau dengan daun pintu warna cokelat dan berhalaman luas di Dusun Juri, Desa Tejowangi, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, itu didatangi tetangga maupun wartawan. Rumah milik Nuriyah, 79, tampak sepi dan tidak ada yang menghuni.
Sejak kabar 177 calon haji dari Indonesia ditahan di Filipina, para tetangga mulai menanyakan nasib Nuriyah. Keadaan Nuriyah baru diketahui cucunya, Uswatun Khasanah, yang menjadi staf pegawai di Balai Desa Tejowangi.
Uswatun mengungkapkan, ia mendapat informasi sekitar 14 orang dari Pasuran dan Sidoarjo berangkat menunaikan ibadah haji. Mereka berangkat pada 16 Agustus dengan rombongan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Arafah di Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan.
"Kebanyakan dari Kabupaten Pasuruan dari 14 orang itu. Lainnya berasal dari Pandaan, Bangil, dan Wonosunyo, Gempol serta Sidoarjo. Namun, sampai sekarang kami belum mendapatkan kabar karena tidak bisa berkomunikasi langsung," kata Uswatun, Selasa (23/8/2016).
Sebelum berangkat menunaikan ibadah haji, Nuriyah menggelar selamatan seminggu sebelumnya. Keluarga dan tetangga diundang untuk mendoakan keberangkatan Nuriyah.
Nuriyah pun mengikuti kegiatan manasik haji dan lainnya, sebagaimana jemaah haji biasanya. Namun, pihak keluarga sempat curiga saat Nuriyah sempat pergi selama sepekan bersama pengurus KBIH Arafah untuk mengurus proses mutasi paspor kewarganegaraan dari Indonesia ke Filipina.
Kecurigaan itu timbul karena mestinya Nuriyah pindah kewarganegaraan melalui proses administrasi dari desa hingga ke daerah dan keimigrasian. Namun, proses itu tidak dilaluinya.
"Waktu kecurigaan itu disampaikan kepada nenek, ia ngotot tetap percaya sepenuhnya kepada kiai yang menjadi pemimpin KBIH Arafah. Nenek menganggap kiai itu mengerti proses pemberangkatan calon haji. Biaya pemberangkatan Rp150 juta," ungkap Uswatun.
177 WNI calon haji ditangkap karena gunakan paspor FIlipina (Foto: Manila Bulletin)
Pada bagian lain, Kantor KBIH Arafah di Pandaan tampak sepi dan pintunya terkunci. Keluarga para calon haji yang difasilitasi KBIH tersebut mulai berdatangan untuk menanyakan nasib keluarga mereka.
Kepala Seksi Pelayanan Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pasuruan, Imron Muhadi menyebutkan KBIH Arafah terdaftar resmi di kantor Kementerian Agama. "Kami akan minta klarifikasi untuk masalah ini," ujar Imron.
Pada 19 Agustus, sekitar pukul 09.00 waktu setempat, petugas Imigrasi Bandara Internasional Manila, memberitahukan ke KBRI terkait adanya sejumlah penumpang Philippines Airlines jurusan Jeddah yang paspornya mencurigakan. Mereka rupanya 177 jemaah haji asal Indonesia.
Diduga, 177 warga Indonesia tersebut membayar USD6 ribu - USD10 ribu untuk berangkat haji dari kuota cadangan yang diberikan pemerintah Arab Saudi kepada Filipina. Saat ini, 177 warga Indonesia yang kedapatan memakai paspor Filipina untuk menunaikan ibadah haji masih diperiksa.
Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Selatan merilis delapan biro perjalanan yang bertanggung jawab atas pemberangkatan 70 calon jemaah haji asal daerah itu lewat Filipina. Ke delapan biro perjalanan itu ialah Batara Maiwa, PT Tazkiyah, PT Aulad Amin, KBIH Arafah, KBIH Arafah Pandaan, PT Aulad Amin Tours Makassar, Travel Syafwa Makassar, dan Travel Hade el Barde.
Dua dari delapan perusahaan itu membantah vonis tersebut. Bahkan, keduanya tetap membuka pendaftaran bagi jemaah calon haji dan umrah.
Tazkiyah Global Mandiri, yang berada di Jalan Andi Pangerang Pettarani, mengaku tahun ini memberangkatkan 107 jemaah calon haji langsung ke Jeddah.
"Kami tidak pernah memberangkatkan jemaah haji via Filipina. Kami akan minta kabar keterlibatan perusahaan ini diklarifikasi Kementerian Agama," ungkap Direktur Tazkiyah, Ahmad Yani Fachruddin.
Namun, ia mengakui jalur pemberangkatan haji via Filipina sudah beroperasi sejak empat tahun terakhir di Makassar. "Pengawasan dari Kemenag terhadap biro perjalanan haji dan umrah kurang."
Bantahan juga dilontarkan Syafwa Tour and Travel. Wahyu, petugas biro perjalanan, mengaku memberangkatkan calon haji sesuai kuota yang diberikan Kemenag.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian, saat berada di Makassar, kemarin, memastikan ke-177 calon haji yang batal berangkat dari Filipina sudah ditangani dengan baik. "Polri akan mendalami jaringan biro perjalanan yang memberangkatkan mereka,” kata Tito.
"Sementara itu, Kepala Kanwil Kementerian Agama Sulawesi Selatan Abdul Wahab Tahir menyatakan pihaknya belum memiliki data asal daerah jemaah calon haji dari Sulawesi Selatan yang terdampar di Filipina,” ujar Tito. "Dari Wajo saja ada 63 jemaah. Yang lain, kami masih menunggu data." (
Media Indonesia)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(TRK)