Klinik Bidan Elly Novita, Jalan Centex Raya, Ciracas, Jakarta Timur--Metrotvnews.com/Whisnu Mardiansyah
Klinik Bidan Elly Novita, Jalan Centex Raya, Ciracas, Jakarta Timur--Metrotvnews.com/Whisnu Mardiansyah

Ada Balita yang Muntah Usai Diberi Vaksin Palsu di Klinik Ciracas

Whisnu Mardiansyah • 01 Juli 2016 06:31
medcom.id, Jakarta: Menteri Kesehatan Nila F Moeloek dan Kabareskrim Irjen Ari Dono mendatangi klinik Elly Novita. Klinik tersebut menjual vaksin palsu sejak 2014.
 
Menteri Nila berbincang dengan beberapa orangtua dan balitanya,  yang pernah diberi vaksin di klinik ini. Menurutnya dari beberapa orangtua tidak ada dampak, atau gejala yang ditimbulkan akibat vaksin palsu. Namun, ada satu orangtua yang mengaku anaknya muntah-muntah setelah divaksin di klinik Elly Novita.
 
"Sepanjang yang saya tanya yang berapa orang sudah divaksin tadi, cuma ada satu yang bilang anaknya muntah. Agak sulit yah (dampak vaksin palsu), mungkin saja bisa banyak faktor belum tentu juga dari vaksin. Isi vaksinnnya juga kita belum tahu ini yang sedang diperiksa," kata Nila di Klinik Bidan Elly Novita, Jalan Centex Raya, Ciracas, Jakarta Timur, Kamis (30/6/2015).

Belum ada rencana pencabutan izin operasional Klinik Elly Novita. Sebab belum ada dampak yang cukup signifikan terhadap anak yang pernah divaksin di klinik ini.
 
"Kalau yang misalnya yang diberikan vaksin palsu, banyak anak yang sakit, itu namanya kejadian luar biasa. Tentu kalau ada kejadian luar biasa Kemenkes akan turun memagari lagi. Supaya anak-anak itu diulangi lagi vaksinnya, tapi sejauh ini enggak ada," jelas Menkes.
 
Ada Balita yang Muntah Usai Diberi Vaksin Palsu di Klinik Ciracas
Menteri Kesehatan Nila F Moeloek dan Kabareskrim Irjen Ari Dono mendatangi klinik Elly Novita--Metrotvnews.com/Whisnu Mardiansyah.
 
Meski demikian, Kemenkes dan Bareskrim Polri tetap akan mendata klinik-klinik yang diketahui menjual vaksin palsu. Sambil menunggu penyelidikan lanjutan dan mendalam dari Bareskrim Polri.
 
"Ini kan perbuatan yang tidak benar kita masih menunggu penyelidikan dari Bareskrim. Kalau dia salah kita tindak. Sampai sejauh ini enggak ada kejadian luar biasa, karena kita tidak tahu isinya apa yang disuntik," pungkasnya.
 
Bareskrim Mabes Polri telah menetapkan 17 tersangka, terkait kasus vaksin palsu. Kabareskrim Komjen Ari Dono mengatakan, jumlah tersebut kemungkinan bertambah, sebab tak menutup kemungkinan masih ada produsen vaksin palsu lain yang masih beroperasi.
 
Vaksin palsu terungkap setelah polisi menangkap J, pemilik toko Azca Medical di Bekasi. Dari keterangan J, penyidikan mengarah ke tiga yang diduga tempat peracikan vaksin palsu, yakni di Jalan Serma Hasyim, Bekasi Timur; Puri Hijau Bintaro; dan Kemang Regency.
 
Barang bukti yang disita 195 bungkus vaksin Hepatitis B, 221 botol vaksin Pediacel, 364 botol pelarut vaksin campak kering, 81 bungkus vaksin penetes polio, 55 bungkus vaksin Anti-Snake, dokumen penjualan vaksin, bahan baku vaksin, dan alat pres penutup botol.
 
Kementerian Kesehatan akan memvaksinasi ulang balita yang pernah kena vaksin palsu. Polisi masih melakukan pendataan balita atau individu yang pernah mengkonsumsi vaksin palsu.
 
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan, data balita yang pernah mengkonsumsi vaksin palsu akan diserahkan kepada Kementerian Kesehatan.
 
Badrodin mengungkapkan, vaksin palsu sudah tersebar ke tujuh provinsi. Semua pabrik pembuatan vaksin palsu disinyalir berlokasi di sejumlah wilayah di Pulau Jawa, tapi Badrodin belum mendapat informasi lokasinya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan