medcom.id, Jakarta: Insiden ledakan di Jalan M.H. Thamrin, Kamis, 14 Januari pekan lalu menimbulkan trauma berat bagi para korban. Andi Dina Novianti, salah seorang korban mengungkapkan, kejadian tersebut masih terekam jelas di benaknya.
Dina bercerita setiap malam dirinya tidak bisa tidur alias insomnia akut. Dia belum bisa terlelap hingga subuh menjelang.
"Jujur, saya masih trauma, setiap malam masih teringat terus kejadian itu. Kalau sudah azan subuh baru bisa tidur, dan saya tidak berani sendiri," ungkap Dina dalam acara Mata Najwa, Rabu (20/1/2016) malam.
Saat insiden, Dina tengah sendirian di kedai kopi Starbucks, tempat lokasi ledakan. Ketika malam menjelang, otaknya secara otomatis mengingat detik-detik ledakan dan penembakan itu.
"Setiap malam datang, badan otomatis gemetar, keringat dingin, ketakutan, masih flashback saat di dalam. Karena kan gelap dan benar-benar sendirian saat itu," kata Dina.
Hari ini, Dina memberanikan diri keluar rumah. Ia merasa perlu melakukan check-up serta terapi lebih lanjut untuk menghilangkan traumanya.
Dina merupakan salah satu korban selamat dari insiden ledakan di Thamrin. Dina mengalami luka di kaki, telapak tangan, serta 12 jahitan di bahunya. Bahu Dina sempat tertancap pecahan kaca sebesar 2,5 sentimeter. Dina juga tak bisa mendengar dengan jelas. Kuping sebelah kiri didiagnosa mengalami penurunan pendengaran.
medcom.id, Jakarta: Insiden ledakan di Jalan M.H. Thamrin, Kamis, 14 Januari pekan lalu menimbulkan trauma berat bagi para korban. Andi Dina Novianti, salah seorang korban mengungkapkan, kejadian tersebut masih terekam jelas di benaknya.
Dina bercerita setiap malam dirinya tidak bisa tidur alias insomnia akut. Dia belum bisa terlelap hingga subuh menjelang.
"Jujur, saya masih trauma, setiap malam masih teringat terus kejadian itu. Kalau sudah azan subuh baru bisa tidur, dan saya tidak berani sendiri," ungkap Dina dalam acara
Mata Najwa, Rabu (20/1/2016) malam.
Saat insiden, Dina tengah sendirian di kedai kopi Starbucks, tempat lokasi ledakan. Ketika malam menjelang, otaknya secara otomatis mengingat detik-detik ledakan dan penembakan itu.
"Setiap malam datang, badan otomatis gemetar, keringat dingin, ketakutan, masih flashback saat di dalam. Karena kan gelap dan benar-benar sendirian saat itu," kata Dina.
Hari ini, Dina memberanikan diri keluar rumah. Ia merasa perlu melakukan
check-up serta terapi lebih lanjut untuk menghilangkan traumanya.
Dina merupakan salah satu korban selamat dari insiden ledakan di Thamrin. Dina mengalami luka di kaki, telapak tangan, serta 12 jahitan di bahunya. Bahu Dina sempat tertancap pecahan kaca sebesar 2,5 sentimeter. Dina juga tak bisa mendengar dengan jelas. Kuping sebelah kiri didiagnosa mengalami penurunan pendengaran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)