medcom.id, Valparaiso: Helikopter dan pesawat menyirampan air ke kobaran api di sejumlah permukiman di Valparaiso, Chile, Senin (14/4/2014). Di hari ketiga ini, Si Jago Merah masih mengamuk tak terkendali.
Sedikitnya sebelas ribu orang kehilangan rumah, yang hangus tak bersisa dilalap api. Sementara korban tewas kembali meningkat menjadi 15, dan rumah sakit mencapai 2.500. Petugas gabungan kepolisian dan pemadam kebakaran terus berusaha menjinakkan api sambil mengevakuasi warga. Sejumlah pihak membandingkan pemandangan di Valparaiso dengan Neraka Dante.
Suhu api begitu ekstrem, sehingga menciptakan angin panas yang berembus ke beberapa kompleks perumahan. Ada sejumlah rumah yang masih kokoh berdiri, tapi belum aman dari ancaman.
"Kita sedang melihat operasi udara terbesar yang pernah dilakukan dalam upaya memadamkan api seperti ini," ucap Presiden Chile Michelle Bachelet seperti dilansir AP.
"Kobaran api berkembang ke suatu kondisi yang belum pernah dilihat sebelumnya."
Kementerian Kehutanan Chile memprediksi api baru bisa dikendalikan dalam waktu tiga pekan.
Dengan minimnya sumber air serta sulitnya menjangkau lokasi kebakaran di lokasi perbukitan, petugas hanya bisa berbuat mengamankan masyarakat sembari melihat rumah mereka terbakar. Dari udara, 20 helikopter dan pesawat dikerahkan untuk menjatuhkan api ke titik api.
"(Kebakaran) ini belum dapat dipadamkan, tidak hari ini atau besok," tulis seorang petugas dalam akun mikroblogging Twitter.
Presiden Bachelet mendeklarasikan Valparaiso sebagai zona bencana. Tentara nasional pun turun tangan dan mengevakuasi ribuan orang yang terkena imbas asap dan api.
"Valparaiso untuk sementara kehilangan daya listrik. Kobaran api merembet cepat dan saat ini masih sulit dikendalikan," ucap Wali Kota Valparaiso Jorge Castro dalam siaran televisi nasional Chile.
Beberapa orang dilaporkan hanya menderita sesak akibat menghirup asap. Castro mengaku pihaknya sudah mendirikan sejumlah tenda pengungsian bagi mereka yang terpaksa mengungsi.
medcom.id, Valparaiso: Helikopter dan pesawat menyirampan air ke kobaran api di sejumlah permukiman di Valparaiso, Chile, Senin (14/4/2014). Di hari ketiga ini, Si Jago Merah masih mengamuk tak terkendali.
Sedikitnya sebelas ribu orang kehilangan rumah, yang hangus tak bersisa dilalap api. Sementara korban tewas kembali meningkat menjadi 15, dan rumah sakit mencapai 2.500. Petugas gabungan kepolisian dan pemadam kebakaran terus berusaha menjinakkan api sambil mengevakuasi warga. Sejumlah pihak membandingkan pemandangan di Valparaiso dengan Neraka Dante.
Suhu api begitu ekstrem, sehingga menciptakan angin panas yang berembus ke beberapa kompleks perumahan. Ada sejumlah rumah yang masih kokoh berdiri, tapi belum aman dari ancaman.
"Kita sedang melihat operasi udara terbesar yang pernah dilakukan dalam upaya memadamkan api seperti ini," ucap Presiden Chile Michelle Bachelet seperti dilansir
AP.
"Kobaran api berkembang ke suatu kondisi yang belum pernah dilihat sebelumnya."
Kementerian Kehutanan Chile memprediksi api baru bisa dikendalikan dalam waktu tiga pekan.
Dengan minimnya sumber air serta sulitnya menjangkau lokasi kebakaran di lokasi perbukitan, petugas hanya bisa berbuat mengamankan masyarakat sembari melihat rumah mereka terbakar. Dari udara, 20 helikopter dan pesawat dikerahkan untuk menjatuhkan api ke titik api.
"(Kebakaran) ini belum dapat dipadamkan, tidak hari ini atau besok," tulis seorang petugas dalam akun mikroblogging Twitter.
Presiden Bachelet mendeklarasikan Valparaiso sebagai zona bencana. Tentara nasional pun turun tangan dan mengevakuasi ribuan orang yang terkena imbas asap dan api.
"Valparaiso untuk sementara kehilangan daya listrik. Kobaran api merembet cepat dan saat ini masih sulit dikendalikan," ucap Wali Kota Valparaiso Jorge Castro dalam siaran televisi nasional Chile.
Beberapa orang dilaporkan hanya menderita sesak akibat menghirup asap. Castro mengaku pihaknya sudah mendirikan sejumlah tenda pengungsian bagi mereka yang terpaksa mengungsi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)