Tangerang Selatan: Barang bekas tidak selamanya tanpa manfaat. Puspiptek Innovation Festival (PIF) 2018 membuktikan barang bekas dapat dijadikan sumber energi listrik.
Sumber energi listrik yang dimaksud ialah sumber listrik tanpa baterai, karya ilmiah dari Putrizuhra Queena, siswa SMP kelas VIII Tangerang Selatan (Tangsel).
"Ini namanya generator listrik free energi. Energinya tidak didapatkan dari baterai atau listrik rumahan," kata Queena, saat ditemui di stan Based Science Project Kids PIF 2018, di Gedung Graha Widya Bhakti Puspiptek, Tangerang Selatan, Sabtu, 29 September 2018.
Queen menjelaskan, alat yang dibuatnya memanfaatkan motor sinkron dari kipas angin bekas. Sementara, energi listrik dihasilkan dari komponen motor sinkron, yaitu magnet dan kumparan. "Jika mereka berputar, otomatis menghasilkan listrik," katanya.
Energi listrik yang dihasilkan pun bisa disimpan. Kata Queen, alat tersebut cocok diterapkan di daerah yang belum ada aliran listrik. "Alat ini bisa dipakai juga buat pengganti listrik sementara atau darurat. Seperti daerah yang belum tersentuh listrik atau daerah bencana," katanya.
Jika Queen menciptakan karya ilmiah dari alat bekas, lain halnya dengan AC Portabel yang dikembangkan oleh siswa SDN Puspiptek. Pendingin ruangan hasil inovasi Intan Novianty (kelas 6), Veronica Antania AT (kelas 5), Aluna Khairunnisa (kelas 6) itu memanfaatkan alat-alat sederhana.
AC Portabel dibuat menggunakan es batu, styrofoam, garam, dan kipas dari komputer bekas. "AC Portabel ini di dalamnya ada es batu. Di sini ada juga styrofoam. Styrofoam berfungsi membantu agar es tidak mencair. Kita juga menggunakan garam supaya es batu bertahan lama," kata Aluna.
Intan Novianty, Aluna Khairunnisa, dan Veronica Antania AT dari SDN Puspiptek didampingi guru memamerkan AC Portabel karyanya (Foto:Medcom.id/Anggi Tondi Martaon)
Cara kerja AC Portabel ialah dengan memanfaatkan udara luar yang dihirup oleh kipas komputer bekas yang masuk ke dalam kotak berisi batu es. "Selanjutnya, udara tersebut akan keluar dari corong," kata Aluna.
Meski hanya berbahan dasar sederhana, udara yang dihasilkan alat tersebut serupa dengan pendingin ruangan pada umumnya. Keunggulan lain alat ini ialah bisa dengan mudah dipindahkan karena sumber energinya memakai baterai.
"AC mini sederhana ini bisa menggunakan baterai atau listrik sebagai sumber energi," ucap Aluna.
Veronica, rekan Aluna menambahkan, alat tersebut juga bisa digunakan di ruangan yang luas. Namun, alatnya harus diperbesar untuk meningkatkan kapasitas udara yang dihasilkan. "Kalau ingin digunakan di ruangan lebih luas, bisa juga membuat AC Portabel lebih besar," kata Veronica.
Tangerang Selatan: Barang bekas tidak selamanya tanpa manfaat. Puspiptek Innovation Festival (PIF) 2018 membuktikan barang bekas dapat dijadikan sumber energi listrik.
Sumber energi listrik yang dimaksud ialah sumber listrik tanpa baterai, karya ilmiah dari Putrizuhra Queena, siswa SMP kelas VIII Tangerang Selatan (Tangsel).
"Ini namanya generator listrik
free energi. Energinya tidak didapatkan dari baterai atau listrik rumahan," kata Queena, saat ditemui di stan Based Science Project Kids PIF 2018, di Gedung Graha Widya Bhakti Puspiptek, Tangerang Selatan, Sabtu, 29 September 2018.
Queen menjelaskan, alat yang dibuatnya memanfaatkan motor sinkron dari kipas angin bekas. Sementara, energi listrik dihasilkan dari komponen motor sinkron, yaitu magnet dan kumparan. "Jika mereka berputar, otomatis menghasilkan listrik," katanya.
Energi listrik yang dihasilkan pun bisa disimpan. Kata Queen, alat tersebut cocok diterapkan di daerah yang belum ada aliran listrik. "Alat ini bisa dipakai juga buat pengganti listrik sementara atau darurat. Seperti daerah yang belum tersentuh listrik atau daerah bencana," katanya.
Jika Queen menciptakan karya ilmiah dari alat bekas, lain halnya dengan AC Portabel yang dikembangkan oleh siswa SDN Puspiptek. Pendingin ruangan hasil inovasi Intan Novianty (kelas 6), Veronica Antania AT (kelas 5), Aluna Khairunnisa (kelas 6) itu memanfaatkan alat-alat sederhana.
AC Portabel dibuat menggunakan es batu, styrofoam, garam, dan kipas dari komputer bekas. "AC Portabel ini di dalamnya ada es batu. Di sini ada juga styrofoam. Styrofoam berfungsi membantu agar es tidak mencair. Kita juga menggunakan garam supaya es batu bertahan lama," kata Aluna.
Intan Novianty, Aluna Khairunnisa, dan Veronica Antania AT dari SDN Puspiptek didampingi guru memamerkan AC Portabel karyanya (Foto:Medcom.id/Anggi Tondi Martaon)
Cara kerja AC Portabel ialah dengan memanfaatkan udara luar yang dihirup oleh kipas komputer bekas yang masuk ke dalam kotak berisi batu es. "Selanjutnya, udara tersebut akan keluar dari corong," kata Aluna.
Meski hanya berbahan dasar sederhana, udara yang dihasilkan alat tersebut serupa dengan pendingin ruangan pada umumnya. Keunggulan lain alat ini ialah bisa dengan mudah dipindahkan karena sumber energinya memakai baterai.
"AC mini sederhana ini bisa menggunakan baterai atau listrik sebagai sumber energi," ucap Aluna.
Veronica, rekan Aluna menambahkan, alat tersebut juga bisa digunakan di ruangan yang luas. Namun, alatnya harus diperbesar untuk meningkatkan kapasitas udara yang dihasilkan. "Kalau ingin digunakan di ruangan lebih luas, bisa juga membuat AC Portabel lebih besar," kata Veronica.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)