Sangat penting untuk merawat bersama keberadaan kabel fiber optik yang telah terpasang
Sangat penting untuk merawat bersama keberadaan kabel fiber optik yang telah terpasang

Tantangan Merawat Kabel Fiber Optik di Perbatasan Bawah Laut

Gervin Nathaniel Purba • 27 Oktober 2020 20:05
Jakarta: Menjaga infrastruktur teknologi dan informasi yang tertanam di bawah laut dari berbagai ancaman menjadi tantangan besar. Terlebih, Indonesia memiliki wilayah laut yang sangat luas, di mana tiga perempatnya terdiri dari laut.
 
Salah satu ancaman yang kerap datang ialah pencurian kabel fiber optik oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Kabel fiber optik digelar sepanjang 123 ribu kilometer (km) di dasar laut.
 
Menurut Asisten Perencanaan dan Anggaran Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KASAL) Laksamana Muda TNI Muhammad Ali, daerah perbatasan dinilai sangat rawan terjadi pencurian kabel fiber optik. Khususnya daerah perbatasan yang jaraknya suda dekat dengan negara tetangga.

"Seperti Selat Malaka, Singapura, antara Pulau Natuna sampai Semenanjung Malaysia," ujar Ali, pada program Prime Talk Metro TV.
 
Berbagai cara telah dilakukan untuk menjaga keamanan kabel fiber optik. Dalam hal ini, TNI AL telah membangun beberapa pos di beberapa pulau terluar. Selain itu, TNI AL juga menggandeng pemerintah daerah untuk memperkuat keamanan.
 
"Kita sangat ketahui kegiatan dari orang-orang yang berusaha mencuri kekayaan laut dengan sinergikan inteligen AL dan aparat maritim," kata Ali.
 
Ali juga menekankan pentingnya pembangunan base transceiver station (BTS) di wilayah perbatasan dalam rangka memperkuat pengamanan. Dalam hal ini, menurut Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) Laksamana Madya TNI Aan Kurnia, BTS tersebut sangat berguna untuk memetakan perbatasan antara wilayah Indonesia dengan negara tetangga.
 
"Sebagai contoh, Laut Natuna Utara. Kita punya daerah overlapping (beririsan) dengan Vietnam. Hebatnya Vietnam di daerah overlapping, begitu kapal saya masuk di situ, sudah muncul tulisan di ponsel bahwa ini masuk wilayah Vietnam. Ini permintaan ke Pak Menkominfo untuk taruh di sana, daerah overlapping," kata Aan.
 
Menanggapi itu, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkomunfo) Johnny G Plate mengatakan sedang membangun infrastruktur pasif di wilayah dispute (tidak ada kesepakatan hukum). Lalu, membangun infrastruktur aktif bersama operator.
 
Dengan pembangunan infrastruktur tersebut, akan memberikan sinyal ke wilayah dispute mengenai keberadaan Indonesia. "Yang paling penting tidak ada wilayah blankspot lainnya di dalam yurisdiksi nasional kita," ujar Johnny.
 
Selain itu, sangat penting untuk merawat bersama keberadaan kabel fiber optik yang telah terpasang. Pemutusan kabel atau rusak secara tidak disengaja bukan hanya mengganggu akses komunikasi untuk kepentingan domestik saja, namun juga kepentingan komunikasi lintas negara.
 
"Kominfo sangat berharap, bersama-sama TNI AL, KKP, Bakamla, Bea Cukai, dan pelaku usaha laut bersama-sama memainkan peran penting dalam rangka transformasi digital," ujarnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan