Liburan ke Malang Naik Kereta, Lebih Praktis Pakai KAI Access

Jakarta: Kapan terakhir kali Anda liburan? Berlibur perlu dilakukan sesekali di tengah padatnya rutinitas pekerjaan untuk menyegarkan pikiran dan menyingkirkan stres. Tak perlu jauh-jauh ke luar negeri. Indonesia kaya akan destinasi wisata yang menarik. Seperti yang baru-baru ini saya lakukan, mengambil cuti empat hari dan berlibur ke Malang, Jawa Timur.  Moda transportasi yang saya pilih adalah kereta api. Selain faktor menekan biaya, perjalanan dengan kereta api terasa menyenangkan. Apalagi, kini PT Kereta Api Indonesia (KAI) Persero telah memperbaiki dan meningkatkan kualitas pelayanan. PT KAI telah memodernisasi sistem pertiketan, menyediakan aplikasi KAI Access, peremajaan sarana, memperbaiki prasarana dan fasilitas pelayanan di seluruh stasiun, dan membentuk layanan Contact Center 121. Semua itu dilakukan sejak 2009. Masih ada lagi inovasi lainnya, yaitu membuat Rail Clinic, e-boarding pass, ticket vending machine, transaksi cashless pembelian tiket, pembenahan konektivitas antarmoda di stasiun, dan pengembangan kawasan Transit Oriented Development (TOD) di stasiun-stasiun melalui sinergi BUMN.  (Foto: Dok. KAI) Inovasi PT KAI yang sangat saya rasakan manfaatnya ialah aplikasi KAI Access. Membeli tiket kereta api jadi lebih praktis karena memudahkan mengatur jadwal, tak perlu lagi antre untuk mencetak boarding pass, dan tak ada biaya tambahan. Setelah membeli tiket via KAI Access, saya berangkat dari Jakarta menuju Malang pada Kamis, 18 Juli 2019 malam, agar bisa menjelajahi semua destinasi di sana.  Setelah istirahat sejenak di penginapan, perjalanan mengitari Malang dimulai sekitar pukul 15.00 WIB, Jumat, 18 Juli 2019. Tujuan pertama, Kampung Warna Warni Jodipan dan Tridi. Jaraknya dekat, sekitar 650 meter dari Stasiun Malang Kota Baru. Desa Jodipan dan Tridi sempat menjadi perbincangan. Kreativitas warga yang mewarnai atap dan dinding dengan berbagai warna membuat banyak pelancong berkunjung ke sana. (Foto: Medcom.id/Anggi Tondi Martaon) Saya masuk melalui Desa Tridi, generasi terbaru Kampung Warna Warni. Setiap pengunjung dikenakan biaya masuk Rp3 ribu. Saya penasaran, biaya tiket tersebut akan digunakan untuk apa. "Untuk betulin kampung, mengecat ulang rumah. Satu tahun sekali selalu dicat ulang," kata Misyana, wanita paruh baya yang berjaga di pintu masuk, sambil memberikan cenderamata gantungan kunci bertuliskan Tridi kepada pengunjung sebagai bukti telah membayar tiket masuk.  Selain biaya perbaikan, sebagian keuntungan juga diberikan kepada warga sekitar berupa sembako. Waktu pembagian ditetapkan dua tahun sekali. Gantungan kunci tadi harus ditunjukkan saat akan keluar dari Kampung Warna Warni. Bagi yang tidak memilikinya, maka harus membayar tiket karena masuk dari Desa Jodipan. (Foto: Medcom.id/Anggi Tondi Martaon) Seru-seruan di Jatim Park 3 Perjalanan wisata di Malang saya lanjutkan keesokan hari, Sabtu, 19 Juli 2019. Tujuan saya ke Kota Batu. Saya penasaran ingin berkunjung ke Jawa Timur (Jatim) Park 3.  Berdasarkan kertas informasi yang disediakan di pintu masuk Jatim Park 3, ada tiga wahana besar di sana, yaitu Dino Park, The Legend Star, dan Museum Musik. Saya menghampiri Dino Park. Biaya tiket masuknya Rp100 ribu. Sesuai dengan namanya, arena bermain seluas 6,5 hektare itu identik dengan zaman purbakala. Wilayah pembuka Dino Park yaitu Museum Dino. Di sana pengunjung sangat tertarik mengambil foto replika hewan tersebut.Uniknya, replika dalam bentuk tubuh utuh atau kerangka dinosaurus itu tidak diberi pembatas. Tua, muda, terutama anak kecil dengan bebas bisa menyentuh replika dinosaurus. Di setiap patung, tertera papan informasi yang bisa dibaca oleh pengunjung terkait hewan tersebut. (Foto: Medcom.id/Anggi Tondi Martaon) Selain ratusan replika, Dino Park juga dilengkapi dengan Kereta Jelajah 5 Zaman. Sebagai pengantar, pengunjung disajikan tayangan kehidupan purbakala setiap zaman. Setelah menonton, tempat duduk yang berdiri di atas rel itu membawa pengunjung mengitari area terbuka yang dikonsepkan sesuai periode perkembangan zaman purbakala. Dari Dino Park, saya melanjutkan masuk ke wahana The Legend Star. Tarif tiket masuknya Rp100 ribu. Kedatangan saya disambut oleh replika Istana Merdeka. Kantor kepala negara itu juga dilengkapi oleh taman rusa.  Bergeser ke dalam Istana Merdeka, pengunjung pun disambut oleh replika Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang berpidato. Banyak pengunjung yang rela mengantre supaya bisa berfoto dengan patung mantan Gubernur DKI Jakarta itu. Selain sedang berpidato, di ruangan lain juga terdapat juga patung Jokowi berbincang dengan tamu kehormatan. (Foto: Medcom.id/Anggi Tondi Martaon) Wahana The Legend Star menyajikan 200 lebih patung lilin pahlawan nasional dan tokoh berpengaruh dunia. Tidak hanya bidang politik dan perdamaian, kompleks tersebut juga diisi bintang olahraga dan replika tokoh film Marvel, DC Comics, serta The Fast and Furious. The Legend Star juga menghadirkan kebudayaan beberapa negara, di antaranya Indonesia yang diwakili oleh kehidupan zaman Majapahit, Belanda, India, Korea, Jepang, dan Tiongkok. Pengelola menyediakan pakaian tradisional dari beberapa negara yang bisa disewa untuk berfoto. (Foto: Medcom.id/Anggi Tondi Martaon) Berikutnya, saya mengunjungi Museum Musik. Dengan modal Rp100 ribu, pengunjung bisa melihat ribuan koleksi alat musik dari berbagai negara.  Di ujung lantai 1 tertera tulisan menuju lantai 2. Menggunakan eskalator, lantai tersebut tampaknya memang difokuskan untuk memorabilia legenda musik dunia, seperti Elvis Presley, Kiss, Bon Jovi, Koes Plus, God Bless, dan maestro keroncong Gesang. Di lantai tersebut pun pengelola menyediakan ruangan karaoke khusus untuk genre dangdut yang berada di ujung lantai 2. (Foto: Medcom.id/Anggi Tondi Martaon) Sementara, lantai 3 dipenuhi oleh alat musik klasik, seperti piano, kotak musik yang berumur ratusan tahun. Bahkan, beberapa kotak musik yang sudah tua masih bisa dioperasikan. Perjalanan hari kedua di Malang Raya ini ditutup dengan mengunjungi Batu Night Spectaculer (BNS). Lokasinya tidak jauh dari Jatim Park 3, sekitar 3-4 kilometer. Arena permainan yang diterangi oleh berbagai macam corak lampu itu menyajikan berbagai wahana yang memacu adrenalin, seperti Rumah Hantu, Flying Swinger, Gravitron, Lampion Garden, arena Go Car, dan arena lainnya yang sangat menarik. (Foto: Medcom.id/Anggi Tondi Martaon) Auman Singa di Batu Secret Zoo Memasuki hari ketiga alias hari terakhir di Malang Raya, saya melancong ke Batu Secret Zoo. Saya tertarik melihat kondisi kebun binatang dengan koleksi 500 satwa itu.  Setibanya di kebun binatang yang sudah diangkat menjadi lembaga konservasi pada 2018 itu, saya merasakan interaksi pengunjung lebih dekat dengan binatang. Pembatas satwa dengan pengunjung adalah sebuah dinding transparan yang membuat anak kecil bisa mengintip aktivitas hewan di dalamnya. (Foto: Medcom.id/Anggi Tondi Martaon) Pengunjung juga bisa memberikan wortel kepada beberapa satwa, di antaranya gajah atau hewan herbivora lainnya yang ada di Safari Farm. Layanan tersebut bertarif Rp10 ribu. Saya kemudian melangkahkan kaki ke Tiger Land. Di sana terdapat beberapa spesies harimau langka dari beberapa negara. Ada bengal tiger, siberia tiger, golden tiger, harimau putih, harimau sumatera, dan macan dahan. Mereka lebih banyak tidur di tanah atau dahan pohon. Bagi yang berminat atau ingin merasakan sensasi mendengar auman singa dan harimau dari jarak dekat, bisa mencobanya pada pukul 14.00 dan 16.00 WIB. Sayangnya, saya tidak bisa mencoba karena harus bergegas kembali ke Jakarta. (Foto: Medcom.id/Anggi Tondi Martaon) Setelah keluar Batu Secret Zoo, saya langsung memesan transportasi  online menuju Stasiun Malang Kota Baru. Arus lalu lintas akhir pekan sangat padat. Saya beruntung karena tidak telat. Saya langsung menuju pintu masuk stasiun. Lagi-lagi saya bersyukur telah menggunakan KAI Access. Sebab, saya tidak perlu repot mengantre untuk mencetak tiket. Cukup menunjukan barcode kepada petugas jaga, saya langsung bisa masuk ke dalam kereta Gajayana yang akan membawa saya menuju ke Stasiun Gambir, Jakarta.