Jakarta: Sebanyak 45,5 persen orang tua menyatakan setuju bila sekolah kembali dibuka di masa kenormalan baru atau new normal. Alasannya beragam, mulai dari tak fokus belajar hingga bosan belajar di rumah.
Peneliti Alvara Research Center Hasanuddin Ali mengatakan sebanyak 41,3 persen orang tua mengatakan belajar di rumah tak efektif. Sebab, banyak anak justru memakai waktu untuk bermain ketimbang belajar.
Adapun 38 persen orang tua mengatakan anaknya bosan belajar di rumah dan 35,4 persen menyatakan anak susah belajar di rumah. Sebanyak 33 persen orang tua menyampaikan bahwa anaknya lebih banyak main keluar rumah dari pada mengerjakan tugas sekolah.
"Sebanyak 31,3 persen menyatakan anaknya kangen belajar di rumah. Sebanyak 27 persen orang tua tidak memiliki teknik mengajar yang baik dan 23,6 persen belajar di rumah menghabiskan kuota internet," kata Ali dalam diskusi daring, Jakarta, Minggu, 12 Juli 2020.
Baca: Pemkab Bangka Tunda Kegiatan Belajar Tingkat SMP
Kemudian, sebanyak 22,7 persen orang tua mengatakan belum memahami substansi pelajaran dan 14,9 persen orang tua masih bekerja. Sehingga, orang tua sulit memantau dan mengajarkan anak.
"Sedangkan sebanyak 54,5 persen ornag tua belum mau mengirimkan anaknya ke sekolah. Mereka masih takut dengan kondisi saat ini," kata dia.
Survei ini digelar sejak 22 Juni hingga 1 Juli 2020 dengan melibatkan 1.225 responden dari seluruh provinsi di Indonesia. Survei ini menggunakan metodologi kuantitatif melalui mixed method, online survey, dan mobile assisted phone interview dengan margin of error 2,86 persen.
Jakarta: Sebanyak 45,5 persen orang tua menyatakan setuju bila sekolah kembali dibuka di masa kenormalan baru atau new normal. Alasannya beragam, mulai dari tak fokus belajar hingga bosan belajar di rumah.
Peneliti Alvara Research Center Hasanuddin Ali mengatakan sebanyak 41,3 persen orang tua mengatakan belajar di rumah tak efektif. Sebab, banyak anak justru memakai waktu untuk bermain ketimbang belajar.
Adapun 38 persen orang tua mengatakan anaknya bosan belajar di rumah dan 35,4 persen menyatakan anak susah belajar di rumah. Sebanyak 33 persen orang tua menyampaikan bahwa anaknya lebih banyak main keluar rumah dari pada mengerjakan tugas sekolah.
"Sebanyak 31,3 persen menyatakan anaknya kangen belajar di rumah. Sebanyak 27 persen orang tua tidak memiliki teknik mengajar yang baik dan 23,6 persen belajar di rumah menghabiskan kuota internet," kata Ali dalam diskusi daring, Jakarta, Minggu, 12 Juli 2020.
Baca:
Pemkab Bangka Tunda Kegiatan Belajar Tingkat SMP
Kemudian, sebanyak 22,7 persen orang tua mengatakan belum memahami substansi pelajaran dan 14,9 persen orang tua masih bekerja. Sehingga, orang tua sulit memantau dan mengajarkan anak.
"Sedangkan sebanyak 54,5 persen ornag tua belum mau mengirimkan anaknya ke sekolah. Mereka masih takut dengan kondisi saat ini," kata dia.
Survei ini digelar sejak 22 Juni hingga 1 Juli 2020 dengan melibatkan 1.225 responden dari seluruh provinsi di Indonesia. Survei ini menggunakan metodologi kuantitatif melalui
mixed method,
online survey, dan
mobile assisted phone interview dengan
margin of error 2,86 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)