Ilustrasi: Pekerja beraktivitas didekat tiang pancang yang roboh pada proyek kontruksi pembangunan Tol Becakayu di Jalan DI Panjaitan, Jakarta. Foto: Antara/Aprillio Akbar.
Ilustrasi: Pekerja beraktivitas didekat tiang pancang yang roboh pada proyek kontruksi pembangunan Tol Becakayu di Jalan DI Panjaitan, Jakarta. Foto: Antara/Aprillio Akbar.

Dari Panjat Pohon hingga Taklukkan Tiang Proyek Tol Becakayu

Dhaifurrakhman Abas • 23 Februari 2018 10:37
Jakarta: Tidak pernah terpikir oleh Adin untuk menjadi pekerja proyek tol ketika dewasa. Di era 80-an, pria bertubuh mungil itu hanya hobi memanjat pepohonan untuk melihat langit. 
 
Ada pesawat latihan militer jenis Hercules yang kerap kali melintasi langit kampungnya, di Garut, Jawa Barat. Saat berusia 10 tahun, dia bermimpi untuk menjadi pilot militer TNI Angkatan Udara.
 
Saking terobsesi menjadi pilot, dia banyak menghabiskan waktu memanjat pohon untuk melihat lebih dekat pesawat terbang. Dia pun kerap dipuji teman-teman di sekolah dasar karena keahliannya itu. Hal ini seolah menjadi 'mukjizat' yang menentukan masa depannya kelak. 

Sayangnya, pujian tersebut harus terhenti. Pasalnya, dia harus meninggalkan bangku sekolah karena kondisi ekonomi orang tuanya yang tak lagi dapat membiayai pendidikannya pada masa itu.
 
Menginjak usai 19 pada 1997, tubuh Adin tetap mungil. Kelihaian memanjatnya tetap bertahan. Dia sempat mencoba mempreteli rumah pohon milik anak orang terpandang di Pulau Kalimantan, sebagai proyek pertamanya. 
 
"Lumayan, ada pendapatan," ujar Adin kepada Medcom.id, Kamis, 22 Februari 2018.
 
Duit yang masuk ke kantongnya hari itu mulai merangsang dia untuk menerus mencari fulus. Semangatnya makin berkobar setelah mempersunting seorang perempuan di usia 20 tahun. Dirinya mulai melanglang buana mencari proyek-proyek lainnya.
 
Berbekal kepandaian berkawan, pada usia 21 tahun sudah, Adin mengerjakan proyek infrastruktur. Dari relasi berkawan menjadi berbagi informasi proyek. Meski hanya mengenyam pendidikan kelas dua SD, bukan berarti kemampuan Adin tak mumpuni.
 
Dia mengklaim pernah mempreteli sejumlah proyek besar di Nusantara. Dia mencontohkan stadion internasional di bilangan Tanjung Pinang, proyek di Kepulauan Seribu, Kalimantan, dan Sulawesi. 
 
Berbekal kemampuan yang diperkayanya lewat pengalaman, dia percaya diri ketika diajak temannya menuju Ibu Kota. "Ada proyek Tol Becakayu di Jakarta, kata temen. Cuma bawa kartu keluarga (KK) sama KTP," ujar dia.
 
Sekitar awal Februari 2018, dia sampai di Ibu Kota untuk mengadu nasib. Kunjungannya kala itu langsung mendapat sambutan dari salah satu wakil mandor proyek Tol Becakayu. Ia segera diajak berbincang terkait pekerjaan.
 
"Sampai Jakarta, langsung diajak ketemu sama wakil mandor. Ditanya ini-itu, sampai dia sebutin sistem kerja di sini," ujar dia.
 
Bermodal pengalaman, kemampuan, KK, serta KTP, lengkap sudah persyaratannya untuk mengadu nasib di Ibu Kota. Impian mendapat ratusan ribu per hari dengan kerja keras pun sudah terbayang-bayang.
 
"Ya, nyatanya hari itu juga saya dikabarin kalau besoknya sudah bisa mulai kerja," ungkap dia.
 
Baca: Moratorium Proyek Infrastruktur Berdampak Lalin di Tol Jakarta-Cikampek
 
Belum sampai dua minggu bekerja, nahas rekannya mendapat derita. Sedikitnya, tujuh orang rekannya tertimpa bekisting pier head salah satu tiang penyangga proyek Tol Becakayu. Beruntung kala itu dia sedang bekerja di tiang yang lain. Masing-masing tiang pun bisa jadi dipimpin beberapa mandor.
 
"Tiap tiang belum tentu mandornya sama," ungkap dia.
 
Hingga Kamis, 22 Februari 2018, sudah dua minggu dia bekerja tanpa kenal putus asa. Pun demikian, proyek Tol Becakayu mesti terhenti sejenak akibat insiden. 
 
Dari upah yang biasanya diterimanya kisaran Rp150 ribu per hari, kini hanya sekitar Rp75 ribu setelah moratorium. Tapi, Adin tak menyesali itu. Yang penting, nyawa rekannya tidak sampai terengut.
 
"Ya, mau bagaimana. Namanya juga kecelakaan, tidak bisa kita salahkan. Malah membuat kita sadar untuk lebih fokus dan berhati-hati," pungkas dia.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan