Foto ilustrasi Antara
Foto ilustrasi Antara

Kritisi Kebijakan Rektorat, Ketua BEM UNJ Dikeluarkan

Damar Iradat • 06 Januari 2016 05:22
medcom.id, Jakarta: Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta, Ronny Setiawan dikeluarkan dari kampus lantaran sikap kritisnya kepada pihak kampus.
 
Kasus berawal dari demo mahasiswa UNJ yang menuntut Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama untuk mundur karena dinilai mengirimkan dokumen RAPBD 2015 palsu ke Kementerian Dalam Negeri. Aksi para mahasiswa berlanjut, karena terjadi juga penggusuran Kampus MIPA.
 
Mahasiswa pun menuntut agar pihak rektorat menyediakan fasilitas laboratorium jika gedung perkuliahan dipindah. BEM UNJ pun melakukan demo dengan mengultimatum Rektor Dr. Djaali, meminta pertemuan dengan mahasiswa.

Aksi mahasiswa meluas, mereka menuntut digelar diskusi terbuka. Alih-alih mengadakan diskusi dengan mahasiswa, pihak kampus malah memanggil orang tua Ronny Setiawan.
 
Menurut keterangan Ronny, pada Senin, 4 Januari kemarin, sekira pukul 16.30 WIB, Kasubag Perkap MIPA UNJ Sunaryo mengantar surat pemanggilan dari Dekan Fakultas MIPA. Isi surat tersebut adalah panggilan untuk orang tua Ronny agar dapat hadir ke ruang dekan FMIPA pada hari selasa 5 januari 2016 pukul 09.00 WIB.
 
"Dalam surat itu tidak dituliskan maksud dan tujuan pemanggilan," kata Ronny dalam rilis yang diterima Metrotvnews.com, Selasa (5/1/2016).
 
Lantaran kondisi orang tuanya sedang sakit, diputuskan yang menghadiri undangan adalah kakanya, Ricky Adrian. Akhirnya, pagi tadi, Ronny dan kakanya tiba di kampus dan langsung menuju ruang dekan.
 
Tepat pada pukul 11.00 WIB, keluar Surat Keputusan Rektor Universitas Negeri Jakarta Nomor : 01/SP/2016 tentang Pemberhentian sebagai Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta dibacakan oleh Dekan Fakultas MIPA, yang intinya Ronny diberhentikan sebagai mahasiswa UNJ atas tuduhan tindak kejahatan berbasis teknologi dan aktivitas penghasutan.
 
Menanggapi hal tersebut, Ronny menyayangkan sikap Rektor UNJ atas dikeluarkannya SK pemberhentian dengan alasan yang sangat subjektif dan sulit dipertanggungjawabkan. Ia juga menyayangkan sikap Rektor UNJ atas dicabutnya haknya sebagai mahasiswa aktif.
 
Ronny pun berupaya untuk mendapatkan kembali haknya sebagai mahasiswa aktif. "Semoga tindak kesewenang-wenangan ini tidak menimpa mahasiswa lain di kesempatan yang akan datang," kata dia.
 
Sementara itu, Dosen Universitas Negeri Jakarta, Ubedillah Badrun, mencurigai ada tekanan dari penguasa untuk memecat Rony Setiawan sebagai mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
 
Ubed menjelaskan, adanya tekanan dari penguasa terhadap Rektor UNJ Djaali. Karena Rony tokoh penting BEM SI yang selama ini bergerak untuk menuntut pencopotan Jokowi-JK. “Kami (dosen muda) mendengar kabar kalau rektor UNJ ini berafiliasi politik,” kata Ubed.
 
“Ada semacam gerakan yang sedang menekan rektor, oleh karena itu kami (dosen) akan menyampaikan kritik jika rektor membuat keputusan dengan dasar emosional.” 
 
Menurutnya, seluruh dosen UNJ menuntut Rektor Djaali mencabut SK pemecatan terhadap mahasiswa UNJ Ronny Setiawan. "Dosen-dosen muda UNJ sedang mendesak agar rektor mencabut SK- nya, kalau tidak berhasil, maka tidak bisa dihindari ada sosial movement yang besar,” ujarnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ALB)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan