Ilustrasi: Medcom.id
Ilustrasi: Medcom.id

Ikatan Perawat: Penderita Trauma Jarum Suntik Butuh Pendekatan Psikologis

Antara • 24 Januari 2021 02:57
Jakarta: Ketua Ikatan Perawat Indonesia (IPI) Harif Fadhillah mengemukakan perlunya pendekatan psikologis terhadap masyarakat yang mempunyai trauma terhadap jarum suntik. Hal ini demi kelancaran pelaksanaan vaksinasi covid-19.
 
"Tidak bisa dibilang, 'jangan takut, jangan takut ya.' Harus ada pendekatan psikologis dan pendampingan," kata Harif di Jakarta, Sabtu, 23 Januari 2021.
 
Tenaga kesehatan yang berperan dalam memberikan vaksin kepada masyarakat diimbau memberikan contoh dalam bentuk gambar soal penyuntikan. Masyarakat perlu diinformasikan bila penyuntikan tidak menimbulkan masalah dalam bentuk apa pun.

Baca: 18.163 Orang di Jakbar Disuntik Vaksin Covid-19
 
Namun, Harif optimistis masyarakat yang memiliki trauma terhadap jarum suntik jumlahnya sedikit di Indonesia. Alasannya, sebagian besar masyarakat Indonesia telah memiliki pengalaman dengan program vaksinasi.
 
"Mereka hidup sejak 1960-an, di mana negara sudah banyak program vaksinasi dan pengalaman itu sudah ada," jelas dia.
 
Berdasarkan pengalaman Harif yang telah disuntik vaksin covid-19, tidak ada gejala apa pun yang dialami. Harif mengatakan metode penyuntikan vaksin covid-19 ditancap menembus jaringan otot. Metode tersebut tidak terlalu memberikan rasa sakit. 
 
"Lain lagi kalau di bawah kulit untuk tes TBC. Itu sakit sekali karena dia masuk ke dalam kulit. Suntikan untuk tes TBC itu memang sakit karena jarum dipaksa masuk ke dalam kulit. Harus bengkak supaya bisa dipantau reaksinya," ujar dia.
 
Metode penyuntikan pun didasari atas kandungan dosis yang akan diterima tubuh pasien. Vaksin covid-19 hanya 0,5 ml sehingga proses penyuntikan cepat.
 
"Seperti kita disuntik vitamin," ungkap dia.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan