Jakarta: Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Doni Monardo menilai pelarangan mudik Lebaran 2021 sudah tepat. Pasalnya, ada potensi kenaikan angka kematian mingguan akibat covid-19 sebesar 6 persen hingga 75 persen bila mudik tak dilarang.
Hal itu berdasarkan data simulasi, asumsi, dan prediksi yang dikaji tim Satgas Penanganan Covid-19. Data tersebut menunjukkan sisi negatif jika mudik tak dilarang.
"(Mudik tak dilarang) angka kematian adalah antara 100 sampai 700 orang," kata Doni dalam Rapat Koordinasi Satgas Penanganan Covid-19 melalui akun YouTube Pusdalops BNPB, Minggu, 28 Maret 2021.
Baca: Kasus Covid-19 di Indonesia Bertambah 4.083 dalam 24 Jam
Dia menyebut bila mudik tak dilarang, maka sama halnya dengan mempercepat kematian warga. Dengan demikian, keputusan melarang mudik sudah tepat di masa pandemi yang belum berakhir ini.
"(Bila mudik tak dilarang) kita mempercepat warga masyarakat meninggal lebih awal. Kita ini semua pasti akan meninggal, tidak ada orang yang hidup, seumur hidup sepanjang tahun, tidak ada. Pasti meninggal," ucap Doni.
Selain itu, ada potensi kenaikan rata-rata jumlah kasus mingguan sebesar 8.000 hingga 40.000. Angka positivity rate diprediksi naik sebesar 0,39 persen hingga 8,44 persen dan kenaikan bed occupancy rate (BOR) 26,27 persen sampai 43,65 persen.
Doni mendorong strategi dilarang mudik tanpa terkecuali dijadikan tema oleh seluruh pihak. Hal ini guna memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa kebijakan tersebut sebagai bagian pencegahan dampak penularan covid-19.
"Saya ulangi lagi, dilarang mudik, tidak ada kata-kata lain cuma satu kata, dilarang mudik titik sudah. Dilarang mudik titik, enggak ada lagi embel-embel," tegas Doni.
Larangan mudik berlaku mulai 6 Mei hingga 17 Mei 2021. Sebelum dan sebelum tanggal tersebut, masyarakat diminta tidak melakukan pergerakan ke luar daerah.
Aturan ini berlaku untuk seluruh aparatur sipil negara (ASN), TNI-Polri, dan karyawan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Larangan ini juga berlaku kepada karyawan swasta maupun pekerja mandiri.
Jakarta: Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan
Covid-19 Doni Monardo menilai pelarangan mudik Lebaran 2021 sudah tepat. Pasalnya, ada potensi kenaikan angka kematian mingguan akibat covid-19 sebesar 6 persen hingga 75 persen bila mudik tak dilarang.
Hal itu berdasarkan data simulasi, asumsi, dan prediksi yang dikaji tim Satgas Penanganan Covid-19. Data tersebut menunjukkan sisi negatif jika mudik tak dilarang.
"(
Mudik tak dilarang) angka kematian adalah antara 100 sampai 700 orang," kata Doni dalam Rapat Koordinasi
Satgas Penanganan Covid-19 melalui akun YouTube Pusdalops BNPB, Minggu, 28 Maret 2021.
Baca: Kasus Covid-19 di Indonesia Bertambah 4.083 dalam 24 Jam
Dia menyebut bila mudik tak dilarang, maka sama halnya dengan mempercepat kematian warga. Dengan demikian, keputusan melarang mudik sudah tepat di masa pandemi yang belum berakhir ini.
"(Bila mudik tak dilarang) kita mempercepat warga masyarakat meninggal lebih awal. Kita ini semua pasti akan meninggal, tidak ada orang yang hidup, seumur hidup sepanjang tahun, tidak ada. Pasti meninggal," ucap Doni.
Selain itu, ada potensi kenaikan rata-rata jumlah kasus mingguan sebesar 8.000 hingga 40.000. Angka
positivity rate diprediksi naik sebesar 0,39 persen hingga 8,44 persen dan kenaikan
bed occupancy rate (BOR) 26,27 persen sampai 43,65 persen.
Doni mendorong strategi dilarang mudik tanpa terkecuali dijadikan tema oleh seluruh pihak. Hal ini guna memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa kebijakan tersebut sebagai bagian pencegahan dampak penularan covid-19.
"Saya ulangi lagi, dilarang mudik, tidak ada kata-kata lain cuma satu kata, dilarang mudik titik sudah. Dilarang mudik titik, enggak ada lagi embel-embel," tegas Doni.
Larangan mudik berlaku mulai 6 Mei hingga 17 Mei 2021. Sebelum dan sebelum tanggal tersebut, masyarakat diminta tidak melakukan pergerakan ke luar daerah.
Aturan ini berlaku untuk seluruh aparatur sipil negara (ASN), TNI-Polri, dan karyawan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Larangan ini juga berlaku kepada karyawan swasta maupun pekerja mandiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(ADN)