Demo Buruh dan Protes Presiden Macron Diminta Tertib dan Damai

Jakarta: Sebanyak 32 serikat buruh dan sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam menggelar unjuk rasa pada Senin, 2 November 2020. Polri meminta peserta aksi menyampaikan pendapat dengan tertib dan damai. "Polri mengimbau kepada seluruh masyarakat baik di Jakarta atau pun di daerah yang ingin menyampaikan aspirasi untuk tetap tertib, damai, dan mematuhi aturan," kata Kadiv Humas Polri, Irjen Raden Prabowo Argo Yuwono, dalam keterangan tertulis, Senin, 2 November 2020. Demonstran juga diminta mewaspadai provokasi dan hasutan dari pedemo anarkistis atau penyusup. Ia tak ingin kerusuhan terjadi serupa demo pada Kamis, 8 Oktober 2020 dan Selasa, 13 Oktober 2020. Jika bertujuan memantau uji materi Undang-Undang Cipta Kerja di Mahkamah Konstitusi (MK), buruh diminta menyaksikan via media elektronik atau media sosial. Buruh diimbau tidak turun ke jalan dengan membawa massa berjumlah besar. "Cukup perwakilan saja (hadir di sidang uji materi). Tidak usah membawa massa dalam jumlah besar. Karena pandemi covid-19 masih berlangsung," imbau jenderal bintang dua itu. Baca: Serikat Pekerja Desak Menaker Cabut Edaran UMP Tak Naik   Unjuk rasa pertama digelar buruh yang menuntut peningkatan kesejahteraan. Salah satu tuntutan buruh ialah menaikkan Upah Minimum Provinsi (UMP) 2021 yang diputuskan Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah tak berubah. Demo buruh berlangsung di kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya.   Baca: Menko Polhukam Persilakan Aksi Protes Macron Digelar Asal Tertib   Sejumlah organisasi masyarakat (ormas) Islam juga menggelar protes di depan Kedutaan Besar (Kedubes) Prancis, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Kelompok ini memprotes pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dinilai menghina Islam dan menyakiti perasaan umat.