medcom.id, Jakarta: Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) telah memiliki pangkalan data yang menunjukkan seluruh universitas di Indonesia dengan statusnya masing-masing. Sebelum memilih kampus, Menristek Dikti Mohammad Nasir meminta masyarakat membuka pangkalan data di website resmi mereka untuk mencari tahu universitas mana yang statusnya masih aktif.
"Lihat data yang ada di Dikti, silakan lihat di pangkalan data perguruan tinggi. Data di sana ada yang tertulis non-aktif. Kalau non-aktif disarankan kepada masyarakat untuk memperhatikan hal itu. Pilihlah perguruan tinggi yang aktif," kata Nasir usai menggelar konferensi pers di Kantor Dikti, Senayan, Jakarta, Rabu (3/6/2015).
Dalam pangkalan data, tambah Nasir, memang terdapat banyak universitas dengan status non-aktif. Namun, pihaknya belum mengetahui berapa angka pastinya.
Pihaknya masih menelisik kampus-kampus bermasalah di Indonesia. Setidaknya, ada belasan kampus yang akan dicek langsung oleh tim.
"Ada belasan yang perlu kami cek ke lapangan. Tapi ini baru dua (STIE Adhy Niaga dan University of Berkeley), berarti masih ada yang lain. Ini harus dilacak terus sampai ini selesai, jangan sampai terjadi ijazah beredar," tegasnya.
Sebelumnya, Kemenristek telah menjatuhkan sanksi kepada STIE Adhy Niaga. Kampus tersebut tidak diperkenankan menerima mahasiswa baru dan atau pindahan, tidak diperkenankan melaksanakan aktivitas kuliah dan tidak diperkenankan menggelar wisuda. Sementara kasus University of Berkeley telah diserahkan ke Polri.
medcom.id, Jakarta: Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) telah memiliki pangkalan data yang menunjukkan seluruh universitas di Indonesia dengan statusnya masing-masing. Sebelum memilih kampus, Menristek Dikti Mohammad Nasir meminta masyarakat membuka pangkalan data di website resmi mereka untuk mencari tahu universitas mana yang statusnya masih aktif.
"Lihat data yang ada di Dikti, silakan lihat di pangkalan data perguruan tinggi. Data di sana ada yang tertulis non-aktif. Kalau non-aktif disarankan kepada masyarakat untuk memperhatikan hal itu. Pilihlah perguruan tinggi yang aktif," kata Nasir usai menggelar konferensi pers di Kantor Dikti, Senayan, Jakarta, Rabu (3/6/2015).
Dalam pangkalan data, tambah Nasir, memang terdapat banyak universitas dengan status non-aktif. Namun, pihaknya belum mengetahui berapa angka pastinya.
Pihaknya masih menelisik kampus-kampus bermasalah di Indonesia. Setidaknya, ada belasan kampus yang akan dicek langsung oleh tim.
"Ada belasan yang perlu kami cek ke lapangan. Tapi ini baru dua (STIE Adhy Niaga dan University of Berkeley), berarti masih ada yang lain. Ini harus dilacak terus sampai ini selesai, jangan sampai terjadi ijazah beredar," tegasnya.
Sebelumnya, Kemenristek telah menjatuhkan sanksi kepada STIE Adhy Niaga. Kampus tersebut tidak diperkenankan menerima mahasiswa baru dan atau pindahan, tidak diperkenankan melaksanakan aktivitas kuliah dan tidak diperkenankan menggelar wisuda. Sementara kasus University of Berkeley telah diserahkan ke Polri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)