medcom.id, Surabaya: Kapolri Jenderal Polisi Sutarman memastikan tak ada penguburan massal penumpang AirAsia QZ8501. Semua jenazah yang ditemukan bakal diidentifikasi dan diserahkan kepada keluarga.
Hal itu ditegaskannya kepada keluarga korban QZ8501 yang bertanya perkara penguburan massal jenazah yang marak dikabarkan media massa.
"Saya pastikan semua yang ditemukan pasti teridentifikasi. Tidak akan dikuburkan massal, itu isu menyesatkan, jangan dengarkan," kata Sutarman kepada keluarga penumpang AirAsia QZ8501 di Crisis Center Markas Polda Jawa Timur, Jalan Ahmad Yani, Surabaya, Senin (5/1/2015) siang.
Namun, Kapolri juga meminta keluarga korban untuk bersabar. Sebab, identifikasi jenazah penumpang QZ8501 memerlukan waktu yang tak sebentar lantaran prosedur tahapan identifikasi tidak sembarangan.
"Kalau masih ada organ itu bisa cepat, kalau sudah tulang, kami perlu beberapa lama. Antemortem ada, pasti bisa diidentifikasi, mohon waktu karena kami tidak mau salah," ujar Sutarman.
Dia mengungkapkan, ada 260 anggota tim Disaster Victim Identification (DVI) yang mengidentifikasi jenazah. Ratusan anggota itu akan bertambah mengingat kedatangan ahli forensik dari beberapa negara asing seperti Singapura, Australia, Korea Selatan, bahkan Uni Emirat Arab.
medcom.id, Surabaya: Kapolri Jenderal Polisi Sutarman memastikan tak ada penguburan massal penumpang AirAsia QZ8501. Semua jenazah yang ditemukan bakal diidentifikasi dan diserahkan kepada keluarga.
Hal itu ditegaskannya kepada keluarga korban QZ8501 yang bertanya perkara penguburan massal jenazah yang marak dikabarkan media massa.
"Saya pastikan semua yang ditemukan pasti teridentifikasi. Tidak akan dikuburkan massal, itu isu menyesatkan, jangan dengarkan," kata Sutarman kepada keluarga penumpang AirAsia QZ8501 di Crisis Center Markas Polda Jawa Timur, Jalan Ahmad Yani, Surabaya, Senin (5/1/2015) siang.
Namun, Kapolri juga meminta keluarga korban untuk bersabar. Sebab, identifikasi jenazah penumpang QZ8501 memerlukan waktu yang tak sebentar lantaran prosedur tahapan identifikasi tidak sembarangan.
"Kalau masih ada organ itu bisa cepat, kalau sudah tulang, kami perlu beberapa lama. Antemortem ada, pasti bisa diidentifikasi, mohon waktu karena kami tidak mau salah," ujar Sutarman.
Dia mengungkapkan, ada 260 anggota tim Disaster Victim Identification (DVI) yang mengidentifikasi jenazah. Ratusan anggota itu akan bertambah mengingat kedatangan ahli forensik dari beberapa negara asing seperti Singapura, Australia, Korea Selatan, bahkan Uni Emirat Arab.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KRI)