Jakarta: Pasien terinfeksi virus korona (covid-19) di Indonesia melonjak menjadi 19 orang. Sebanyak 13 orang terbukti positif tertular virus ini dari sebelumnya hanya enam orang.
Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus korona Achmad Yurianto menyebut 13 pasien positif itu terdiri dari 11 warga Indonesia dan dua warga negara asing (WNA). Pasien kasus 07 berjenis kelamin perempuan berusia 59 tahun.
"Kondisinya nampak sakit ringan sedang, stabil. Ini kasus imported case, yang bersangkutan baru kembali dari luar negeri," kata Yurianto di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin, 9 Januari 2020.
Pasien 07 dinyatakan positif setelah menjalani pemeriksaan polymerase chain reaction dan genome sequencing. Pemeriksaan dilakukan empat hari lalu dan hasil positif keluar hari ini.
Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) ini melanjutkan pasien 08 yakni laki-laki berusia 56 tahun. Pasien ini adalah pasangan pasien 07.
Kondisi pasien 08 sedang sakit berat. Kondisi pasien 08 diperparah lantaran memiliki penyakit bawaan seperti diare dan diabetes.
"Sekarang menggunakan peralatan infus dan oksigen karena sebelum kontak 07, 08 sudah sakit duluan tapi bukan sakit covid-19," jelas Yurianto.
Sementara itu, kasus 09 seorang perempuan berusia 55 tahun. Kondisi saat ini sakit ringan menuju sedang. Pasien 09 positif korona usai mengunjungi luar negeri. Namun, Yurianto enggan menyebut negara yang dikunjungi pasien ini.
"Sakit ringan, tanpa ada penyakit penyulit sebelumnya. Pasien ini juga imported case bukan bagian dari klaster mana pun, datang dari luar negeri," ungkap dia.
Pasien kasus 10 merupakan laki-laki berusia 29 tahun. Pasien ini seorang WNA. Saat ini, pasien nomor 10 dalam keadaan sakit ringan menuju sedang. Kasus nomor 10 merupakan hasil pelacakan tim penanganan korona dari kasus nomor 01.
Pasien nomor 11 juga merupakan hasil penelusuran dari kasus nomor 01. Pasien ini juga seorang WNA. Penderita merupakan seorang perempuan berusia 54 tahun yang sedang sakit ringan menuju sedang.
Kasus nomor 12 menimpa seorang laki-laki berusia 31 tahun. Pasien hasil penelusuran dari kasus pertama asal Depok, Jawa Barat.
Kasus nomor 13 dialami perempuan berusia 16 tahun. Pasien ini merupakan subklaster dari pasien nomor 03.
"Kasus 14, laki-laki, 50 tahun gambaran sakit ringan sedang, imported case. Kemudian, Kasus 15, perempuan, 43 tahun ini juga imported case, dia habis dari luar negeri," ungkap Yurianto.
Sementara itu, kasus ke-16 menimpa perempuan berumur 17 tahun. Remaja ini terinfeksi dari kasus nomor 15.
Grafis Medcom.id
Baca: Pemerintah Diminta Buat Anggaran Khusus Penanganan Korona
Kasus nomor 17 diderita laki-laki berusia 56 tahun. Lelaki paruh baya ini dinyatakan positif covid-19 usai melakukan perjalanan dari luar negeri.
"Kasus 18, laki-laki, 55 tahun ini juga imported case. Kasus 19, laki-laki, 40 tahun, ini juga imported case," ungkap Yurianto.
Yurianto menolak membuka negara yang dikunjungi pasien yang bepergian ke luar negeri ini. Ia juga tak mau membeberkan di mana saja mereka dirawat.
"Ada yang di Jakarta ada yang di luar Jakarta. Untuk rumah sakit tidak akan saya beri tahu," pungkas dia.
Jakarta: Pasien terinfeksi virus korona (covid-19) di Indonesia melonjak menjadi 19 orang. Sebanyak 13 orang terbukti positif tertular virus ini dari sebelumnya hanya enam orang.
Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus korona Achmad Yurianto menyebut 13 pasien positif itu terdiri dari 11 warga Indonesia dan dua warga negara asing (WNA). Pasien kasus 07 berjenis kelamin perempuan berusia 59 tahun.
"Kondisinya nampak sakit ringan sedang, stabil. Ini kasus
imported case, yang bersangkutan baru kembali dari luar negeri," kata Yurianto di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin, 9 Januari 2020.
Pasien 07 dinyatakan positif setelah menjalani pemeriksaan
polymerase chain reaction dan
genome sequencing. Pemeriksaan dilakukan empat hari lalu dan hasil positif keluar hari ini.
Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) ini melanjutkan pasien 08 yakni laki-laki berusia 56 tahun. Pasien ini adalah pasangan pasien 07.
Kondisi pasien 08 sedang sakit berat. Kondisi pasien 08 diperparah lantaran memiliki penyakit bawaan seperti diare dan diabetes.
"Sekarang menggunakan peralatan infus dan oksigen karena sebelum kontak 07, 08 sudah sakit duluan tapi bukan sakit covid-19," jelas Yurianto.
Sementara itu, kasus 09 seorang perempuan berusia 55 tahun. Kondisi saat ini sakit ringan menuju sedang. Pasien 09 positif korona usai mengunjungi luar negeri. Namun, Yurianto enggan menyebut negara yang dikunjungi pasien ini.
"Sakit ringan, tanpa ada penyakit penyulit sebelumnya. Pasien ini juga
imported case bukan bagian dari klaster mana pun, datang dari luar negeri," ungkap dia.
Pasien kasus 10 merupakan laki-laki berusia 29 tahun. Pasien ini seorang WNA. Saat ini, pasien nomor 10 dalam keadaan sakit ringan menuju sedang. Kasus nomor 10 merupakan hasil pelacakan tim penanganan korona dari kasus nomor 01.
Pasien nomor 11 juga merupakan hasil penelusuran dari kasus nomor 01. Pasien ini juga seorang WNA. Penderita merupakan seorang perempuan berusia 54 tahun yang sedang sakit ringan menuju sedang.
Kasus nomor 12 menimpa seorang laki-laki berusia 31 tahun. Pasien hasil penelusuran dari kasus pertama asal Depok, Jawa Barat.
Kasus nomor 13 dialami perempuan berusia 16 tahun. Pasien ini merupakan subklaster dari pasien nomor 03.
"Kasus 14, laki-laki, 50 tahun gambaran sakit ringan sedang,
imported case. Kemudian, Kasus 15, perempuan, 43 tahun ini juga
imported case, dia habis dari luar negeri," ungkap Yurianto.
Sementara itu, kasus ke-16 menimpa perempuan berumur 17 tahun. Remaja ini terinfeksi dari kasus nomor 15.
Grafis Medcom.id
Baca:
Pemerintah Diminta Buat Anggaran Khusus Penanganan Korona
Kasus nomor 17 diderita laki-laki berusia 56 tahun. Lelaki paruh baya ini dinyatakan positif covid-19 usai melakukan perjalanan dari luar negeri.
"Kasus 18, laki-laki, 55 tahun ini juga
imported case. Kasus 19, laki-laki, 40 tahun, ini juga
imported case," ungkap Yurianto.
Yurianto menolak membuka negara yang dikunjungi pasien yang bepergian ke luar negeri ini. Ia juga tak mau membeberkan di mana saja mereka dirawat.
"Ada yang di Jakarta ada yang di luar Jakarta. Untuk rumah sakit tidak akan saya beri tahu," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)