Jakarta: Umat Hindu di Bali memiliki sejumlah hari raya besar yang senantiasa dirayakan. Salah satunya adalah Hari Raya Pagerwesi yang pada tahun ini akan diperingati dua kali.
Hari Raya Pagerwesi merupakan salah satu hari suci terpenting bagi umat Hindu di Bali. Perayaan ini bukan hanya tradisi, melainkan wujud keyakinan mendalam untuk memperkuat iman dan pengetahuan. Secara filosofis, Pagerwesi dimaknai sebagai "pagar besi" yang melindungi manusia dari pengaruh negatif. Tahun 2025 ini, Pagerwesi akan diperingati dua kali, sesuai siklus kalender Bali yang unik.
Lalu kapan Hari Raya Pagerwesi di Bali 2025? Simak yuk penjelasan lengkapnya di sini.
Kapan Hari Pagerwesi 2025?
Berdasarkan kalender Pawukon (sistem penanggalan dan penentuan waktu tradisional masyarakat Jawa dan Bali), Hari Pagerwesi dirayakan empat hari setelah Hari Saraswati, hari turunnya ilmu pengetahuan. Dengan siklus 210 hari, Pagerwesi tahun 2025 jatuh pada:
- Rabu, 12 Februari 2025
- Rabu, 10 September 2025
Pada hari-hari ini, umat Hindu di Bali akan melaksanakan upacara dan persembahyangan khusus.
Makna Hari Pagerwesi
Secara etimologis, kata "pager" berarti pagar, sedangkan "wesi" berarti besi. Pagerwesi dimaknai sebagai upaya untuk memagari diri dengan ilmu pengetahuan dan moralitas yang kuat, layaknya pagar besi yang kokoh. Pada perayaan ini, umat memuja Sanghyang Pramesti Guru, manifestasi Dewa Siwa sebagai guru alam semesta yang menjadi sumber segala ilmu pengetahuan.
Umat Hindu meyakini bahwa dengan memohon bimbingan spiritual dari Sanghyang Pramesti Guru, mereka dapat terhindar dari kegelapan pikiran (awidya) dan mampu menjaga kesucian diri. Peringatan Pagerwesi adalah momen refleksi, di mana manusia diingatkan untuk terus menyeimbangkan kehidupan materi dan spiritual.
Apakah Hari Pagerwesi Termasuk Libur?
Berdasarkan Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 16 Tahun 2024, Hari Pagerwesi ditetapkan sebagai hari libur dispensasi bagi umat Hindu di Bali. Itu berarti pada tanggal 12 Februari dan 10 September 2025, layanan publik dan kantor pemerintahan di Bali akan tutup sementara, memberi kesempatan masyarakat Hindu melaksanakan upacara dan persembahyangan.
Ritual dan Persembahyangan Pagerwesi
Pada Hari Pagerwesi, umat Hindu melakukan ritual persembahyangan di rumah masing-masing dan di pura. Berbagai sesajen dan persembahan disiapkan sebagai wujud rasa syukur dan permohonan. Upacara ini biasanya dilakukan dari pagi hingga siang hari, diiringi doa dan nyanyian mantra. Sebagian besar masyarakat juga mengunjungi pura-pura besar untuk melaksanakan persembahyangan bersama.
Inti dari ritual ini adalah penguatan sradha (keimanan) dan bhakti (persembahan), di mana umat kembali mengingat pentingnya ilmu pengetahuan (vidya) sebagai bekal utama dalam mengarungi kehidupan.
Hari Raya Pagerwesi bukan sekadar tradisi rutin, melainkan wujud nyata dari keyakinan umat Hindu di Bali untuk terus menjaga kesucian diri dan memperkuat spiritualitas di tengah tantangan zaman modern. Dengan adanya libur khusus, masyarakat diberikan ruang untuk khusyuk berdoa dan merayakan Pagerwesi, sembari menjaga keseimbangan batin yang menjadi esensi dari ajaran Hindu.
(Sheva Asyraful Fali)
Jakarta:
Umat Hindu di Bali memiliki sejumlah hari raya besar yang senantiasa dirayakan. Salah satunya adalah Hari Raya Pagerwesi yang pada tahun ini akan diperingati dua kali.
Hari Raya Pagerwesi merupakan salah satu hari suci terpenting bagi umat Hindu di Bali. Perayaan ini bukan hanya tradisi, melainkan wujud keyakinan mendalam untuk memperkuat iman dan pengetahuan. Secara filosofis, Pagerwesi dimaknai sebagai "pagar besi" yang melindungi manusia dari pengaruh negatif. Tahun 2025 ini, Pagerwesi akan diperingati dua kali, sesuai siklus kalender Bali yang unik.
Lalu kapan Hari Raya Pagerwesi di Bali 2025? Simak yuk penjelasan lengkapnya di sini.
Kapan Hari Pagerwesi 2025?
Berdasarkan kalender Pawukon (sistem penanggalan dan penentuan waktu tradisional masyarakat Jawa dan Bali), Hari Pagerwesi dirayakan empat hari setelah Hari Saraswati, hari turunnya ilmu pengetahuan. Dengan siklus 210 hari, Pagerwesi tahun 2025 jatuh pada:
- Rabu, 12 Februari 2025
- Rabu, 10 September 2025
Pada hari-hari ini, umat Hindu di Bali akan melaksanakan upacara dan persembahyangan khusus.
Makna Hari Pagerwesi
Secara etimologis, kata "pager" berarti pagar, sedangkan "wesi" berarti besi. Pagerwesi dimaknai sebagai upaya untuk memagari diri dengan ilmu pengetahuan dan moralitas yang kuat, layaknya pagar besi yang kokoh. Pada perayaan ini, umat memuja Sanghyang Pramesti Guru, manifestasi Dewa Siwa sebagai guru alam semesta yang menjadi sumber segala ilmu pengetahuan.
Umat Hindu meyakini bahwa dengan memohon bimbingan spiritual dari Sanghyang Pramesti Guru, mereka dapat terhindar dari kegelapan pikiran (awidya) dan mampu menjaga kesucian diri. Peringatan Pagerwesi adalah momen refleksi, di mana manusia diingatkan untuk terus menyeimbangkan kehidupan materi dan spiritual.
Apakah Hari Pagerwesi Termasuk Libur?
Berdasarkan Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 16 Tahun 2024, Hari Pagerwesi ditetapkan sebagai hari libur dispensasi bagi umat Hindu di Bali. Itu berarti pada tanggal 12 Februari dan 10 September 2025, layanan publik dan kantor pemerintahan di Bali akan tutup sementara, memberi kesempatan masyarakat Hindu melaksanakan upacara dan persembahyangan.
Ritual dan Persembahyangan Pagerwesi
Pada Hari Pagerwesi, umat Hindu melakukan ritual persembahyangan di rumah masing-masing dan di pura. Berbagai sesajen dan persembahan disiapkan sebagai wujud rasa syukur dan permohonan. Upacara ini biasanya dilakukan dari pagi hingga siang hari, diiringi doa dan nyanyian mantra. Sebagian besar masyarakat juga mengunjungi pura-pura besar untuk melaksanakan persembahyangan bersama.
Inti dari ritual ini adalah penguatan sradha (keimanan) dan bhakti (persembahan), di mana umat kembali mengingat pentingnya ilmu pengetahuan (vidya) sebagai bekal utama dalam mengarungi kehidupan.
Hari Raya Pagerwesi bukan sekadar tradisi rutin, melainkan wujud nyata dari keyakinan umat Hindu di Bali untuk terus menjaga kesucian diri dan memperkuat spiritualitas di tengah tantangan zaman modern. Dengan adanya libur khusus, masyarakat diberikan ruang untuk khusyuk berdoa dan merayakan Pagerwesi, sembari menjaga keseimbangan batin yang menjadi esensi dari ajaran Hindu.
(
Sheva Asyraful Fali)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RUL)