Jakarta: Akhir pekan ini, masyarakat dunia bisa menikmati salah satu peristiwa astronomi paling menakjubkan yaitu gerhana bulan total atau yang dikenal dengan istilah Blood Moon.
Pada momen ini, Bulan purnama akan berubah menjadi merah tua ketika melintasi bayangan Bumi.
Di Indonesia, fenomena ini akan terjadi pada 7 September 2025, dengan durasi total hampir lima jam, menurut informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Waktu yang cukup panjang sehingga masyarakat memiliki kesempatan luas untuk menyaksikannya.
Sementara itu, di Inggris dan beberapa wilayah lain seperti Asia, Timur Tengah, Afrika Timur, hingga Australia Barat, gerhana juga bisa diamati, meskipun dalam kondisi berbeda.
Kapan puncak gerhana bulan terjadi?
Melansir BBC, Rabu, 3 September 2025, berdasarkan catatan astronomi, fase penumbral atau saat bulan mulai masuk ke bayangan luar Bumi dimulai pukul 17:28 UTC. Lalu fase gerhana sebagian dimulai pukul 18:27 UTC sebelum akhirnya mencapai puncak sekitar 19:11 UTC.
Di Indonesia, masyarakat berkesempatan menyaksikan peristiwa ini sejak awal hingga akhir karena berlangsung cukup lama.
Apa itu gerhana bulan dan blood moon?
Gerhana bulan terjadi ketika posisi Bumi berada tepat di antara Matahari dan Bulan, sehingga cahaya Matahari terhalang dan bayangan Bumi menutupi Bulan. Ada tiga jenis utama:
Gerhana bulan total: Bulan sepenuhnya masuk ke dalam bayangan Bumi dan berubah merah mencolok.
Gerhana bulan sebagian: Hanya sebagian permukaan Bulan yang tertutup bayangan.
Gerhana bulan penumbral: Bulan hanya melewati bayangan luar Bumi sehingga terlihat lebih redup.
Fenomena warna merah pada Blood Moon terjadi karena Rayleigh scattering, proses yang juga membuat langit biru dan matahari terbenam berwarna jingga. Saat cahaya Matahari melewati atmosfer Bumi, cahaya biru tersebar, sementara cahaya merah tetap terlihat dan dipantulkan ke Bulan.
“Sepanjang sejarah, orang menganggapnya sebagai pertanda buruk. Namun sebenarnya, itu hanyalah pembiasan cahaya melalui atmosfer bumi, efek yang sama yang memberikan kita matahari terbenam berwarna merah,” jelas astronom dari Royal Observatory Greenwich, Dr. Edward Bloomer.
Tips Menyaksikan Gerhana Bulan Total
Untuk mendapatkan pengalaman terbaik saat menyaksikan Blood Moon, berikut beberapa tips sederhana:
- Cari lokasi dengan cakrawala luas seperti bukit, lapangan terbuka, atau pantai akan memberi pandangan lebih jelas.
- Datang sebelum bulan terbit. Di Indonesia pastikan sudah siap sebelum pukul 19.00 WIB.
- Gunakan teleskop atau teropong untuk melihat detail permukaan Bulan, meski mata telanjang pun cukup memadai.
- Periksa cuaca seperti awan tebal bisa menutupi pandangan, jadi pantau prakiraan cuaca setempat.
Jakarta: Akhir pekan ini, masyarakat dunia bisa menikmati salah satu peristiwa astronomi paling menakjubkan yaitu
gerhana bulan total atau yang dikenal dengan istilah Blood Moon.
Pada momen ini, Bulan purnama akan berubah menjadi merah tua ketika melintasi bayangan Bumi.
Di Indonesia, fenomena ini akan terjadi pada 7 September 2025, dengan durasi total hampir lima jam, menurut informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Waktu yang cukup panjang sehingga masyarakat memiliki kesempatan luas untuk menyaksikannya.
Sementara itu, di Inggris dan beberapa wilayah lain seperti Asia, Timur Tengah, Afrika Timur, hingga Australia Barat, gerhana juga bisa diamati, meskipun dalam kondisi berbeda.
Kapan puncak gerhana bulan terjadi?
Melansir BBC, Rabu, 3 September 2025, berdasarkan catatan astronomi, fase penumbral atau saat bulan mulai masuk ke bayangan luar Bumi dimulai pukul 17:28 UTC. Lalu fase gerhana sebagian dimulai pukul 18:27 UTC sebelum akhirnya mencapai puncak sekitar 19:11 UTC.
Di Indonesia, masyarakat berkesempatan menyaksikan peristiwa ini sejak awal hingga akhir karena berlangsung cukup lama.
Apa itu gerhana bulan dan blood moon?
Gerhana bulan terjadi ketika posisi Bumi berada tepat di antara Matahari dan Bulan, sehingga cahaya Matahari terhalang dan bayangan Bumi menutupi Bulan. Ada tiga jenis utama:
Gerhana bulan total: Bulan sepenuhnya masuk ke dalam bayangan Bumi dan berubah merah mencolok.
Gerhana bulan sebagian: Hanya sebagian permukaan Bulan yang tertutup bayangan.
Gerhana bulan penumbral: Bulan hanya melewati bayangan luar Bumi sehingga terlihat lebih redup.
Fenomena warna merah pada Blood Moon terjadi karena Rayleigh scattering, proses yang juga membuat langit biru dan matahari terbenam berwarna jingga. Saat cahaya Matahari melewati atmosfer Bumi, cahaya biru tersebar, sementara cahaya merah tetap terlihat dan dipantulkan ke Bulan.
“Sepanjang sejarah, orang menganggapnya sebagai pertanda buruk. Namun sebenarnya, itu hanyalah pembiasan cahaya melalui atmosfer bumi, efek yang sama yang memberikan kita matahari terbenam berwarna merah,” jelas astronom dari Royal Observatory Greenwich, Dr. Edward Bloomer.
Tips Menyaksikan Gerhana Bulan Total
Untuk mendapatkan pengalaman terbaik saat menyaksikan Blood Moon, berikut beberapa tips sederhana:
- Cari lokasi dengan cakrawala luas seperti bukit, lapangan terbuka, atau pantai akan memberi pandangan lebih jelas.
- Datang sebelum bulan terbit. Di Indonesia pastikan sudah siap sebelum pukul 19.00 WIB.
- Gunakan teleskop atau teropong untuk melihat detail permukaan Bulan, meski mata telanjang pun cukup memadai.
- Periksa cuaca seperti awan tebal bisa menutupi pandangan, jadi pantau prakiraan cuaca setempat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)