Anies Nilai 5 Indeks Indonesia Menurun Karena Politik Luar Negeri Masih Transaksional

Jakarta: Anies Baswedan menyinggung soal politik luar negeri indonesia saat ini yang berfokus pada urusan transaksional. Konsekuensinya, sejumlah Indeks Indonesia mengalami penurunan. Hal ini disampaikan dalam acara Pidato Calon Presiden Republik Indonesia: Arah dan Strategi Politik Luar Negeri, di CSIS Auditorium Gedung Pakarti Center, Jakarta Pusat, Rabu, 8 November 2023.    “Indonesia bergerak ketika politik luar negeri memberikan keuntungan investasi, perdagangan, dan bukan sebagai tanggung jawab sebagai warga dunia,” kata Anies dalam pidatonya.    Anies mengatakan, Indonesia hanya mengejar kepentingan sempit di hubungan internasional. Padahal seharusnya Indonesia memahami bahwa hal paling dasar adalah kesadaran kolektif untuk tidak memandang dunia hanya sekadar tempat untuk bertransaksi.      "Pertemuan pemimpin global tahunan kita di mana di situ? Kita harus kembali hadir di sana dan harus membawa pesan kami warga dunia dan penduduk nomor empat terbesar di dunia punya agenda 1, 2, 3, 4, untuk dunia yang harus jadi perhatian," kata Anies.    “Kami melihat ini adalah sebagai masalah kalau kita transaksional seperti ini,” sambung Anies.   Anies menilai, konsekuensi dari politik luar negeri transaksional adalah membuat Indeks Kekuatan Indonesia di Asia mengalami stagnasi, bahkan menurun. Anies kemudian menunjukkan data yang menyokong pernyataannya.  "Asia Power Index Score Indonesia dari 2018 ke 2023 itu 19,8 menjadi 19,4. Padahal untuk negeri sebesar ini rasanya skor Indonesia seharusnya lebih baik. Bahkan kita ini lebih rendah daripada Singapura. Singapura 25 kita 19," jelas Anies.  Selain itu, Anies menjabarkan ada empat indeks Indonesia lainnya yang menurun, yakni Indeks Soft Power, Indeks Demokrasi, Indeks Persepsi Korupsi, dan Indeks Kebebasan Pers.