medcom.id, Jakarta: Hasil penelitian Komisi Perlindungan Anak Indonesia menemukan 70 persen ibu dan 60 persen ayah di Indonesia hanya menanyakan soal perut dan sekolah kepada anak-anaknya. Hanya 20 persen yang bertanya soal kehidupan sosial.
"70 persen ibu dan 60 persen ayah hanya copypaste pengasuhan yang dia dapatkan dari orang tuanya dulu. Dan sebagian besar pertanyaan orang tua itu hanya terkait pendidikan, dan 'sudah makan atau belum'," ujar Komisioner bidang Pengasuhan KPAI, Rita Pranawati, di Gedung KPAI, Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Jumat (9/10/2015).
Rita membeberkan, orang tua menganggap unsur akademik anak menjadi unsur utama yang harus berhasil. Padahal sisi kehidupan sosial anak jauh lebih penting. "Hidup nggak hanya urusan pintar apa enggak," tambah dia.
Orang tua, lanjut Rita, juga tak berkomunikasi banyak dengan anak-anak mereka. Dari survei yang dilakukan pada 800 responden secara nasional, komunikasi dengan anak hanya terjadi 1-2 jam.
Dalam komunikasi itu, lagi-lagi kebanyakan atau 60-70 persen menanyakan soal urusan sekolah. Orang tua, kata dia, tak begitu tertarik dengan kehidupan sosial anak.
"Kehidupan sosial tidak jadi domain utama orang tua dalam melakukan pengawasan dan komunikasi terhadap anak. Jadi kalau ada intimidasi, bullying itu tidak ada cerita di rumah dan orang tua tidak menanyakan," tambah Rita.
Peran serta orang tua pada anak, jelas Rita, sangat penting. Kekerasan yang terjadi pada anak tak lain karena orang tua tidak memberikan perhatian maksimal.
"KPAI sudah menginisiasi dengan Bappenas kemudian dengan pihak terkait Direktur Pendidikan Masyarakat Kemendikbud tentang pola asuh di hulu agar kita bisa selesaikan secara bersama soal kekerasan ini," kata dia.
medcom.id, Jakarta: Hasil penelitian Komisi Perlindungan Anak Indonesia menemukan 70 persen ibu dan 60 persen ayah di Indonesia hanya menanyakan soal perut dan sekolah kepada anak-anaknya. Hanya 20 persen yang bertanya soal kehidupan sosial.
"70 persen ibu dan 60 persen ayah hanya copypaste pengasuhan yang dia dapatkan dari orang tuanya dulu. Dan sebagian besar pertanyaan orang tua itu hanya terkait pendidikan, dan 'sudah makan atau belum'," ujar Komisioner bidang Pengasuhan KPAI, Rita Pranawati, di Gedung KPAI, Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Jumat (9/10/2015).
Rita membeberkan, orang tua menganggap unsur akademik anak menjadi unsur utama yang harus berhasil. Padahal sisi kehidupan sosial anak jauh lebih penting. "Hidup nggak hanya urusan pintar apa enggak," tambah dia.
Orang tua, lanjut Rita, juga tak berkomunikasi banyak dengan anak-anak mereka. Dari survei yang dilakukan pada 800 responden secara nasional, komunikasi dengan anak hanya terjadi 1-2 jam.
Dalam komunikasi itu, lagi-lagi kebanyakan atau 60-70 persen menanyakan soal urusan sekolah. Orang tua, kata dia, tak begitu tertarik dengan kehidupan sosial anak.
"Kehidupan sosial tidak jadi domain utama orang tua dalam melakukan pengawasan dan komunikasi terhadap anak. Jadi kalau ada intimidasi, bullying itu tidak ada cerita di rumah dan orang tua tidak menanyakan," tambah Rita.
Peran serta orang tua pada anak, jelas Rita, sangat penting. Kekerasan yang terjadi pada anak tak lain karena orang tua tidak memberikan perhatian maksimal.
"KPAI sudah menginisiasi dengan Bappenas kemudian dengan pihak terkait Direktur Pendidikan Masyarakat Kemendikbud tentang pola asuh di hulu agar kita bisa selesaikan secara bersama soal kekerasan ini," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KRI)