Jakarta: Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) mengajak umatnya untuk merayakan Tahun Baru Imlek 2570 Kongzili (2019 Masehi) dengan kesederhanaan. Pasalnya, Imlek pada hakikatnya bukan untuk pesta pora.
"Ini momentum refleksi diri, memperbanyak ibadah, lebih peduli terhadap sesama dan meningkatkan silaturahim antarsesama warga bangsa," kata Ketua Umum Matakin Budi Santoso Tanuwibowo, saat dihubungi Antara, Selasa, 5 Februari 2019.
Menurut dia, kepedulian terhadap sesama itu selaras dengan tema Imlek tahun ini yaitu "Penimbunan Kekayaan akan Menimbulkan Perpecahan di antara Rakyat, Tersebarnya Kekayaan akan Menyatukan Rakyat". Umat Konghucu pun harus bisa berbagi kepada yang membutuhkan.
Budi mengatakan pembangunan memang membawa kemajuan, tetapi tetap saja akan ada ketimpangan yang terjadi, seperti munculnya orang miskin. Jika hal itu dibiarkan, ketidakstabilan rawan terjadi.
"Jurang antara kaya dan miskin masih tinggi, banyak yang masih di bawah garis kemiskinan, tentu kita tidak boleh menutup mata dan lebih melakukan upaya-upaya agar mereka yang ada di garis kemiskinan dapat terangkat," jelas dia.
Baca: Mengintip Semarak Imlek di Vihara Dharma Bhakti
Secara umum, dia ingin di tahun ini agar Indonesia bisa lebih maju dalam berbagai bidang, salah satunya dari sisi ekonomi. Terkait keharmonisan umat beragama dalam berbangsa dan bernegara, dia berharap agar masyarakat semakin dewasa dalam menyikapi perbedaan.
"Agama itu memanusiakan manusia. Jangan kemudian karena demi agama tidak memanusiakan manusia. Terlepas dari apa pun agama ini harus memiliki kadar kemanusiaan. Jangan mentang-mentang karena satu agama kemudian yang salah kita bela, yang benar dari agama lain tidak kita bela," kata dia.
Budi juga mengajak umat Konghucu dan masyarakat pada umumnya untuk menjaga kelestarian alam agar keindahannya bisa diwariskan kepada anak cucu kelak. Pemerintahan ke depan juga diharap lebih baik dan bersih.
"Harapan kami, Indonesia yang sesuai pembukaan UUD 1945," jelas dia.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/zNALaG8K" frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>
Jakarta: Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) mengajak umatnya untuk merayakan Tahun Baru Imlek 2570 Kongzili (2019 Masehi) dengan kesederhanaan. Pasalnya, Imlek pada hakikatnya bukan untuk pesta pora.
"Ini momentum refleksi diri, memperbanyak ibadah, lebih peduli terhadap sesama dan meningkatkan silaturahim antarsesama warga bangsa," kata Ketua Umum Matakin Budi Santoso Tanuwibowo, saat dihubungi
Antara, Selasa, 5 Februari 2019.
Menurut dia, kepedulian terhadap sesama itu selaras dengan tema Imlek tahun ini yaitu "Penimbunan Kekayaan akan Menimbulkan Perpecahan di antara Rakyat, Tersebarnya Kekayaan akan Menyatukan Rakyat". Umat Konghucu pun harus bisa berbagi kepada yang membutuhkan.
Budi mengatakan pembangunan memang membawa kemajuan, tetapi tetap saja akan ada ketimpangan yang terjadi, seperti munculnya orang miskin. Jika hal itu dibiarkan, ketidakstabilan rawan terjadi.
"Jurang antara kaya dan miskin masih tinggi, banyak yang masih di bawah garis kemiskinan, tentu kita tidak boleh menutup mata dan lebih melakukan upaya-upaya agar mereka yang ada di garis kemiskinan dapat terangkat," jelas dia.
Baca: Mengintip Semarak Imlek di Vihara Dharma Bhakti
Secara umum, dia ingin di tahun ini agar Indonesia bisa lebih maju dalam berbagai bidang, salah satunya dari sisi ekonomi. Terkait keharmonisan umat beragama dalam berbangsa dan bernegara, dia berharap agar masyarakat semakin dewasa dalam menyikapi perbedaan.
"Agama itu memanusiakan manusia. Jangan kemudian karena demi agama tidak memanusiakan manusia. Terlepas dari apa pun agama ini harus memiliki kadar kemanusiaan. Jangan mentang-mentang karena satu agama kemudian yang salah kita bela, yang benar dari agama lain tidak kita bela," kata dia.
Budi juga mengajak umat Konghucu dan masyarakat pada umumnya untuk menjaga kelestarian alam agar keindahannya bisa diwariskan kepada anak cucu kelak. Pemerintahan ke depan juga diharap lebih baik dan bersih.
"Harapan kami, Indonesia yang sesuai pembukaan UUD 1945," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)