medcom.id, Pangkalan Bun: Kapal Baruna Jaya I tengah mengidentifikasi sinyal ping yang diduga berasal dari kotak hitam atau black box pesawat AirAsia QZ8501. Penanggungjawab Puskodal Operasi Baruna Jaya I BPPT Imam Mudita mengatakan, temuan sinyal tersebut berada sekitar 4,5 kilometer dari area temuan ekor pesawat AirAsia QZ8501.
"Frekuensi kotak hitam 37,5 khz, terus kita dengarkan dan dipantau koordinatnya," katanya di Teluk Kumai, Kalteng, Minggu (11/1/2015).
Sebelumnya, Direktur Operasional Basarnas Marsekal Pertama SB Supriyadi mengatakan, kotak hitam yang menyimpan Flight Data Recorder (FDR) dan Cockpit Voice Recorder (CVR) dari pesawat AirAsia QZ8501 diduga telah terpisah dari ekor pesawat yang ditemukan.
"Kotak hitam tidak ada (di ekor pesawat). Jadi, kemungkinan sudah berpisah dengan ekornya," tandasnya.
Namun, ia mengatakan, letak dari benda yang mengeluarkan sinyal tersebut belum dapat diketahui pasti. Beberapa kapal pencari yang mencari pinger locator menangkap sinyal berada di satu kilometer sebelah tenggara dari ekor pesawat yang telah dievakuasi.
"Lebih dan kurangnya seperti itu, sehingga sekarang upaya mendeteksi dengan pinger ini terus dilakukan supaya dapat lokasinya yang tepat, sehingga nanti penyelam bisa turun ke lokasi yang tepat," ujar dia.
medcom.id, Pangkalan Bun: Kapal Baruna Jaya I tengah mengidentifikasi sinyal ping yang diduga berasal dari kotak hitam atau
black box pesawat AirAsia QZ8501. Penanggungjawab Puskodal Operasi Baruna Jaya I BPPT Imam Mudita mengatakan, temuan sinyal tersebut berada sekitar 4,5 kilometer dari area temuan ekor pesawat AirAsia QZ8501.
"Frekuensi kotak hitam 37,5 khz, terus kita dengarkan dan dipantau koordinatnya," katanya di Teluk Kumai, Kalteng, Minggu (11/1/2015).
Sebelumnya, Direktur Operasional Basarnas Marsekal Pertama SB Supriyadi mengatakan, kotak hitam yang menyimpan
Flight Data Recorder (FDR) dan
Cockpit Voice Recorder (CVR) dari pesawat AirAsia QZ8501 diduga telah terpisah dari ekor pesawat yang ditemukan.
"Kotak hitam tidak ada (di ekor pesawat). Jadi, kemungkinan sudah berpisah dengan ekornya," tandasnya.
Namun, ia mengatakan, letak dari benda yang mengeluarkan sinyal tersebut belum dapat diketahui pasti. Beberapa kapal pencari yang mencari pinger locator menangkap sinyal berada di satu kilometer sebelah tenggara dari ekor pesawat yang telah dievakuasi.
"Lebih dan kurangnya seperti itu, sehingga sekarang upaya mendeteksi dengan pinger ini terus dilakukan supaya dapat lokasinya yang tepat, sehingga nanti penyelam bisa turun ke lokasi yang tepat," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LOV)