medcom.id, Madinah: Suhu di Madinah terbilang panas untuk orang Indonesia, bahkan ekstrem. Dengan kisaran suhu 44 – 45 derajat celcius dan kelembaban yang rendah, orang yang terlalu lama terpapar matahari bisa mengalami dehidrasi dan berpotensi mengalami gangguan focus, kesadaran, atau bahkan dimensia.
Karena itu, jamaah calon haji Indonesia diimbau membiasakan dan memperbanyak air minum guna menghindari dehidrasi. Apa yang dialami oleh Sukino, 64, bisa dijadikan pelajaran pentingnya minum agar tidak kekurangan cairan. Ditengari mengalami dehidrasi, Sukino kurang fokus. Saat pulang dari Masjid Nabawi, dia lupa jalan ke arah pemondokan.
Waktu itu, jarum jam menunjukkan pukul 03.00 saat Sukino tiba di lobi Kantor Misi Haji Indonesia di Madinah. Jamaah haji asal Jalan Sunggal No 83, Tanjungrejo, Kecamatan Sunggal, Sungai Sikambing, Medan, Sumatera Utara, ini tampak letih dan lelah.
“Saya tadi sudah salat di masjid. Masjidnya besar,” ujar Sukino mengawali cerita. Namun dia lupa sekarang ada di mana. Bahkan, kadang mengaku masih di Sumatera.
Sukino diduga kuat mengalami gangguan kesadaran akibat dehidrasi. Saat ditanya kapan sampai di Madinah, dia mengaku tak ingat. “Aku ora kelingan (saya tidak ingat),” akunya. Begitu pun saat ditanya soal keluarga, dia mengaku belum memberi kabar.
Sukino mengaku sendirian datang ke Arab Saudi. ia suda lama menabung dari menyisihkan hasil berjualan gedek. “Istri saya berangkat tahun 2010, kemudian saya ndaftar. Naik hajinya gantian,” ungkap pria yang mengaku asal Wonogiri yang pindah ke Medan sejak tahun 1956 itu.
Syarif Rahman, Sekretaris Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja (Daker) Madinah menjelaskan bahwa Sukino kekurangan cairan di tubuh karena kurang minum. Akibatnya tidak bisa fokus dan agak sedikit lupa ingatan saat berbicara.
“Bapak ini dehidrasinya sudah lumayan tinggi, tapi belum dimensia. Yang jelas tadi diantarkan penduduk lokal sini, orang Arab. Kalau tadi bapak ini jalan dari mana saya tidak tahu,” kata Rahman sambil meminta Sukino rajin minum air putih. “Jangan minum kopi, tapi air putih ya pak. Pokoknya harus sering minum. Insya Allah badan segar lagi,” pesan Rahman.
Dia menjelaskan kasus nyasar ataupun tersesat yang menimpa jamaah haji cukup banyak. “Tadi sebelum ini ada dua orang jamaah asal Lombok yang tersesat di belakang kantor Daker. Kemudian ada orang Arab ke kantor dan ngasih tahu kalau ada orang Indonesia yang tersesat,” jelasnya.
Menurut Rahman, penduduk lokal Madinah sering membantu jamaah haji asal Indonesia yang terkenal ramah dan tidak neko-neko. Petugas PPIH kemudian mengecek nama Sukino di Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat). Ternyata Sukino berasal dari kloter 2 embarkasi Medan (MDN) dan pemondokannya berada di Hotel Mohamadia Alzahra di sektor 4 Markaziah, kawasan lingkar Masjid Nabawi.
Setelah kondisinya membaik, dia diantar ke pemondokan. “Ya begini prosedurnya, kita antar dan serahkan ke ketua kloter atau ketua rombongan di lokasi pemondokan,” kata Kasi Keamanan dan Perlindungan Daker Madinah, Maskat Ali Jasmun kepada MCH yang ikut mengantar ke pemondokan.
Masalah Sukino belum selesai. Ternyata tidak semua jamaah kenal dia yang berangkat seorang diri tanpa kerabat yang mendampingi. Bahkan ketua kloter juga tidak hafal karena jamaah kloternya mencapai 400 orang lebih. Seusai dipastikan memang bagian dari Kloter 2 Medan, Sutikno akhirnya diserahkan ke ketua kloter.(MCH)
medcom.id, Madinah: Suhu di Madinah terbilang panas untuk orang Indonesia, bahkan ekstrem. Dengan kisaran suhu 44 – 45 derajat celcius dan kelembaban yang rendah, orang yang terlalu lama terpapar matahari bisa mengalami dehidrasi dan berpotensi mengalami gangguan focus, kesadaran, atau bahkan dimensia.
Karena itu, jamaah calon haji Indonesia diimbau membiasakan dan memperbanyak air minum guna menghindari dehidrasi. Apa yang dialami oleh Sukino, 64, bisa dijadikan pelajaran pentingnya minum agar tidak kekurangan cairan. Ditengari mengalami dehidrasi, Sukino kurang fokus. Saat pulang dari Masjid Nabawi, dia lupa jalan ke arah pemondokan.
Waktu itu, jarum jam menunjukkan pukul 03.00 saat Sukino tiba di lobi Kantor Misi Haji Indonesia di Madinah. Jamaah haji asal Jalan Sunggal No 83, Tanjungrejo, Kecamatan Sunggal, Sungai Sikambing, Medan, Sumatera Utara, ini tampak letih dan lelah.
“Saya tadi sudah salat di masjid. Masjidnya besar,” ujar Sukino mengawali cerita. Namun dia lupa sekarang ada di mana. Bahkan, kadang mengaku masih di Sumatera.
Sukino diduga kuat mengalami gangguan kesadaran akibat dehidrasi. Saat ditanya kapan sampai di Madinah, dia mengaku tak ingat. “Aku ora kelingan (saya tidak ingat),” akunya. Begitu pun saat ditanya soal keluarga, dia mengaku belum memberi kabar.
Sukino mengaku sendirian datang ke Arab Saudi. ia suda lama menabung dari menyisihkan hasil berjualan gedek. “Istri saya berangkat tahun 2010, kemudian saya ndaftar. Naik hajinya gantian,” ungkap pria yang mengaku asal Wonogiri yang pindah ke Medan sejak tahun 1956 itu.
Syarif Rahman, Sekretaris Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja (Daker) Madinah menjelaskan bahwa Sukino kekurangan cairan di tubuh karena kurang minum. Akibatnya tidak bisa fokus dan agak sedikit lupa ingatan saat berbicara.
“Bapak ini dehidrasinya sudah lumayan tinggi, tapi belum dimensia. Yang jelas tadi diantarkan penduduk lokal sini, orang Arab. Kalau tadi bapak ini jalan dari mana saya tidak tahu,” kata Rahman sambil meminta Sukino rajin minum air putih. “Jangan minum kopi, tapi air putih ya pak. Pokoknya harus sering minum. Insya Allah badan segar lagi,” pesan Rahman.
Dia menjelaskan kasus nyasar ataupun tersesat yang menimpa jamaah haji cukup banyak. “Tadi sebelum ini ada dua orang jamaah asal Lombok yang tersesat di belakang kantor Daker. Kemudian ada orang Arab ke kantor dan ngasih tahu kalau ada orang Indonesia yang tersesat,” jelasnya.
Menurut Rahman, penduduk lokal Madinah sering membantu jamaah haji asal Indonesia yang terkenal ramah dan tidak neko-neko. Petugas PPIH kemudian mengecek nama Sukino di Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat). Ternyata Sukino berasal dari kloter 2 embarkasi Medan (MDN) dan pemondokannya berada di Hotel Mohamadia Alzahra di sektor 4 Markaziah, kawasan lingkar Masjid Nabawi.
Setelah kondisinya membaik, dia diantar ke pemondokan. “Ya begini prosedurnya, kita antar dan serahkan ke ketua kloter atau ketua rombongan di lokasi pemondokan,” kata Kasi Keamanan dan Perlindungan Daker Madinah, Maskat Ali Jasmun kepada MCH yang ikut mengantar ke pemondokan.
Masalah Sukino belum selesai. Ternyata tidak semua jamaah kenal dia yang berangkat seorang diri tanpa kerabat yang mendampingi. Bahkan ketua kloter juga tidak hafal karena jamaah kloternya mencapai 400 orang lebih. Seusai dipastikan memang bagian dari Kloter 2 Medan, Sutikno akhirnya diserahkan ke ketua kloter.(MCH)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DOR)