medcom.id, Jakarta: Mantan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Musliar Kasim menilai keterlambatan pencetakan buku tidak dapat dijadikan alasan penghentian Kurikulum 2013. Menurutnya, buku tidak menghambat kegiatan belajar mengajar para siswa karena mereka dibekali CD.
"Keterlambatan ketersediaan buku tidak ada hubungannya dengan kurikulum. Tidak ada hubungannya. Sebenarnya, tanpa buku ini kurikulum bisa berjalan, kan sudah dikasih CD tinggal dikopi saja," kata Musliar saat dihubungi Metrotvnews.com, di Jakarta, Selasa (9/12/2014).
Mantan Rektor Andalas ini menuturkan bahwa sesungguhnya Kurikulum 2013 sangat baik jika dapat dilanjutkan. Sebab, dibuat dengan bantuan para pakar pendidikan terbaik yang ada di Indonesia dan telah dilakukan uji publik sebelum diterapkan penggunaannya di sekolah-sekolah.
"Kurikulum itu memang tidak sempurna tapi sangat baik kurikulumnya. Pembuatannya kita mengumpulkan pakar pendidikan terbaik di Indonesia dan kita uji publik. Ini pertama kita lakukan karena sebelum-sebelumnya tidak pernah kurikulum dilakukan uji publik," tutur dia.
Untuk itu, ia menyarankan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan untuk memberikan kebebasan kepada sekolah dalam memilih kurikulumnya. Menurut dia, seharusnya penghentian Kurikulum 2013 tidak diberlakukan di seluruh sekolah.
"Akan lebih baik Menteri (Anies Baswedan) berikan kebebasan bagi sekolah memilih Kurikulum, tanya ke sekolah terutama ke swasta. Karena banyak sekolah swasta yang menilai Kurikulum itu (2013) bagus," tandas dia.
Sebelumnya, Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah AniesBaswedan memutuskan untuk menarik Kurikulum 2013 dan mengganti dengan Kurikulum 2006. Keputusan ini berlaku terhadap 201.779 sekolah yang menerapkan Kurikulum 2013 kurang dari tiga semester. Sementara, 6.221 sekolah yang sudah menerapkan kurikulum ini selama tiga semester diminta untuk tetap melanjutkannya. Mereka akan dijadikan sekolah percontohan selama masa evaluasi Kurikulum 2013.
medcom.id, Jakarta: Mantan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Musliar Kasim menilai keterlambatan pencetakan buku tidak dapat dijadikan alasan penghentian Kurikulum 2013. Menurutnya, buku tidak menghambat kegiatan belajar mengajar para siswa karena mereka dibekali CD.
"Keterlambatan ketersediaan buku tidak ada hubungannya dengan kurikulum. Tidak ada hubungannya. Sebenarnya, tanpa buku ini kurikulum bisa berjalan, kan sudah dikasih CD tinggal dikopi saja," kata Musliar saat dihubungi
Metrotvnews.com, di Jakarta, Selasa (9/12/2014).
Mantan Rektor Andalas ini menuturkan bahwa sesungguhnya Kurikulum 2013 sangat baik jika dapat dilanjutkan. Sebab, dibuat dengan bantuan para pakar pendidikan terbaik yang ada di Indonesia dan telah dilakukan uji publik sebelum diterapkan penggunaannya di sekolah-sekolah.
"Kurikulum itu memang tidak sempurna tapi sangat baik kurikulumnya. Pembuatannya kita mengumpulkan pakar pendidikan terbaik di Indonesia dan kita uji publik. Ini pertama kita lakukan karena sebelum-sebelumnya tidak pernah kurikulum dilakukan uji publik," tutur dia.
Untuk itu, ia menyarankan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan untuk memberikan kebebasan kepada sekolah dalam memilih kurikulumnya. Menurut dia, seharusnya penghentian Kurikulum 2013 tidak diberlakukan di seluruh sekolah.
"Akan lebih baik Menteri (Anies Baswedan) berikan kebebasan bagi sekolah memilih Kurikulum, tanya ke sekolah terutama ke swasta. Karena banyak sekolah swasta yang menilai Kurikulum itu (2013) bagus," tandas dia.
Sebelumnya, Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah AniesBaswedan memutuskan untuk menarik Kurikulum 2013 dan mengganti dengan Kurikulum 2006. Keputusan ini berlaku terhadap 201.779 sekolah yang menerapkan Kurikulum 2013 kurang dari tiga semester. Sementara, 6.221 sekolah yang sudah menerapkan kurikulum ini selama tiga semester diminta untuk tetap melanjutkannya. Mereka akan dijadikan sekolah percontohan selama masa evaluasi Kurikulum 2013.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LOV)