medcom.id, Jakarta: Meski sudah ada imbauan resmi dari Tim Pemenangan Jokowi-JK bahwa semua pendukung dan simpatisan dilarang merayakan kemenangan di jalan, grup relawan mengaku tidak bisa berbuat banyak bila masih ada relawan lain yang mengabaikan seruan tersebut.
Hal tersebut sehubungan dengan pengumuman resmi KPU pada Selasa, 22 Juli 2014. "Saya menghargai kebebasan berekspresi setiap orang. Cuma, saya hanya bisa mengimbau jika memang ada yang ingin turun ke jalan, lihat dulu situasinya. Karena, akan banyak provokasi yang tidak jelas. Maka itu, harus hati-hati, jangan sampai terprovokasi," kata koordinator relawan Lawan Pemilu Curang (LPC) Nia Dinata kepada Metrotvnews.com, Senin (21/7/2014).
"Tapi kalau misalnya mau berkumpul sekadar hang out rasanya enggak apa-apa," ujar sutradara Ca-bau-kan, Arisan!, dan Berbagi Suami itu.
Bila memang masih ada relawan yang 'membandel' dan tetap hendak turun ke Jalan, grup relawan Jokowi-JK mengaku tidak bisa melarang. "Kita tidak bisa apa-apa. Kita tidak bisa melarang oarng lain untuk melakukan bentuk demokrasi yang mereka inginkan. Kami hanya bisa menyosialisasikan," kata Varina Situmorang dari Efek Jokowi.
Para grup relawan Jokowi-JK sendiri mengaku memilih menanti hasil resmi dari KPU dengan menonton bersama di kantor masing-masing. "Saya rasa semua orang punya pilihan. Saya sih lebih suka berkumpul dan santai dengan orang-orang yang selama 1-2 bulan ini bersama-sama melalui masa kampanye," kata Nia.
Baik Nia maupun Varina mengaku telah menyosialisasikan hal tersebut ke grup relawan lainnya seperti Jasmev, Duta Jokowi Dodo, Revolusi Harmoni, Facebookers Community For Jokowi, Jokowi Center Indonesia, Gerak Cepat, Relawan Matahari Indonesia, Komunitas Masyarakat Kepulauan Nias Pendukung Jokowi, Jammi'na/Jaringan Masyarakat Madani Indonesia, Relawan Merah Putih, Laskar Biji Kopi, LPC, Efek Jokowi, Seni Kreatif untuk JKW, dan Gerakan Optimis.
Mereka pun sepakat untuk tidak akan turun ke jalan dan akan menyaksikan hasil resmi KPU dari kantor masing-masing.
medcom.id, Jakarta: Meski sudah ada imbauan resmi dari Tim Pemenangan Jokowi-JK bahwa semua pendukung dan simpatisan dilarang merayakan kemenangan di jalan, grup relawan mengaku tidak bisa berbuat banyak bila masih ada relawan lain yang mengabaikan seruan tersebut.
Hal tersebut sehubungan dengan pengumuman resmi KPU pada Selasa, 22 Juli 2014. "Saya menghargai kebebasan berekspresi setiap orang. Cuma, saya hanya bisa mengimbau jika memang ada yang ingin turun ke jalan, lihat dulu situasinya. Karena, akan banyak provokasi yang tidak jelas. Maka itu, harus hati-hati, jangan sampai terprovokasi," kata koordinator relawan Lawan Pemilu Curang (LPC) Nia Dinata kepada Metrotvnews.com, Senin (21/7/2014).
"Tapi kalau misalnya mau berkumpul sekadar hang out rasanya enggak apa-apa," ujar sutradara Ca-bau-kan, Arisan!, dan Berbagi Suami itu.
Bila memang masih ada relawan yang 'membandel' dan tetap hendak turun ke Jalan, grup relawan Jokowi-JK mengaku tidak bisa melarang. "Kita tidak bisa apa-apa. Kita tidak bisa melarang oarng lain untuk melakukan bentuk demokrasi yang mereka inginkan. Kami hanya bisa menyosialisasikan," kata Varina Situmorang dari Efek Jokowi.
Para grup relawan Jokowi-JK sendiri mengaku memilih menanti hasil resmi dari KPU dengan menonton bersama di kantor masing-masing. "Saya rasa semua orang punya pilihan. Saya sih lebih suka berkumpul dan santai dengan orang-orang yang selama 1-2 bulan ini bersama-sama melalui masa kampanye," kata Nia.
Baik Nia maupun Varina mengaku telah menyosialisasikan hal tersebut ke grup relawan lainnya seperti Jasmev, Duta Jokowi Dodo, Revolusi Harmoni, Facebookers Community For Jokowi, Jokowi Center Indonesia, Gerak Cepat, Relawan Matahari Indonesia, Komunitas Masyarakat Kepulauan Nias Pendukung Jokowi, Jammi'na/Jaringan Masyarakat Madani Indonesia, Relawan Merah Putih, Laskar Biji Kopi, LPC, Efek Jokowi, Seni Kreatif untuk JKW, dan Gerakan Optimis.
Mereka pun sepakat untuk tidak akan turun ke jalan dan akan menyaksikan hasil resmi KPU dari kantor masing-masing.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(PRI)