Jakarta: Jelang hari raya Idul Fitri 2021, jumlah pemudik terus meningkat. Meski aparat telah mempersiapkan banyak pos penyekatan, namun tingginya jumlah pemudik motor membuat aparat kewalahan.
Bahkan beberapa kali pos penyekatan bobol akibat banyaknya jumlah pemudik motor karena petugas yang berjaga juga sangat terbatas.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Korlantas Polri akan menerapkan beberapa strategi salah satunya rekayasa buka tutup lalu lintas.
Hal itu dilakukan untuk menghindari adanya penumpukan kendaraan, khususnya sepeda motor. Nantinya, beberapa sepeda motor yang dilepas petugas akan diperiksa di pos-pos berikutnya untuk diputarbalikkan.
“Semua ini untuk menjaga keseimbangan antara kemacetan dan kerumunan sehingga pola buka tutup penyekatan ini dilakukan dalam rangka pencegahan kerumunan dan kelancaran lalu lintas serta keamanan masyarakat,” ujar Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Pol Istiono dikutip dari situs resmi Korlantas Polri, Selasa 11 Mei 2021.
Kemudian, Istiono menegaskan bahwa kesadaran masyarakat harus ditingkatkan terkait anjuran pemerintah yang melarang mudik lebaran 2021.
Hal itu menyusul adanya ribuan pemudik yang mengendarai sepeda motor menjebol barikade penyekatan di Jalur Pantura Kedungwaringin, perbatasan Kabupaten Bekasi-Karawang, pada Minggu 9 Mei kemarin.
“Semua anjuran-anjuran dari pemerintah harus dipatuhi oleh pengguna jalan baik roda dua maupun roda empat,” tegas Istiono.
Kemudian, langkah antisipasi yang digunakan pihaknya ialah dengan memaksimalkan titik-titik penyekatan cek poin berlapis hingga paling ujung supaya dipatuhi oleh pemudik bandel.
Istiono juga menjelaskan bahwa ratusan pemudik ini bukan menerobos, melainkan dialihkan karena terjadi penumpukan kendaraan. “Ini adalah diskresi kepolisian. Kalau sudah terjadi penumpukan yang besar, takutnya akan menjadi klaster baru di antrian tersebut,” terangnya.
“Oleh karena itu, penyekatan yang berlapis-lapis kita bangun itu gunanya. Untuk mengatur supaya tidak terjadi penumpukan di satu titik,” terangnya.
Jakarta: Jelang hari raya Idul Fitri 2021, jumlah
pemudik terus meningkat. Meski aparat telah mempersiapkan banyak pos penyekatan, namun tingginya jumlah pemudik motor membuat aparat kewalahan.
Bahkan beberapa kali pos penyekatan bobol akibat banyaknya jumlah pemudik motor karena petugas yang berjaga juga sangat terbatas.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Korlantas
Polri akan menerapkan beberapa strategi salah satunya rekayasa buka tutup lalu lintas.
Hal itu dilakukan untuk menghindari adanya penumpukan kendaraan, khususnya sepeda motor. Nantinya, beberapa sepeda motor yang dilepas petugas akan diperiksa di pos-pos berikutnya untuk diputarbalikkan.
“Semua ini untuk menjaga keseimbangan antara kemacetan dan kerumunan sehingga pola buka tutup penyekatan ini dilakukan dalam rangka pencegahan kerumunan dan kelancaran lalu lintas serta keamanan masyarakat,” ujar Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Pol Istiono dikutip dari situs resmi Korlantas Polri, Selasa 11 Mei 2021.
Kemudian, Istiono menegaskan bahwa kesadaran masyarakat harus ditingkatkan terkait anjuran pemerintah yang melarang mudik lebaran 2021.
Hal itu menyusul adanya ribuan pemudik yang mengendarai sepeda motor menjebol barikade penyekatan di Jalur Pantura Kedungwaringin, perbatasan Kabupaten Bekasi-Karawang, pada Minggu 9 Mei kemarin.
“Semua anjuran-anjuran dari pemerintah harus dipatuhi oleh pengguna jalan baik roda dua maupun roda empat,” tegas Istiono.
Kemudian, langkah antisipasi yang digunakan pihaknya ialah dengan memaksimalkan titik-titik penyekatan cek poin berlapis hingga paling ujung supaya dipatuhi oleh pemudik bandel.
Istiono juga menjelaskan bahwa ratusan pemudik ini bukan menerobos, melainkan dialihkan karena terjadi penumpukan kendaraan. “Ini adalah diskresi kepolisian. Kalau sudah terjadi penumpukan yang besar, takutnya akan menjadi klaster baru di antrian tersebut,” terangnya.
“Oleh karena itu, penyekatan yang berlapis-lapis kita bangun itu gunanya. Untuk mengatur supaya tidak terjadi penumpukan di satu titik,” terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ACF)