Jakarta: Sejumlah elemen massa berencana menggelar aksi menolak perhelatan musik bertaraf internasional Djakarta Warehouse Project (DWP) 2017 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Utara. Polisi mengaku belum mendapat laporan rencana aksi itu.
"Saya belum mendapat laporannya. Belum cek. Nanti saya cek dulu," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Rabu, 13 Desember 2017.
Kapolres Jakarta Pusat Roma Hutajulu mengamini.
Dia bilang belum ada pemberitahuan lebih lanjut terkait unjuk rasa yang rencananya digelar Kamis, 14 Desember 2017.
"Sampai saat ini belum menerima rencana kegiatan terkait aksi unjuk rasa," kata Roma.
Meski demikian, kepolisian sudah menyiapkan personel untuk mengantisipasi massa unjuk rasa.
Ia meminta para pengunjuk rasa tertib menyuarakan aspirasinya dan tidak bertindak anarkistis.
(Baca juga: Polisi Belum Terima Laporan Demo Aksi Tolak DWP 2017)
Sebelumnya, dari informasi yang beredar, sejumlah elemen organsiasi masyakarat di Kemayoran berencana menggelar unjuk rasa di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis, 14 Desember 2017, siang. Aksi tersebut dalam rangka menolak perhelatan DWP yang dianggap tidak sesuai dengan norma agama dan budaya di tanah air.
Perwakilan massa, Suhadi, yang bertindak sebagai dewan penasihat Organsiasi Bang Japar, mengatakan massa unjuk rasa berasal dari ormas FPI, LPI, Garda FBR, dan Majelis Taklim se-Kemayoran. Ia mengklaim unjuk rasa ini akan dihadiri ribuan orang.
"Kalau perkiraan massa belum dapat dipastikan, ya kurang lebih 2.000 orang," kata dia saat dihubungi wartawan.
DWP merupakan festival musik elektronik tahunan di Jakarta. Acara ini sudah berlangsung delapan tahun. Tahun lalu, DWP mendatangkan 90.000 penonton selama dua hari penyelenggaraan. Ini menjadikan DWP sebagai festival musik dance terbesar di Asia. DWP 2017 digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta, pada 15 dan 16 Desember.
Jakarta: Sejumlah elemen massa berencana menggelar aksi menolak perhelatan musik bertaraf internasional Djakarta Warehouse Project (DWP) 2017 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Utara. Polisi mengaku belum mendapat laporan rencana aksi itu.
"Saya belum mendapat laporannya. Belum cek. Nanti saya cek dulu," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Rabu, 13 Desember 2017.
Kapolres Jakarta Pusat Roma Hutajulu mengamini.
Dia bilang belum ada pemberitahuan lebih lanjut terkait unjuk rasa yang rencananya digelar Kamis, 14 Desember 2017.
"Sampai saat ini belum menerima rencana kegiatan terkait aksi unjuk rasa," kata Roma.
Meski demikian, kepolisian sudah menyiapkan personel untuk mengantisipasi massa unjuk rasa.
Ia meminta para pengunjuk rasa tertib menyuarakan aspirasinya dan tidak bertindak anarkistis.
(Baca juga:
Polisi Belum Terima Laporan Demo Aksi Tolak DWP 2017)
Sebelumnya, dari informasi yang beredar, sejumlah elemen organsiasi masyakarat di Kemayoran berencana menggelar unjuk rasa di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis, 14 Desember 2017, siang. Aksi tersebut dalam rangka menolak perhelatan DWP yang dianggap tidak sesuai dengan norma agama dan budaya di tanah air.
Perwakilan massa, Suhadi, yang bertindak sebagai dewan penasihat Organsiasi Bang Japar, mengatakan massa unjuk rasa berasal dari ormas FPI, LPI, Garda FBR, dan Majelis Taklim se-Kemayoran. Ia mengklaim unjuk rasa ini akan dihadiri ribuan orang.
"Kalau perkiraan massa belum dapat dipastikan, ya kurang lebih 2.000 orang," kata dia saat dihubungi wartawan.
DWP merupakan festival musik elektronik tahunan di Jakarta. Acara ini sudah berlangsung delapan tahun. Tahun lalu, DWP mendatangkan 90.000 penonton selama dua hari penyelenggaraan. Ini menjadikan DWP sebagai festival musik dance terbesar di Asia. DWP 2017 digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta, pada 15 dan 16 Desember.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)
