Jakarta: Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Syafruddin mengajak seluruh umat beragama mewujudkan Indonesia Emas 2045. Gagasan itu digaungkan pemerintah untuk membangun kualitas sumber daya manusia (SDM) yang berdaya saing.
Syafruddin menyebut pembangunan SDM berkualitas merupakan program prioritas pemerintah saat ini. Tujuannya, agar masyarakat Indonesia semakin tangguh, berdaya saing, berkreativitas tinggi sehingga mampu bersaing di tingkat internasional, tidak tertinggal oleh disrupsi teknologi, serta tidak luntur oleh arus globalisasi.
"Peringatan Hari Raya Waisak ini penting untuk menjaga stabilitas di ruang publik, mengutamakan keutuhan pilar negara, meniadakan narasi perbedaan, serta membangun kerukunan dan peradaban bangsa yang lebih maju. Landasan sosial ini adalah syarat mutlak yang harus diwujudkan bersama untuk menapaki Indonesia Emas di tahun 2045 nanti," ujar Syafruddin saat memberi sambutan di Wihara Ekayana Arama, Jalan Mangga, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Minggu, 19 Mei 2019.
Saat Indonesia genap berusia 100 tahun pada 2045 nanti, jelas Syafruddin, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi. Peluang itu tercipta lantaran 67 persen jumlah penduduk Indonesia merupakan generasi usia produktif (15-64 tahun).
"Banyak prediksi Indonesia mampu menduduki posisi negara terbesar kelima di dunia dan kita yakin masyarakat Indonesia akan sejahtera. Tentu tergantung kepada kita semua, para umat beragama dalam menjaga kerukunan, keutuhan, dan kehidupan berbangsa dan bernegara," tutur dia.
Namun, hal itu bukan anugerah yang datang dengan sendirinya. Butuh perjuangan untuk mencapainya, baik dari pemerintah maupun masyarakat. Maka itu, ucap Syafruddin, butuh dukungan semua pihak untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara maju.
(Baca juga: 2045, Indonesia Menyongsong Masa Emas)
"Usaha ini harus dilakukan bersama-sama, tidak bisa parsial, tidak bisa ego sektoral, bukan dengan primordialisme yang sempit, bukan juga dengan chauvinisme yang negatif. Sebaliknya, butuh modal persatuan, wawasan kebangsaan, jiwa nasionalisme dalam membangun paradigma perilaku sosial yang konstruktif," tegas dia.
Dukungan masyarakat dan seluruh umat beragama dilakukan dengan memercayai upaya pemerintah dalam menjalankan program kerja. Saat ini pemerintah terus berupaya untuk membangun tata kelola negara yang baik, melayani masyarakat dengan lebih cepat, serta hadir untuk menjawab harapan masyarakat.
Kondisi tersebut, sambung dia, akan membuat pihak swasta antusias membantu pemerintah. Alhasil, stabilitas yang terjaga akan merangsang pertumbuhan ekonomi di seluruh daerah secara merata.
"Kuncinya terletak pada ketulusan hati kita semua, keihlasan dan kesungguhan mengamalkan ibadah dalam setiap bidang kehidupan, pekerjaan, pertemanan, kekeluargaan, dan lain-lain yang menghadirkan manfaat bagi kemanusiaan," tutur Syafruddin.
Ia percaya, ketulusan dan integritas individu bersandar dari intisari ajaran agama. Agama apa pun mengajarkan untuk menciptakan dan menyejukkan kehidupan, mengajak untuk berbuat kebaikan, dan peduli dengan sesama umat manusia tanpa melihat latar belakang pribadi, sosial, dan paham atau agama yang dianut.
"Sejatinya, kebaikan akan menuntun umat beagama untuk cinta terhadap Tanah Air dari setiap anak bangsa Indonesia dalam membangun negeri ini. Perayaaan Waisak ini semoga menjadi ajang perekat sosial yang menjaga persaudaraan, membangun solidaritas, serta menjaga stabilitas ketenteraman untuk seluruh bangsa Indonesia," pungkas Syafruddin.
Jakarta: Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Syafruddin mengajak seluruh umat beragama mewujudkan Indonesia Emas 2045. Gagasan itu digaungkan pemerintah untuk membangun kualitas sumber daya manusia (SDM) yang berdaya saing.
Syafruddin menyebut pembangunan SDM berkualitas merupakan program prioritas pemerintah saat ini. Tujuannya, agar masyarakat Indonesia semakin tangguh, berdaya saing, berkreativitas tinggi sehingga mampu bersaing di tingkat internasional, tidak tertinggal oleh disrupsi teknologi, serta tidak luntur oleh arus globalisasi.
"Peringatan Hari Raya Waisak ini penting untuk menjaga stabilitas di ruang publik, mengutamakan keutuhan pilar negara, meniadakan narasi perbedaan, serta membangun kerukunan dan peradaban bangsa yang lebih maju. Landasan sosial ini adalah syarat mutlak yang harus diwujudkan bersama untuk menapaki Indonesia Emas di tahun 2045 nanti," ujar Syafruddin saat memberi sambutan di Wihara Ekayana Arama, Jalan Mangga, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Minggu, 19 Mei 2019.
Saat Indonesia genap berusia 100 tahun pada 2045 nanti, jelas Syafruddin, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi. Peluang itu tercipta lantaran 67 persen jumlah penduduk Indonesia merupakan generasi usia produktif (15-64 tahun).
"Banyak prediksi Indonesia mampu menduduki posisi negara terbesar kelima di dunia dan kita yakin masyarakat Indonesia akan sejahtera. Tentu tergantung kepada kita semua, para umat beragama dalam menjaga kerukunan, keutuhan, dan kehidupan berbangsa dan bernegara," tutur dia.
Namun, hal itu bukan anugerah yang datang dengan sendirinya. Butuh perjuangan untuk mencapainya, baik dari pemerintah maupun masyarakat. Maka itu, ucap Syafruddin, butuh dukungan semua pihak untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara maju.
(Baca juga:
2045, Indonesia Menyongsong Masa Emas)
"Usaha ini harus dilakukan bersama-sama, tidak bisa parsial, tidak bisa ego sektoral, bukan dengan primordialisme yang sempit, bukan juga dengan chauvinisme yang negatif. Sebaliknya, butuh modal persatuan, wawasan kebangsaan, jiwa nasionalisme dalam membangun paradigma perilaku sosial yang konstruktif," tegas dia.
Dukungan masyarakat dan seluruh umat beragama dilakukan dengan memercayai upaya pemerintah dalam menjalankan program kerja. Saat ini pemerintah terus berupaya untuk membangun tata kelola negara yang baik, melayani masyarakat dengan lebih cepat, serta hadir untuk menjawab harapan masyarakat.
Kondisi tersebut, sambung dia, akan membuat pihak swasta antusias membantu pemerintah. Alhasil, stabilitas yang terjaga akan merangsang pertumbuhan ekonomi di seluruh daerah secara merata.
"Kuncinya terletak pada ketulusan hati kita semua, keihlasan dan kesungguhan mengamalkan ibadah dalam setiap bidang kehidupan, pekerjaan, pertemanan, kekeluargaan, dan lain-lain yang menghadirkan manfaat bagi kemanusiaan," tutur Syafruddin.
Ia percaya, ketulusan dan integritas individu bersandar dari intisari ajaran agama. Agama apa pun mengajarkan untuk menciptakan dan menyejukkan kehidupan, mengajak untuk berbuat kebaikan, dan peduli dengan sesama umat manusia tanpa melihat latar belakang pribadi, sosial, dan paham atau agama yang dianut.
"Sejatinya, kebaikan akan menuntun umat beagama untuk cinta terhadap Tanah Air dari setiap anak bangsa Indonesia dalam membangun negeri ini. Perayaaan Waisak ini semoga menjadi ajang perekat sosial yang menjaga persaudaraan, membangun solidaritas, serta menjaga stabilitas ketenteraman untuk seluruh bangsa Indonesia," pungkas Syafruddin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(REN)