etrotvnews.com, Jakarta: Kesibukan Komjen Budi Waseso memimpin Badan Narkotika Nasional (BNN) menyita banyak waktu. Bahkan, Komjen Budi mengaku nyaris tidak memiliki waktu untuk pribadi dan keluarganya.
"Sudah habis (waktunya)," kata Komjen Budi kepada medcom.id di ruang kerjanya, Kantor BNN, Jalan M.T. Haryono, Cawang, Jakarta Timur, Senin (30/5/2016).
Di akhir pekan, Komjen Budi seringkali masih disibukkan berbagai urusan kantor. Ia jadi kerap mendapat komplain dari istri dan anak-anaknya.
Terkadang, tutur Komjen Budi, ia menyempatkan berkumpul bersama keluarganya untuk sekadar diskusi ringan di rumah. Komjen Budi jarang mengajak keluarganya ke luar rumah, apalagi menonton film di bioskop.
"Enggak sempat saya, karena saya harus stand by. Kadang-kadang, ada sesuatu yang dadakan dari anggota di lapangan, minta petunjuk atau arahan. Maka dari itu, saya lebih baik ada di suatu tempat, anytime saya bisa bergerak," tandasnya.
Saat tidak berdinas ke luar kota, Komjen Budi sudah berada di kantor pukul 06.00 WIB. Ia baru pulang sekitar pukul 22.00 WIB atau 23.00 WIB.
"Ini merupakan tanggung jawab, kewajiban. Enggak bisa kita `ah jam kantor selesai`, terus kita selesai. Enggak bisa begitu. Kalau besok, pasti ada kerjaan baru," ujar Komjen Budi.
Komjen Budi Waseso -- MI/Mohamad Irfan
Komjen Budi menjelaskan, sejatinya polisi ataupun abdi negara harus siap 24 jam melayani, melindungi, dan mengayomi masyarakat. Namun, kepolisian dan abdi negara di Indonesia justru berlagak seperti pegawai swasta.
Perilaku tersebut diduga karena sistem penggajian. Polisi di luar negeri, jelas Komjen Budi, mendapat gaji yang setimpal dengan tugas dan tanggung jawabnya. Karena itu, polisi benar-benar menjalankan tugasnya. Kehadiran mereka dirasakan masyarakat.
"Bagi saya, polisi bukan seperti itu (harus menunggu gaji dan tunjangan yang besar). Saya ini kan abdi negara. Dari awal saya jadi polisi, kontraknya sebagai abdi negara. Saya tidak boleh mengeluh. Tidak boleh meminta. Karena abdi itu bagaimana tuannya. Negara dan bangsa tuannya, masyarakat itu sendiri," beber dia.
Sebagai abdi negara, Komjen Budi pantang mengeluh. Ia menyadari, tugas pengabdian itu harus disertai keikhlasan.
"Di kala kita tidak ikhlas, pekerjaan ini menjadi beban. Tidak akan benar jadinya pekerjaan," ucapnya.
etrotvnews.com, Jakarta: Kesibukan Komjen Budi Waseso memimpin Badan Narkotika Nasional (BNN) menyita banyak waktu. Bahkan, Komjen Budi mengaku nyaris tidak memiliki waktu untuk pribadi dan keluarganya.
"Sudah habis (waktunya)," kata Komjen Budi kepada medcom.id di ruang kerjanya, Kantor BNN, Jalan M.T. Haryono, Cawang, Jakarta Timur, Senin (30/5/2016).
Di akhir pekan, Komjen Budi seringkali masih disibukkan berbagai urusan kantor. Ia jadi kerap mendapat komplain dari istri dan anak-anaknya.
Terkadang, tutur Komjen Budi, ia menyempatkan berkumpul bersama keluarganya untuk sekadar diskusi ringan di rumah. Komjen Budi jarang mengajak keluarganya ke luar rumah, apalagi menonton film di bioskop.
"Enggak sempat saya, karena saya harus
stand by. Kadang-kadang, ada sesuatu yang dadakan dari anggota di lapangan, minta petunjuk atau arahan. Maka dari itu, saya lebih baik ada di suatu tempat,
anytime saya bisa bergerak," tandasnya.
Saat tidak berdinas ke luar kota, Komjen Budi sudah berada di kantor pukul 06.00 WIB. Ia baru pulang sekitar pukul 22.00 WIB atau 23.00 WIB.
"Ini merupakan tanggung jawab, kewajiban. Enggak bisa kita `ah jam kantor selesai`, terus kita selesai. Enggak bisa begitu. Kalau besok, pasti ada kerjaan baru," ujar Komjen Budi.
Komjen Budi Waseso -- MI/Mohamad Irfan
Komjen Budi menjelaskan, sejatinya polisi ataupun abdi negara harus siap 24 jam melayani, melindungi, dan mengayomi masyarakat. Namun, kepolisian dan abdi negara di Indonesia justru berlagak seperti pegawai swasta.
Perilaku tersebut diduga karena sistem penggajian. Polisi di luar negeri, jelas Komjen Budi, mendapat gaji yang setimpal dengan tugas dan tanggung jawabnya. Karena itu, polisi benar-benar menjalankan tugasnya. Kehadiran mereka dirasakan masyarakat.
"Bagi saya, polisi bukan seperti itu (harus menunggu gaji dan tunjangan yang besar). Saya ini kan abdi negara. Dari awal saya jadi polisi, kontraknya sebagai abdi negara. Saya tidak boleh mengeluh. Tidak boleh meminta. Karena abdi itu bagaimana tuannya. Negara dan bangsa tuannya, masyarakat itu sendiri," beber dia.
Sebagai abdi negara, Komjen Budi pantang mengeluh. Ia menyadari, tugas pengabdian itu harus disertai keikhlasan.
"Di kala kita tidak ikhlas, pekerjaan ini menjadi beban. Tidak akan benar jadinya pekerjaan," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NIN)