Tangerang: Viral video aksi kekerasan polisi pada warga sipil. Seorang mahasiswa dibanting oleh anggota kepolisian saat menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung Bupati Tangerang, Kabupaten Tangerang, Banten.
Video berdurasi 48 detik itu memperlihatkan seorang aparat kepolisian tengah memiting seorang mahasiswa yang melakukan demonstrasi. Kemudian, mahasiswa itu dibanting dengan posisi punggung dan kepala terhempas ke lantai.
Dalam video yang beredar luas di media sosial, mahasiswa tersebut seketika terkapar dan mengalami kejang.
Kini kondisi sang mahasiwa bernama Faris sudah membaik. Ia pun telah muncul ke publik dalam sebuah klarifikasi yang didampingi seorang polisi.
"Saya nggak mati, sekarang masih hidup. Dalam keadaan biasa-biasa aja, walaupun sedikit pegal-pegal," katanya dalam video klarifikasi yang beredar di media sosial, Rabu, 13 Oktober 2021.
Berpotensi cedera otak
Meski mengaku baik-baik saja, namun efek dari bantingan yang dialami Faris tidak bisa dianggap remeh. Apalagi ia sempat mengalami kejang-kejang.
Sebuah hantaman di kepala lebih dari sekadar membuat Anda merasa pusing. Dalam sebuah studi yang dipublikasikan di Archives of Neurology menjelaskan benturan di kepala berimbas terjadinya peningkatan protein asam glial fibrillary. Peningkatan kadar protein satu ini menunjukkan kerusakan pada jenis sel otak khusus.
Para peneliti memelajari sekelompok petinju hingga petarung. Mereka menemukan kadar bahan kimia tertentu yang lebih tinggi dari kadar normal dalam cairan yang beredar di sekitar sumsum tulang belakang dan otak.
Peningkatan protein tersebut juga ditemukan pada orang yang mengalami cedera otak parah. Karena itu, sebaiknya hindarilah apapun yang berisiko memberikan benturan pada kepala.
Tangerang: Viral video aksi
kekerasan polisi pada warga sipil. Seorang mahasiswa dibanting oleh anggota kepolisian saat menggelar aksi
unjuk rasa di depan gedung Bupati Tangerang, Kabupaten Tangerang, Banten.
Video berdurasi 48 detik itu memperlihatkan seorang aparat kepolisian tengah memiting seorang mahasiswa yang melakukan demonstrasi. Kemudian, mahasiswa itu dibanting dengan posisi punggung dan kepala terhempas ke lantai.
Dalam video yang beredar luas di media sosial, mahasiswa tersebut seketika terkapar dan mengalami kejang.
Kini kondisi sang mahasiwa bernama Faris sudah membaik. Ia pun telah muncul ke publik dalam sebuah klarifikasi yang didampingi seorang polisi.
"Saya
nggak mati, sekarang masih hidup. Dalam keadaan biasa-biasa aja, walaupun sedikit pegal-pegal," katanya dalam video klarifikasi yang beredar di media sosial, Rabu, 13 Oktober 2021.
Berpotensi cedera otak
Meski mengaku baik-baik saja, namun efek dari bantingan yang dialami Faris tidak bisa dianggap remeh. Apalagi ia sempat mengalami kejang-kejang.
Sebuah hantaman di kepala lebih dari sekadar membuat Anda merasa pusing. Dalam sebuah studi yang dipublikasikan di
Archives of Neurology menjelaskan benturan di kepala berimbas terjadinya peningkatan protein asam
glial fibrillary. Peningkatan kadar protein satu ini menunjukkan kerusakan pada jenis sel otak khusus.
Para peneliti memelajari sekelompok petinju hingga petarung. Mereka menemukan kadar bahan kimia tertentu yang lebih tinggi dari kadar normal dalam cairan yang beredar di sekitar sumsum tulang belakang dan otak.
Peningkatan protein tersebut juga ditemukan pada orang yang mengalami cedera otak parah. Karena itu, sebaiknya hindarilah apapun yang berisiko memberikan benturan pada kepala.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)