Suasana diskusi Globalisasi dan Peran Anak Muda dalam Pembumian Pancasila, yang digelar secara virtual. (Foto: Dok. BPIP)
Suasana diskusi Globalisasi dan Peran Anak Muda dalam Pembumian Pancasila, yang digelar secara virtual. (Foto: Dok. BPIP)

Pendalaman Pancasila di Era Kekinian Butuh Bantuan Teknologi

Gervin Nathaniel Purba • 03 Juni 2021 12:19
Jakarta: Deputi Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi, dan Jaringan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prakoso menilai, pendalaman dan perluasan nilai Pancasila tidak bisa menggunakan cara biasa pada zaman ini.
 
Menurutnya, perlu melibatkan anak muda dan optimalisasi teknologi. Terlebih, perkembangan teknologi  memudahkan interaksi. 
 
Hal itu diungkapkan Prakoso dalam diskusi Globalisasi dan Peran Anak Muda dalam Pembumian Pancasila, yang digelar secara virtual,  pada Rabu, 2 Juni 2021.

Oleh karena itu, dia berharap dalam diskusi ini ada tiga topik yang dibahas. Pertama, mengubah pola pikir Pancasila tidak hanya sebagai ideologi statis yang mempersatukan, juga ideologi dinamis yang dapat menuntun bangsa mencapai tujuannya. 
 
Kedua, bagaimana sesama anak bangsa bisa saling menghormati, dan yang terakhir membangun relasi dan jaringan untuk memerkuat persatuan. 
 
"Dengan tiga hal itu, saya yakin slogan Pancasila kuat Indonesia hebat bisa terwujud," kata Prakoso, dikutip keterangan tertulis, Kamis, 3 Mei 2021.
 
Direktur Pengkajian Materi BPIP M Sabri menambahkah, ada dua hal yang selalu dibicarakan Bung Hatta setiap kali bicara tentang Indonesia. Pertama, negeri yang terbentang luas. Kedua, negara yang masyarakatnya yang paling plural di muka bumi. 
 
"Bung Hatta ingin menyampaikan dua prasyarat moral bagi siapa pun yang  bercita-cita ingin mengelola Indonesia. Pesan ini sangat relevan untuk para pemuda yang kelak akan jadi pemimpin," kata Sabri. 
 
Karena itu, setiap gagasan sosial, ekonomi, politik bahkan keagamaan harus sadar kemajemukan. "Ide yang mengabaikan keberbagian dan kemajemukan akan gagal hadir di tengah-tengah bangsa," tandasnya.
 
Sementara itu, Ketua Umum DPP GMNI Arjuna Putra melihat perlunya menjadikan Pancasila sebagai instrumen evaluasi regulasi atau kebijakan negara.
 
"Indonesia juga memerlukan pondasi, yakni Pancasila yang digali oleh Bung Karno dari nilai-nilai kearifan Bumi Nusantara,” kata Susanto.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan