Jakarta: PT Biofarma bersama perusahaan rintisan teknologi, Nusantics dan GSI Lab, resmi memasarkan tes PCR dengan metode kumur (gargle) sejak Sabtu, 3 Juli 2021. Bio Saliva, tes PCR dengan metode kumur yang baru dipasarkan ini telah mengantongi izin dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
“Ini sama dengan pemeriksaan PCR yang kita lakukan, yang berbeda adalah metode mengambilnya,” kata Direktur P2P Penyakit Menular Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, dalam tayangan Newsline di Metro TV, Senin, 5 Juli 2021
Uji coba metode kumur ini melibatkan 400 sampel pasien covid-19. Metode ini telah melewati riset validasi selama 7 bulan.
“Bagusnya itu beda tipis dengan tes PCR swab hidung. Jadi, untuk PCR kumur untuk Cycle Threshold (Ct) di bawah 35 sensitivitasnya 93,5%. Sedangkan yang swab hidung mencapai 95%,” ujar CEO sekaligus Co-founder Nusantics, Sharlini Eriza Putri, dalam tayangan yang sama.
Metode ini memiliki beberapa kelebihan. Misalnya, kata Putri, menjelaskan sampel metode kumur ini tidak harus disimpan di mesin pendingin.
“Sampelnya bisa ditransfer pada temperatur normal, tidak perlu kulkas. Kemudian dikirim ke lab-lab yang masih punya extra capacity,” jelasnya.
Ia berharap kepala daerah dan ketua RT dapat mengawasi dan mengajarkan masyarakat untuk cara tes PCR metode kumur (gargle) ini dengan benar. (Nadia Ayu)
Jakarta: PT Biofarma bersama perusahaan rintisan teknologi, Nusantics dan GSI Lab, resmi memasarkan tes PCR dengan metode kumur (
gargle) sejak Sabtu, 3 Juli 2021. Bio Saliva, tes PCR dengan metode kumur yang baru dipasarkan ini telah mengantongi izin dari Kementerian Kesehatan (
Kemenkes).
“Ini sama dengan pemeriksaan PCR yang kita lakukan, yang berbeda adalah metode mengambilnya,” kata Direktur P2P Penyakit Menular Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, dalam tayangan
Newsline di
Metro TV, Senin, 5 Juli 2021
Uji coba metode kumur ini melibatkan 400 sampel pasien
covid-19. Metode ini telah melewati riset validasi selama 7 bulan.
“Bagusnya itu beda tipis dengan tes PCR swab hidung. Jadi, untuk PCR kumur untuk
Cycle Threshold (Ct) di bawah 35 sensitivitasnya 93,5%. Sedangkan yang swab hidung mencapai 95%,” ujar CEO sekaligus Co-founder Nusantics, Sharlini Eriza Putri, dalam tayangan yang sama.
Metode ini memiliki beberapa kelebihan. Misalnya, kata Putri, menjelaskan sampel metode kumur ini tidak harus disimpan di mesin pendingin.
“Sampelnya bisa ditransfer pada temperatur normal, tidak perlu kulkas. Kemudian dikirim ke lab-lab yang masih punya
extra capacity,” jelasnya.
Ia berharap kepala daerah dan ketua RT dapat mengawasi dan mengajarkan masyarakat untuk cara tes PCR metode kumur (
gargle) ini dengan benar.
(Nadia Ayu) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)